Menuju konten utama

Kampanye Terbuka Dinilai Jadi Ajang Capres Rebut Suara Minoritas

Kampanye umum terbuka dinilai akan menjadi ajang capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mencari basis pendukung tambahan dari kelompok minoritas agama.

Kampanye Terbuka Dinilai Jadi Ajang Capres Rebut Suara Minoritas
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (ketiga kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (keempat kiri) berfoto bersama seusai mengikuti debat capres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Guma.

tirto.id - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai rapat kampanye umum terbuka memang akan menjadi ajang capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mencari basis pendukung tambahan dari kelompok minoritas agama. Hal ini karena pendukung berbasis agama Islam sebenarnya sudah menetapkan pilihannya.

Pendukung Islam di barisan Prabowo-Sandiaga Uno bisa dikatakan mengikuti hasil dari Ijtima Ulama. Sedangkan pendukung dari Joko Widodo-Ma'ruf Amin berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama dan Majelis Ulama Indonesia. Kelompok minoritas menjadi basis pendukung yang diperebutkan.

Namun, kubu 02 bisa menggunakan Prabowo untuk menggaet mereka. Menurut Adi, hal itu karena Prabowo termasuk keluarga yang sangat plural.

"Di daerah-daerah beragama mayoritas, Prabowo menjadi penting, bukan Sandiaga," kata Adi kepada Tirto, Selasa (26/3/2019). "Wilayah-wilayah minoritas sudah betul Prabowo."

Hal ini karena latar belakang keluarga Prabowo adalah Kristen. Prabowo dianggap bisa menarik pendukung dari Bali, Manado, dan Papua yang pada tahun 2014 lalu dimenangkan oleh Jokowi dan penduduknya beragama minoritas.

Sedangkan di kubu 01, orang yang akan bergerak untuk bisa merangkul kaum minoritas adalah Jokowi. Adi menganggap Ma'ruf tidak memiliki rekam jejak yang baik kepada kaum minoritas. Selain kasus yang melibatkan Basuki Tjahaja Purnama, Ma'ruf juga membuat fatwa yang cenderung menguntungkan kelompok Islam konservatif.

Oleh sebab itu, Adi juga memandang, kunjungan Ma'ruf ke banyak ke daerah yang basis penduduknya beragama Islam, misalnya Banten dan Jawa Barat.

"Kadang diutus capres dan cawapres yang dianggap paling plural ke daerah tersebut. [...] Kalau di kubu 01 ya Jokowi," tegasnya.

Pada hasil lembaga survei Charta Politika Indonesia yang dirilis hari Senin (25/3/2019), pada kategori sosok yang paling toleran terhadap minoritas, Jokowi dan Prabowo memang mendapat angka cukup tinggi.

Dari 2.000 responden survei, 39,3 persen percaya Jokowi sosok yang toleran, sedangkan 20,8 persen percaya Prabowo sosok yang toleran.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Maya Saputri