Menuju konten utama

Kamis Putih: Makna Pembasuhan Kaki Bagi Umat Katolik

Paus Fransiskus pernah mencium dan membasuh kaki para migran Muslim, Hindu, Katolik dan Kristen sebagai bentuk solidaritas terhadap serangan bom di Brussel.

Kamis Putih: Makna Pembasuhan Kaki Bagi Umat Katolik
Umat Katolik mengikuti mengikuti jalannya Misa Kamis Putih di Gereja Katedral, Jakarta, Kamis (29/3/2018). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

tirto.id - Seluruh umat Katolik di dunia merayakan Kamis Putih yang jatuh pada 29 Maret 2018. Dalam tradisi Gereja Katolik, Kamis Putih adalah simbol dari Trihari Suci menjelang perayaan Paskah yang dikenang sebagai hari kebangkitan Yesus Kristus dari kematiannya di kayu salib.

Kamis Putih secara khusus mengenang malam perjamuan terakhir Yesus bersama dua belas muridnya. Yang disertai dengan membasuh kaki para murid sebagai simbol pelayanan tulus dari seorang pemimpin.

Tradisi ini terus dipertahankan dan masih terus ada di setiap perayaan Kamis Putih. Tradisi ini sekaligus menyatakan bahwa pelayanan dan cinta kasih Kristus bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani.

Makna pembasuhan kaki di hari Kamis Putih juga untuk menyatakan bahwa Kristus melayani sesama dengan rendah hati dan penuh cinta kasih.

Hal-hal baik yang bisa dipelajari dari perayaan Kamis Putih antara lain: mempelajari tentang makna pelayanan, kerendahan hati, kebersamaan, dan kesederhanaan. Semua ini untuk memberikan pelajaran keteladanan mengenai penghormatan.

Langkah Yesus yang membasuh kaki muridnya adalah tindakan simbolis yang menyimbolkan penyerahan diri, pembersihan, pengampunan, pembaharuan, kerendahan hati, dan keinginan untuk menjadi hamba yang mau melayani. Termasuk orang yang hina sekalipun.

Untuk diketahui, pada hari Kamis Putih 2016 lalu, pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Paus Fransiskus pernah melakukan ritual mencium dan membasuh kaki para migran Muslim, Hindu, Katolik dan Kristen.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas di tengah sentimen anti-migran untuk meningkatkan tali persaudaraan pasca-serangan bom di Brussel, Belgia.

Sejumlah migran yang mengikuti proses pembasuhan kaki itu ada yang meneteskan air mata.

Dalam kesempatan itu, Paus mengecam keras serangan bom di Brussels dan orang-orang di balik kekerasan tersebut. "Ada produsen, pedagang senjata yang menginginkan darah, bukan perdamaian; mereka menginginkan perang, bukan persaudaraan," kata Paus seperti dikutip Washington Post.

Baca juga artikel terkait PERAYAAN PASKAH

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto