Menuju konten utama

Kadin akan Lakukan Sosialisasi Perjanjian EFTA ke Pelaku Usaha

KADIN akan sosialisasikan perjanjian dagang dengan EFTA untuk memfasilitasi para pelaku usaha.

Kadin akan Lakukan Sosialisasi Perjanjian EFTA ke Pelaku Usaha
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh berfoto bersama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, CEO Grup Lippo James Riady, Ketua DPR Bambang Soesatyo dan sejumlah anggota Kadin lainnya saat menghadiri acara HUT ke-50 Kadin di Jakarta, Senin (24/9/2018). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id - Kamar Dagang Dan Industri Indonesia (KADIN) akan melakukan sosialisasi terkait hasil perjanjian hubungan bilateral antara Indonesia dan European Free Trade Association (EFTA) yang diresmikan pada Minggu (16/12/2018).

"Agar perjanjian dagang ini bisa memberi manfaat yang signifikan, Kadin akan melakukan sosialisasi ke daerah-daerah untuk memfasilitasi para pelaku usaha di sana. Kemudian KADIN juga akan memanfaatkan FTA Centre untuk memfasilitasi implementasi dari perjanjian dagang dan terus melakukan business matching agar kemitraan antar pengusaha dapat dibangun," tertulis dalam rilis pada Minggu (16/12/2018).

Shinta Widjaja Kamdani, Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Hubungan Internasional, juga menyampaikan bahwa perjanjian ini mencakup deklarasi untuk mengembangkan sejumlah sektor dan membuka ruang untuk bertukar sumber daya manusia (SDM).

"Plus-plus ini penting bagi pelaku usaha Indonesia karena kita mau mengembangkan industri manufaktur, tetapi masih ada kesenjangan SDM antara tenaga ahli yang dibutuhkan industri dengan ketersediaannya. Selain itu, Norwegia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 240 ribu pulau memiliki keahlian yang bisa dibagi dengan kita dalam mengelola sumber daya maritimnya,” kata Shinta.

EFTA terdiri dari empat negara, yakni Liechtenstein, Islandia, Norwegia, dan Swiss. Untuk saat ini, baik Indonesia maupun EFTA, masih menunggu proses ratifikasi di parlemen.

“Kami sebagai perwakilan pelaku usaha sangat mendukung usaha pemerintah dalam meningkatkan daya saing nasional melalui IE EFTA ini. Negara anggota EFTA memiliki potensi yang luar biasa sebagai sumber investasi utama khususnya dalam hal teknologi tinggi dan kesehatan," kata Shinta.

Perjanjian Indonesia EFTA CEPA merupakan perjanjian ketiga yang diselesaikan selama satu tahun terakhir, setelah Indonesia-Chile CEPA (14 Desember 2017) dan Indonesia-Australia CEPA (31 Agustus 2018).

"Kadin sangat berharap pemerintah bisa meneruskan momentum yang sangat baik ini dengan segera juga menyelesaikan proses perundingan IEU CEPA [Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement]," kata Shinta.

Baca juga artikel terkait PERJANJIAN DAGANG atau tulisan lainnya dari Fadiyah Alaidrus

tirto.id - Bisnis
Reporter: Fadiyah Alaidrus
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Maya Saputri