Menuju konten utama

Kampung Buku Jogja 2016 Usung Tema Waktu

Kampung Buku Jogja (KBJ) 2016 mengusung tema “Waktu” diambil dari pemaknaan Zarathustra akan waktu. Di mana ia, menganggap kehidupan adalah bertarung dan bermain-main dengan waktu, tanpa di mensi waktu yang akan datang tak akan ada kehidupan masa sekarang.

Kampung Buku Jogja 2016 Usung Tema Waktu
Poster Kampung Buku

tirto.id - Kampung Buku Jogja (KBJ) 2016 mengusung tema “Waktu” diambil dari pemaknaan Zarathustra tentang waktu. Di mana ia, menganggap kehidupan adalah bertarung dan bermain-main dengan waktu, tanpa dimensi waktu yang akan datang tak akan ada kehidupan masa sekarang.

Penyelenggara KBJ percaya buku mengalami pertarungan dalam waktu dalam bentuk praksis yang tidak tunggal berupa refleksi, kohesi, koinsidensi, dan kalkulasi. Buku merupakan medium untuk refleksi dan kohesi yang dalam waktu bersamaan terjadi pula kalkulasi serta koinsidensi.

“Di setiap zaman, selalu lahir orang-orang yang menilai buku sebagai refleksi dan kohesi. Pada saat yang sama muncul orang-orang yang menempatkan buku sebagai kalkulasi dan koinsidensi. Waktu yang berdetak tanpa henti lantas menampakkan rekaman lainnya: potret-potret kegagalan upaya mengombinasikan dua kutub tersebut,” kata tim penyelenggara KBJ dalam siaran persnya yang diterima tirto, Selasa (4/10/2016).

Pertumbuhan dunia perbukuan yang terus bertarung dengan waktu juga tampak dalam masalah-masalah yang menimpanya. Para pembuat buku di pelbagai kawasan dan pelbagai zaman mengalami banyak sekali ancaman, pelarangan, penyitaan, bahkan pembakaran buku. Buku, yang keberadaannya sudah teruji oleh waktu, menjadi tampak ringkih, lungkrah, dan payah. Kohesi sosial seperti tidak mampu diwujudkan oleh buku. Refleksi pun menguap ke sudut entah. Buktinya, kasus-kasus pekat itu belum berhenti hingga hari ini.

Waktu yang sedang kita jalani di ranah perbukuan adalah kenyataan aktual dan faktual yang tidak bisa kita elakkan. Dalam beberapa segi, waktu pula yang melahirkan perubahan-perubahan mutakhir di dunia buku. Perkembangan teknologi, dinamika pola pemasaran, pergantian generasi pembaca, serta kemandekan olah gagasan dalam karya merupakan beberapa persoalan yang saat ini dialami stakeholder perbukuan. Namun, seperti kata Zarathustra, “pertarungan merupakan keniscayaan.”

Hal-hal itu pula yang membuat kehidupan di dunia perbukuan tidak stagnan. Nafasnya selalu ada, kita hanya perlu terus-menerus menghelanya secara ritmis.

Melalui kegiatan KBJ para pencinta buku akan memiliki waktu terbaik bagi dirinya untuk mendapatkan buku-buku yang dilahirkan karena landasan refleksi dan kohesi. Kegiatan ini juga merupakan upaya memanjangkan usia kreativitas, karena pertarungan dan permainan paling mengesankan di sepanjang waktu kita adalah hidup secara kreatif.

“Di “kampung” ini pula buku tidak akan hadir sebagai “pemerkosa waktu” melainkan “penempuh waktu”. Itulah sebab kami juga menjadikan kegiatan ini bukan sebagai lanjaran niaga belaka, tetapi ajang bagi penulis, pencipta karya, penerbit, pembaca, dan pencinta buku untuk merayakan kreativitas melalui buku,” pungkas tim penyelenggara KBJ.

Kegiatan KBJ 2016 akan diramaikan oleh penerbit buku, toko buku online dan toko buku alternatif, kolektor buku langka, dan penerbit buku indie di Yogya maupun dari luar Yogya, mulai tanggal 6 sampai 8 Oktober 2016. Acara dimulai pada 11.00-21.00 WIB. Tempat pelaksanaan di Food Park UGM.

Baca juga artikel terkait BUKU atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Humaniora
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh