Menuju konten utama

Kapan Anak Bisa Diperkenalkan Fungsi Pisau?

Tidak ada batasan yang jelas mengenai umur berapa anak bisa mulai belajar menggunakan pisau.

Kapan Anak Bisa Diperkenalkan Fungsi Pisau?
Ilustrasi ajak anak memasak. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Tidak sedikit anak yang memiliki ketertarikan pada dunia memasak. Dan dunia memasak, tidak terlepas dari penggunaan peralatan tajam seperti pisau.

Sayangnya, risiko dalam penggunaan pisau ini menjadi dalih orang tua untuk melarang anak melakukan ketertarikannya pada masak-memasak.

Padahal, mengenalkan aktivitas memasak, akan memberikan dampak positif pada anak.

Psikolog Lucia Peppy Novianti, S.Psi., M.Psi. menyebutkan, memasak dapat menjadi salah satu keterampilan survival kit bagi si kecil. Proses memasak mengajarkan anak untuk mengolah bahan agar dapat dikonsumsi sehingga memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu makan.

"Proses memasak juga akan mengajarkan anak stimulasi pada beberapa hal, seperti melatih indera tubuh mulai dari taktil, penciuman, atau pengelihatan. Kegiatan ini melatih aspek psikomotorik anak, baik motorik kasar maupun halus," papar Peppy yang juga CEO Wiloka Workshop Yogyakarta.

Sebuah artikel di The Guardian, menuliskan bahwa saat-saat di dapur bakal memungkinkan anak untuk mengembangkan keterampilan matematika, sains, dan literasi serta pemahaman yang semuanya penting dalam perjalanan hidup.

Contohnya, adanya aktivitas menghitung berapa banyak wortel yang harus dimasukkan ke dalam panci, menimbang, mengukur jumlah air yang diperlukan. Dengan pengalaman nyata ini anak-anak memiliki pemahaman yang lebih kuat mengenai konsep berhitung atau membaca.

Pengalaman itu pada akhirnya mendorong untuk terus belajar karena mereka mengembangkan rasa percaya diri yang alami terhadap kemampuan mereka sendiri.

Jika dilakukan bersama-sama dengan anggota keluarha di rumah, memasak menjadi sarana membangun kedekatan secara emosional.

Sementara bila proses belajar memasak dikerjakan dengan teman-teman, maka itu akan sekaligus mengajarkan anak untuk berlatih berinteraksi, kerjasama dan bahkan menjadi media berlatih sikap asertif ataupun negosiasi.

Penggunaan pisau pada kegiatan memasak bukan tidak memiliki dampak positif pada anak. Walau terkesan menyeramkan, memberikan kepercayaan pada anak untuk menggunakan pisau, akan memberikan kebebasan pada anak. Anak yang biasanya menolak makanan, akan merasa memiliki kontrol atas makanannya, dengan memilih bahan masakan dan melakukan persiapan memasak.

Membiarkan anak menggunakan pisau saat memasak juga memberikan dorongan anak untuk makan makanan yang tidak disukainya. Misalnya, bila ia tidak menyukai stroberi, memotong-motong stroberi dengan pisau akan memberikan aktivitas yang membuatnya lebih tertarik pada makanan yang tidak diinginkannya.

Aviba Goldfarb, family dinner expert dan founder The Six O'Clock Scramble dalam tulisannya di The Washington Post berpendapat, jika ingin anak-anak menyukai memasak dan mereka sungguh-sungguh tertarik dengan memasak, orang tua pun harus mendukung dan membiarkan mereka bereksplorasi di dapur dan menggunakan pisau.

Ilustrasi ajak anak memasak

Ilustrasi ajak anak memasak. FOTO/iStockphoto

Waktu Perkenalan

Secara teori, Peppy menuturkan tidak ada batasan yang jelas mengenai umur berapa anak bisa mulai belajar menggunakan pisau.

Sehingga usia yang tepat bagi anak mulai menggunakan pisau tentu berbeda-beda tergantung individu dan kondisi anak sendiri.

Hal ini berbeda saat berbicara mengenai ketrampilan tumbuh kembang anak, seperti merangkak atau berbicara, yang memang memiliki range atau batasan usia tertentu untuk mencapai keterampilan tersebut.

Sementara pada perilaku mempelajari penggunaan benda yang berisiko seperti pisau, menurut Peppy merupakan perilaku kompleks. Penggunaan pisau akan meliputi keterampilan motorik halus, kemampuan koordinasi mata tangan, maupun kemampuan bernalar terkait aspek bahaya.

Sehingga saat berbicara mengenai mengenalkan menggunakan pisau pada anak, orang tua dalam hal ini adalah penilai terbaik mengenai kesiapan seorang anak.

“Orang tua perlu mencermati apakah anak sudah terlihat mampu melakukan koordinasi mata dan tangan yang cukup, serta memiliki kemampuan nalar sederhana dalam keseharian, saat akan mempertimbangkan anak menggunakan pisau,” ungkap Peppy.

Kesiapan anak pun juga bisa dinilai dari bagaimana kebiasaan aktivitas anak dengan pisau dalam kesehariannya.

