Menuju konten utama

Kadin Dorong Biji Karet Dimanfaatkan Sebagai Campuran Bahan Bakar

Pengusaha mendorong agar karet dijadikan bahan campuran bahan bakar untuk mengatasi oversuplly dan jatuhnya harga.

Kadin Dorong Biji Karet Dimanfaatkan Sebagai Campuran Bahan Bakar
Pekerja menyadap karet di perkebunan karet Cigentur, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (3/1/2020). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/nz

tirto.id - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong penerapan teknologi bahan bakar nabati untuk mendukung kesinambungan industri berbasis karet alam.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian, Johnny Darmawan, mengatakan, langkah tersebut perlu diambil lantaran komoditas karet mengalami kelebihan suplai dan tak terserap di dalam negeri.

Bersama dengan Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI), Kadin mengusulkan agar karet dijadikan bahan campuran bahan bakar minyak agar serapan meningkat.

"Agar petani tidak tambah rugi maka harus ada upaya lain untuk meningkatkan ketahanan para petani melalui pemanfaatan karet dan biji karet sebagai bahan baku bahan bakar nabati selain kelapa sawit,” kata Johnny di Menara Kadin Indonesia, Rasuna Said Jakarta Selatan, Senin (20/1/2020).

Sebagai negara penghasil karet terbesar di dunia, dengan total produksi pada tahun 2019 mencapai 3,55 juta ton/tahun, dan luas seluruh area perkebunan karet di Indonesia mencapai 3,4 juta hektar, karet di Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal.

Hal tersebut, menurut Johnny, dapat dilihat dari bijih karet yang masih dianggap sebagai limbah kendati dapat dikembangkan menjadi bahan bakar nabati sesuai dengan harga keekonomiannya.

“Hasil utama yang diambil dari tanaman karet adalah latex. Sementara biji karet masih belum dimanfaatkan dan dibuang sebagai limbah,” katanya.

Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane mengatakan, karet termasuk tanaman perkebunan non pangan yang saat ini produksinya sudah sudah surplus tapi tidak semuanya terserap oleh pasar.

Karet juga termasuk dalam kategori tanaman bioenergi multiguna yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi bahan baku bahan bakar nabati dengan dukungan kebijakan pemerintah yang telah mencukupi.

Menurut Aziz, Potensi pemanfaatan karet di luar industri ban semakin terbuka lebar pasca terbitnya beberapa kebijakan terkait penggunaan energi alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak untuk jenis diesel/solar.

Biodiesel dapat diaplikasikan baik dalam bentuk 100 persen (B100) atau campuran dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu seperti B20.

"Pemanfaatan biji karet sebagai biodiesel sangat terbuka lebar," jelasnya.

Dengan kandungan minyak di dalam daging biji karet mencapai 45,63 persen, tanaman karet dapat menghasilkan 800 biji karet untuk setiap pohonnya per tahun.

Pada lahan seluas 1 hektar, dapat ditanami sebanyak 400 pohon karet.

Maka untuk lahan seluas 1 hektar diperkirakan dapat menghasilkan 5.050 kg biji karet/tahun. Rendemen minyak biji karet (kering) yaitu 40-50 persen, sehingga diperkirakan setiap hektar tanaman karet berpotensi menghasilkan 1000 liter minyak.

"Selain banyak digunakan untuk industri ban, karet saat ini telah banyak digunakan untuk industri lain seperti bahan baku campuran aspal, bantalan Jembatan serta berpotensi untuk pemanfaatan bahan bakar nabati," tandasnya.

Baca juga artikel terkait KARET atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Hendra Friana