Menuju konten utama

Kadis LH DKI Sebut Tak Ada Kepastian Soal Hujan Buatan di Jakarta

BPPT tawarkan opsi pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca atau biasa juga disebut Hujan Buatan.

Kadis LH DKI Sebut Tak Ada Kepastian Soal Hujan Buatan di Jakarta
Warga mengunjungi Monumen Nasional (Monas) di Jakarta, Sabtu (22/6/2019). Kawasan tugu Monas menjadi salah satu titik konsentrasi masyarakat merayakan HUT ke-492 DKI Jakarta . ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.

tirto.id - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih, merespons soal polemik hujan buatan antara Pemprov DKI Jakarta dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Hujan buatan ini dinilai sebagai solusi untuk kualitas udara buruk di Jakarta.

Menurut Andono, hujan buatan belum terlalu dibutuhkan karena saat ini Jakarta sudah mulai hujan. Selain itu, kata dia, belum ada kepastian yang jelas antara pihaknya dan BPPT mengenai penerapan hujan buatan di Jakarta.

"Kan sekarang sudah mulai hujan. Ya, maksudnya opsi itu kemarin di puncak-puncaknya itu kita buka, didiskusiin tapi belum ada [kepastian]. Belum [ada kepastian]," kata Andono saat ditemui di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (8/7/2019) sore.

Ia menyampaikan pesan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengatakan, apa pun akan dilakuakn untuk warga dan kota Jakarta yang lebih baik, termasuk menggunakan teknologi hujan buatan jika diperlukan.

"Jadi opsinya dipelajari semua. [Kalau anggaran] kan belum tahu. Ini nanti BPPT sama BMKG semuanya dibahas. BPPT punya, teknologi kita punya masalah, jadi kan kita ingin memanfaatkan," kata Andono.

Menanggapi isu polusi udara yang melanda wilayah DKI Jakarta, BPPT tawarkan opsi pemanfaatan Teknologi Modifikasi Cuaca atau biasa juga disebut Hujan Buatan.

Kepala BPPT Hammam Riza, melalui pesan instan, Kamis (4/7/2019), mengatakan bahwa saat ini pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah DKI Jakarta, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), TNI Angkutan Udara, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia.

Lebih lanjut, Hammam menuturkan terkait pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) itu, serta seperti apa kesiapan BPPT dalam melakukan operasi TMC atau hujan buatan, dalam mendukung Pemprov DKI mengatasi polusi udara.

“TMC di sini pertama bukan TMC Polri ya. Tapi, TMC yang dilakukan oleh BPPT melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC), adalah sebuah pemanfaatan teknologi yang berupaya inisiasi ke dalam awan. Agar proses yang terjadi di awan lebih cepat, dibandingkan dengan proses secara alami,” paparnya.

Hujan buatan, tambah Hammam, tidak dapat diartikan secara harfiah sebagai pekerjaan membuat hujan, karena teknologi ini berupaya untuk meningkatkan dan mempercepat jatuhnya hujan.

Caranya dengan melakukan penyemaian awan (cloud seeding) menggunakan bahan-bahan yang bersifat higroskopik (menyerap air) sehingga proses pertumbuhan butir-butir hujan dalam awan akan meningkat dan selanjutnya akan mempercepat terjadinya hujan.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merespons tawaran Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk menyediakan program hujan buatan guna mengurangi udara buruk di Jakarta, yang beberapa waktu lalu ramai dikeluhkan warga Jakarta.

Namun, Anies menilai BPPT "offside" alias kebablasan karena telanjur mengumumkan wacana tersebut namun persiapannya belum matang.

"Soal hujan, nanti sesudah matang baru diumumkan. Menurut saya BPPT offside tuh, jadi sebelum matang, sebelum semuanya siap baru kita [umumkan]. Kalau tidak, hanya menjadi perdebatan saja. Jadi kita ingin agar langkah-langkah untuk membereskan masalah kualitas udara Jakarta ini bukan langkah-langkah jangka pendek saja. Tapi juga jangka panjang. Nah ini jangka pendek sedang kita bicarakan," kata Anies saat ditemui di Balai Agung, Balaikota, Jumat (5/7/2019) pagi.

Baca juga artikel terkait KUALITAS UDARA JAKARTA atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Alexander Haryanto