Menuju konten utama

Kamera HP Terbaik: Ada di Ponsel Mahal atau Murah?

Teknologi kamera di ponsel pintar telah berkembang sedemikian pesat. Menipiskan jarak ponsel mahal dan ponsel murah.

Kamera HP Terbaik: Ada di Ponsel Mahal atau Murah?
Google Pixel 3. FOTO/blog.google

tirto.id - Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, teknologi kamera di ponsel pintar telah berkembang sedemikian pesat. Kini, jarak lebar antara kamera prosumer dengan kamera di ponsel pintar sudah terkikis habis, khususnya pada ponsel-ponsel pintar unggulan dengan harga selangit. Tapi, benarkah kamera terbaik ada pada ponsel-ponsel mahal tersebut?

Perkenalkan moda Night Sight. Moda tersebut merupakan salah satu fitur kamera yang diluncurkan Google dalam ekosistem ponsel pintar Pixel mereka. Oleh banyak pengamat teknologi, fitur Night Sight disebut-sebut sebagai revolusi pada kamera ponsel pintar.

Bagaimana tidak? Karena fitur inilah kamera ponsel Pixel mampu menghasilkan gambar dengan hasil yang nyaris menyamai kamera prosumer berharga puluhan juta ketika menangkap foto pada kondisi pencahayaan yang super minim. Ini semua dicapai tanpa menggunakan alat bantu berupa flash dan murni bergantung pada pengolahan gambar via olahan software ataupun machine learning.

Popular Science melaporkan moda Night Sight mengkombinasikan sejumlah frame layaknya moda HDR. Namun, dalam moda ini sebagian frame ditangkap dengan eksposur panjang hingga dua detik. Proses ini kemudian dikombinasikan dengan detail gambar yang ditangkap kamera pada frame dengan eksposur pendek untuk mendapatkan gambar yang tajam.

Untuk memperkecil noise (gangguan berupa bercak-bercak putih kasar dan jelek yang muncul ketika mengambil gambar pada keadaan gelap) pada gambar, Google menggunakan teknologi software khusus untuk menganalisis sejumlah frame yang ditangkap dan mengenali noise yang muncul. Setelahnya, software akan menghilangkan noise tersebut.

Pada kamera prosumer, noise ditekan dengan menggunakan ukuran sensor yang besar—hal yang hampir muskil disematkan pada badan ponsel pintar.

Para komentator smartphone pun memujinya. “[Night Sight] mungkin akan mengubah permainan fotografi ponsel,” tulis jurnalis The Verge Vlad Savov kala mencoba fitur tersebut untuk pertama kali pada Oktober lalu.

Jika menilik hasil foto-fotonya, jangan heran Anda akan tergiur untuk membelinya. Sayangnya, harga dari ponsel-ponsel pintar Pixel mungkin sulit untuk dijangkau oleh mereka yang tidak rela untuk mengeluarkan uang lebih dari 10 juta rupiah hanya untuk sebuah ponsel pintar. Jajaran ponsel Pixel memilih harga jual yang hampir serupa dengan ponsel pintar iPhone dari Apple yang bagi banyak orang kelewat mahal.

Lini Pixel Google memang sudah terkenal dengan kamera ciamiknya sejak seri pertama diluncurkan. Kala itu, kamera Pixel sempat dinobatkan sebagai kamera ponsel pintar yang memiliki skor tertinggi dalam daftar penilaian DxOMark, sebuah institusi independen yang memang khusus mengukur kualitas gambar produksi ponsel pintar, kamera serta lensa kamera, pada 2016 lalu.

Pertanyaannya, seberapa jauhkah perbedaan kualitas foto antara ponsel-ponsel mahal seperti Pixel, Galaxy S ataupun iPhone dengan, misalnya, ponsel-ponsel murah seperti Pocophone besutan Xiaomi? Apakah uang yang kita keluarkan bakal sepadan dengan hasil foto yang kita dapatkan dari ponsel-ponsel itu?

Survei kecil yang dilakukan oleh YouTuber teknologi ternama asal Amerika Serikat, Marques Brownlee, mungkin bisa menjawab pertanyaan tersebut.

Pilih Mahal atau Murah?

