Menuju konten utama

Kanker Serviks Meningkat, HOGI: Indonesia Perlu Vaksin Nasional

Upaya skrining saja dinilai belum mampu menurunkan jumlah kasus kanker serviks.

Kanker Serviks Meningkat, HOGI: Indonesia Perlu Vaksin Nasional
Kertas dengan tulisan "HPV infection". iStockphoto/Getty Images

tirto.id - Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) Profesor Andrijono SpOG(K) mendorong pemerintah untuk mengadakan program vaksin nasional untuk mengatasi meningkatnya jumlah kasus kanker serviks di Indonesia. Sebab menurutnya upaya skrining saja dinilai belum mampu menurunkan jumlah kasus tersebut.

"Hanya vaksin senjatanya. Makanya saya rekomendasikan untuk diadakan vaksin nasional. Supaya Indonesia bebas kanker serviks. Ini yang belum di Indonesia canangkan. Australia sudah mencanangkan tahun 2030 bebas kanker serviks dengan program vaksin nasional," ujarnya kepada Tirto, Kamis (14/2/2019).

Menurutnya di Indonesia sudah ada upaya untuk menekan angka kanker serviks tersebut dengan cara skining. Namun ia menilai hal itu tidak cukup efektif.

"Skrining itu tidak signifikan [menurunkan jumlah kasus kanker serviks] karena perlu rutin setiap tahun dan belum lagi faktor biayanya juga," ujarnya.

"Kalau skrining itu Australia sudah membuktikan tidak bisa menurunkan kanker serviks. Akhirnya mereka beralih ke vaksin," tambahnya.

Adanya peningkatan angka kasus kanker serviks di Indonesia, ia utarakan dengan merujuk data Globocan 2018 yang menunjukan 32.469 atau 17,2 persen perempuan mengidap kanker serviks.

Dengan angka kematian mencapai 18.279 per tahun, yang berarti ada 50 perempuan Indonesia meninggal dunia dalam satu hari.

Data tersebut meningkat dari tahun 2012, yang menyatakan 26 perempuan Indonesia meninggal dunia setiap hari akibat kanker serviks.

Ia juga mengatakan, temuan Globocan tersebut sesuai dengan penelitian yang pernah ia lakukan pada lima tahun lalu. Bahwa satu dari 1000 perempuan Indonesia menderita kanker serviks.

"Sekitar 80 persen pasien datang dalam stadium lanjut, dan 94 persen pasien stadium lanjut, meninggal dalam waktu dua tahun. Kalau dirata-rata, sekitar 40-60 perempuan meninggal dalam sehari," ujarnya.

Pada kesempatan yang lain, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono untuk menekan kasus kanker serviks di Indonesia, diupayakan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).

Baca juga artikel terkait KANKER SERVIKS atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Nur Hidayah Perwitasari