Menuju konten utama

Kalender Puasa Sunnah Februari: Rajab, Ayyamul Bidh, Senin-Kamis

Bulan Februari 2021 ini terdapat puasa sunnah Senin-Kamis, puasa Daud, puasa ayyamul bidh dan disunnahkan memperbanyak puasa di bulan Rajab.

Kalender Puasa Sunnah Februari: Rajab, Ayyamul Bidh, Senin-Kamis
ilustrasi anak berdoa. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Puasa adalah amalan yang Allah sendiri akan membalasnya dengan kebaikan. Hal itu disebabkan setiap muslim yang menjalakannya melakukan banyak kebaikan di dalamnya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), 'Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.'” (HR. Muslim no. 1151)

Di Februari 2021 ini terdapat dua pertemuan bulan dalam kalender hijriah. Dari 1-12 Februari 2021, bertepatan dengan 19-30 Jumadil Akhir 1442 hijriah. Sementara pada 13-28 Februari 2021, bertepatan dengan 1-16 Rajab 1442 hijriah.

Dan, sepanjang bulan Februari tersebut terdapat sejumlah puasa sunnah yang bisa dikerjakan. Berikut jenis puasa sunnah bulan ini yang sangat disayangkan apabila ditinggalkan.

1. Puasa Senin dan Kamis

Puasa ini adalah puasa sunnah mingguan. Umat Islam dapat melaksanakannya setiap hari Senin dan Kamis. Tata caranya sama seperti puasa Ramadhan yang diawali dengan sahur, lalu berpuasa mulai adzan subuh dikumandangkan dan berbuka di waktu maghrib.

Beberapa keutamaan puasa Senin dan Kamis yaitu orang yang melaksanakannya berada di hari diangkatnya amalan. Selain itu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam memberikan tuntunan dengan biasa menaruh pilihan puasa di waktu Senin dan Kamis.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi no. 747. At Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan ghorib. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih lighoirihi)

2. Puasa Daud

Puasa Daud adalah puasa sunnah yang dilakukan dengan sehari berpuasa, lalu sehari tidak berpuasa. Ini adalah puasa yang dilakukan oleh Nabi Daud 'alaihissallam. Dasar tuntutannya ada di dalam hadits shahih.

“Kerjakanlah puasa yang paling afdol di sisi Allah, yaitu Puasa Daud. Beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari”(HR Muslim, dari Abdullah bin Amr Al’Ash).

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Jurnal Empati, volume 9 (April 2020), dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung menyebutkan, puasa Daud awalnya mungkin berat dijalankan karena dilaksanakan satu hari berbuka dan satu hari berpuasa. Hanya saja, pada subjek yang telah melakukannya dua tahun, didapati manfaat lebih mampu untuk mengontrol emosi dan lebih mudah menahan nafsu kepada lawan jenis.

3. Puasa ayyamul bidh

Puasa ayyamul bidh adalah puasa tiga hari berturut-turut di pertengahan bulan hijriah, yaitu pada tanggal 13,14,15 setiap bulannya. Pada Februari 2021 ini, ayyamul bidh dapat dilaksanakan pada 25-27 Februari 2021. Dasar tuntunan syariat ini ada di dalam hadits shahih dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

“Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: berpuasa tiga hari setiap bulannya, mengerjakan shalat Dhuha, mengerjakan shalat witir sebelum tidur." (HR. Bukhari no. 1178).

Keutamaan melaksanakan puasa ayyamul bidh seperti berpuasa sepanjang tahun. Ini seperti yang disabdakan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam dari Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash. “Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari no. 1979)

Adakah puasa di hari-hari tertentu Bulan Rajab?

Rajab adalah salah satu bulan mulia dalam Islam selain Dzulhijjah, terus Dzulqa‘dah, terakhir bulan Sya‘ban. Di bulan-bulan tersebut dianjurkan untuk lebih banyak berpuasa sunnah. Namun, bukan berarti hal itu seperti melaksanakan puasa satu bulan penuh seperti bulan Ramadhan yang hukumnya wajib.

Perintah untuk lebih banyak berpuasa tidak khusus diwajibkan pada Rajab saja. Semua bulan mulia sama-sama disunnahkan untuk berpuasa. Namun, agar umat Islam tidak sampai membuat puasa di bulan Rajab sebagai hal yang wajib selama sebulan penuh, Umar bin Khattab pernah memaksa seseorang untuk makan dan tidak berpuasa.

”Janganlah engkau menyamakan puasa di bulan ini (bulan Rajab) dengan bulan Ramadhan,” kata Umar seperti dibawakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Al Fatawa, 25/290.

Sementara itu, tidak ada tuntutan melakukan puasa di bulan Rajab pada waktu atau tanggal tertentu. Imam Ahmad bin Hambal mengatakan,"Sebaiknya seseorang tidak berpuasa (pada bulan Rajab) satu atau dua hari.” Lalu, Imam Asy Syafi'i menyatakan, ”Aku tidak suka jika ada orang yang menjadikan menyempurnakan puasa satu bulan penuh sebagaimana puasa di bulan Ramadhan.”

Sementara itu laman NU menganjurkan umat Islam untuk melaksanakan puasa sunnah sebanyak-banyaknya, apalagi di bulan haram (mulia). Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu‘in mengatakan, "Bulan paling utama untuk ibadah puasa setelah Ramadhan ialah bulan-bulan yang dimuliakan Allah dan Rasulnya. Yang paling utama ialah Muharram, kemudian Rajab, lalu Dzulhijjah, terus Dzulqa‘dah, terakhir bulan Sya‘ban."

Oleh sebab itu, jangan lewatkan berbagai puasa sunnah yang ada di bulan Februari 2021 ini. Jika sudah terbiasa dengan puasa Senin - Kamis, ayyamul bidh, atau puasa Daud sebaiknya tetap dilaksanakan.

Baca juga artikel terkait KALENDER PUASA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani