Menuju konten utama

Kadis Kehutanan Sebut Jakarta Kekurangan Lahan Makam Strategis

Kepala DKPP DKI Jakarta Djafar Muchlisin mengatakan, saat ini ibu kota kekurangan lahan pemakaman strategis.

Kadis Kehutanan Sebut Jakarta Kekurangan Lahan Makam Strategis
Ilustrasi. Pemandangan pemakaman umum Menteng Pulo, Jakarta, Jumat (5/8). Antara foto/rosa panggabean/ama/16.

tirto.id - Kepala Dinas Kehutanan, Pertamanan, dan Pemakaman (DKPP) DKI Djafar Muchlisin menyebut bahwa lahan pemakaman di DKI saat ini hanya dapat bertahan hingga dua tahun mendatang. Namun, lokasi lahan tersebut tidak berada di tempat-tempat strategis di Jakarta.

Hal tersebut kerap dikeluhkan oleh masyarakat, saat mencari TPU yang masih tersedia. "Saat ini ketersediaan lahannya itu masih cukup ya. Yang tidak cukup ialah yang lahan strategis," ujar Djafar saat ditemui di DPRD, Kamis (13/9/2018).

Lokasi pemakaman strategis yang dimaksud Djafar antara lain seperti TPU Menteng Pulo, Tanah Kusir, dan Pondok Kelapa.

Jika semua masyarakat lebih memilih memakamkan kerabatnya di lokasi-lokasi strategis, kata Djafar, maka ketimpangan lahan pemakaman sudah di depan mata.

"Pasti akan ada satu tempat penuh, sedangkan di satu tempat lainnya enggak. Contoh Pondok Ranggon kan masih banyak. Termasuk Tegal Alur, karena ini lokasinya di pinggiran kurang strategis ini makanya kurang peminat," imbuhnya.

Menurut Djafar, saat ini instansinya tengah kesulitan mencari lahan pemakaman. Dari anggaran sekitar Rp390 miliar yang dialokasikan di APBD untuk melakukan pembelian lahan TPU, baru ada Rp10 Miliar yang terserap hingga saat ini.

Anggaran itu masuk ke dalam daftar pembelian lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada dalam APBD-Perubahan 2018, dan telah disetujui untuk ditambahkan hingga Rp400 Miliar.

Hingga akhir tahun nanti, DKPP menargetkan ada 43,4 hektar lahan yang bisa dibebaskan untuk RTH termasuk pemakaman. Adapun kendala pembelian lahan itu, ujar dia, "karena kan kita menunggu usulan dari warga."

Baca juga artikel terkait LAHAN MAKAM STRATEGIS atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yandri Daniel Damaledo