Semakin dini seorang anak didampingi dalam bersikap terhadap benda-benda berbahaya, maka kemampuan kesadaran, sikap, tanggung jawab, dan reaksinya mungkin lebih terasah dibandingkan anak lain yang memiliki usia lebih dewasa.

Beberapa praktisi memasak, mencoba mengenalkan penggunaan pisau sejak usia 18 - 20 bulan agar anak dapat mengeksplor tektur bahan masakan dan gerakan memotong. Di usia ini, anak dapat dibimbing memotong dengan orang tua siap berada di belakang anak, dan bersama-sama memotong sebuah pisang dengan pisau nilon atau plastik. Beberapa praktisi lain, merekomendasikan anak di usia ini menggunakan pisau plastik untuk sekedar mengoleskan selai di roti.

Di usia 2 tahun, orang tua disarankan untuk membiarkan anak mengalami proses memotong (dengan supervisi), yang kadang sulit dilakukan. Dan bersiap membantu bila ia meminta bantuan memotong.

Menginjak usia 3 dan 4 tahun, anak akan lebih pandai menggunakan dan mengontrol pisau yang dipegangnya. Pada usia 7 tahun, anak biasanya telah fasih menggunakan garpu dan juga pisau secara mandiri.

Pada perkembangannya, anak yang telah mengenal penggunaan pisau sejak dini, akan memiliki keahlian menggunakan pisau yang diperlukan untuk kegiatan memasak.

Selanjutnya, orang tua dapat menilai, apakah anak termasuk kalem, bertanggung jawab, dan paham akan aturan keselamatan yang selama ini diajarkan. Bila iya, orang tua akan lebih tenang membiarkan anak melakukan kegiatan memasak.

Utamakan Keselamatan Anak

Meski penggunaan pisau memberikan keterampilan yang berguna pada anak. Masih banyak orang tua yang merasa khawatir dan takut saat sang buah hati belajar menggunakan pisau.

Padahal, dalam pengenalan benda tajam seperti pisau, orang tua hanya perlu mengedukasi seperti saat orang tua mengedukasi tentang panduan keselamatan lainnya. Misalnya, saat orang tua memberitahu anak untuk menggunakan helm selama bersepeda, dan sebagainya.

Jan Billeb, Direktur Eksekutif American Knife & Tool Institute (AKTI) juga mengungkapkan anak-anak harus diberi tahu untuk tidak membawa pisau apa pun di mana pun, seperti ke sekolah atau kegiatan sekolah.

Pilih pisau yang nyaman untuk digunakan, tidak terlalu besar atau berat. Selalu ingatkan anak supaya tidak berlari atau bergerak dengan membawa pisau. Jika perlu bergerak di sekitar dapur dengan pisau, letakkan di samping dan arahkan ke bawah, seperti halnya membawa gunting.

Orang tua harus terus mengajari metode keselamatan tersebut, memberikan contoh, dan mengingatkan akan aturan yang perlu ditaati anak. Dalam penggunaan pisau misalnya, ia hanya boleh menggunakannya saat memasak. Pisau bukanlah mainan yang bisa ia jadikan mainan seperti boneka, dan sebagainya.

Infografik ajak anak memasak

Infografik ajak anak memasak

Pasalnya, melarang sering kali justru gagal menghentikan ketertarikan anak. Sebaliknya, larangan menggunakan pisau saat memasak, justru mengahalangi kesempatan anak mengeksplorasi beragam bahan masakan, dan menghambat bakat dan potensi anak.

“Apabila yang dikhawatirkan adalah risiko saat belajar menggunakan pisau, orang tua perlu melakukan antisipasi atas risiko dan melatih anak terhadap keterampilan itu, daripada melarang atau menutup akses untuk aktivitas yang diinginkan anak,” terang Peppy.

Namun jika memang untuk sementara waktu orang tua masih belum memberikan ijin untuk belajar menggunakan pisau, orang tua pun perlu memastikan terlebih dahulu apa yang menjadi dasar pertimbangan untuk keputusannya itu.

Jangan kemudian hanya menggunakan kalimat larangan ‘pokoknya nggak boleh karena berbahaya’ tanpa ada dasar yang jelas bagi anak.

Setelah yakin, sampaikan kepada anak terkait larangan itu dan beri pemahaman dalam bahasa anak.

Hal ini menurut Peppy dimaksudkan agar anak dapat menangkap maksud orang tua dan menjalankan larangan tersebut. Beri kesempatan untuk negosiasi, sehingga anak tetap memiliki pengharapan bahwa akan datang waktu yang tepat untuk belajar menggunakan pisau.

Faktor keselamatan adalah yang utama sehingga pada proses awal, Peppy menyebut penting untuk mendampingi anak secara intensif sehingga anak akan lebih terampil dan menurunkan risiko.

Pisau merupakan salah satu perangkat tertua di dunia, dan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Perlu keteguhan hati dari orang tua untuk memberikan kepercayaan pada anak dalam mengenalkan penggunaan pisau.

Karena dengan kepercayaan ini, orang tua tidak hanya akan membuka potensi anak, namun juga nilai-nilai kemandirian.

Baca juga artikel terkait TIPS PARENTING atau tulisan lainnya dari MN Yunita

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: MN Yunita
Penulis: MN Yunita
Editor: Lilin Rosa Santi