Dalam video sepanjang hampir dua puluh menit, warganet diajak menilai 16 ponsel pintar yang dianggap memiliki hasil foto yang terbaik sekaligus.

Ponsel-ponsel pintar tersebut termasuk Samsung Galaxy Note 9, iPhone X, iPhone Xs, Huawei Mate 20 dan P20 Pro, LG V40, Google Pixel 2 dan Pixel 3, Razer Phone 2, BlackBerry KEY2, RED Hidrogen, Moto Z2, OnePlus 6T, HTC U12+, Pocophone, dan Palm yang baru-baru ini diluncurkan.

Brownlee melakukan poling terhadap sejumlah hasil foto dari masing-masing ponsel melalui akun Twitter dan Instagram miliknya. “Instagram adalah platform yang masuk akal [untuk digunakan] karena di sanalah orang biasanya melihat foto,” jelas Brownlee.

Warganet diminta memilih foto terbaik di antara dua foto yang diperbandingkan. Yang menang akan lanjut ke ronde berikutnya, melawan foto hasil ponsel lain yang memenangkan ronde lainnya dalam sebuah kompetisi dengan sistem gugur.

Brownlee mengklaim bahwa poling tersebut diikuti jutaan partisipan dan berlangsung selama dua minggu. “Ada lebih dari lima juta vote di Instagram Stories serta satu juta lebih di Twitter,” kata Brownlee.

Hasilnya cukup mengagetkan. Ponsel Blackberry mengalahkan iPhone XS. Pocophone, sementara itu, mengalahkan iPhone X dan Galaxy Note 9. Huawei Mate 20 pro jadi juara setelah mengalahkan Pocophone pada ronde final.

“Jujur saja, saya terkejut dengan hasilnya ... pocophone, yang benar saja,” kata Dave Lee, YouTuber teknologi asal Kanada mengomentari hasil poling tersebut sembar tertawa tak percaya.

Dalam video ini, Brownlee dan beberapa YouTuber lainnya menemukan bahwa orang secara konsisten lebih menyukai foto yang memiliki eksposur, kecerahan, kontras, dan saturasi lebih mencolok dibandingkan foto yang memproduksi warna dan kecerahan lebih natural. “Foto yang lebih cerah, hampir selalu menang,” ujar Brownlee.

Kualitas detail dan ketajaman foto, lanjutnya, menjadi hal yang tidak berarti di media sosial karena kompresi ukuran yang secara otomatis diberlakukan pada foto-foto yang diunggah. Ini berarti foto-foto produksi ponsel-ponsel pintar menjadi tidak ada artinya ketika diunggah di media sosial, karena sebagian besar memang menjual ketajaman foto sebagai bagian dari kualitas produksi foto ponsel-ponsel tersebut.

“Kita saat ini berada pada waktu di mana teknologi [kamera] tidak ada yang benar-benar buruk,” sebut Jonathan Morrison, seorang YouTuber teknologi lainnya.

Infografik Kamera ponsel masa kini

Sebagai catatan, Pocophone besutan Xiaomi memiliki harga jauh dibandingkan dengan ponsel pintar seperti iPhone Xs ataupun Google Pixel 3. Pocophone dijual dengan harga sekitar 5 juta rupiah di Indonesia, sementara iPhone X dijual setidaknya dengan harga tiga kali lebih mahal, sekitar 15 juta lebih.

Seperti dilaporkan oleh ZDnet, dengan makin matang dan jenuhnya pasar ponsel pintar, produsen ponsel seperti Huawei dan Samsung saat ini memang makin menggenjot sektor kamera sebagai salah satu nilai jualan utama dari produk-produk mereka.

Para produsen tersebut tidak salah. Mengutip studi Comtech pada 2014, PetaPixel melaporkan 36 responden menyatakan bahwa kualitas kamera adalah faktor ketiga terpenting yang mereka pertimbangkan saat membeli ponsel pintar.

Kendati tak dilakukan dengan metodologi yang ketat, setidaknya survei Brownlee menunjukkan bahwa jepretan gambar yang bagus tak melulu membutuhkan ponsel pintar dengan harga selangit.

Baca juga artikel terkait SMARTPHONE atau tulisan lainnya dari Ign. L. Adhi Bhaskara

tirto.id - Teknologi
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Windu Jusuf