Menuju konten utama
Periksa Data

Kabinet Indonesia Maju: Ketika Menteri-Menteri Jokowi Semakin Tua

Kabinet Indonesia Maju didominasi oleh laki-laki, profesional dan orang-orang berumur cukup tua.

Kabinet Indonesia Maju: Ketika Menteri-Menteri Jokowi Semakin Tua
Header Periksa Data Kabinet Indonesia Maju. tirto.id/Quita

tirto.id - Pada Rabu (23/10/2019) pagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan nama-nama menteri dalam kabinet periode II yang bernama Kabinet Indonesia Maju. Para menteri dalam kabinet itu akan bertugas membantu Jokowi hingga akhir jabatannya pada 2024 nanti.

Tidak berbeda dengan jilid pertama, jumlah kementerian di kabinet periode II tidak berubah. Angkanya tetap sebanyak 34 kementerian. Namun, beberapa kementerian mengalami perubahan nomenklatur.

Dari nama-nama yang diumumkan, beberapa sosok tercatat merupakan muka baru. Misal saja, pengusaha Erick Thohir, praktisi media Wishnutama, hingga yang mengejutkan seperti lawan Jokowi di Pilpres 2019, Prabowo Subianto.

Semakin Tua

Setelah dinyatakan menang dalam Pilpres 2019, isu sosok menteri Jokowi segera mulai mencuat. Pada medio Agustus lalu, Jokowi sempat menyinggung kehadiran menteri muda dalam kabinetnya nanti. Ia mengungkapkan, akan ada menteri yang berusia pada kisaran 25 hingga 30 tahun.

"Ya, ada yang umur-umur itu betul. Ada yang muda, setengah muda, ada yang setengah tua," kata Jokowi di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (14/8/2019) seperti dilansir Tempo.

Pada Kabinet Kerja jilid pertama, Jokowi mengumumkan 34 menteri yang akan membantunya bertugas pada 20 November 2014. Dari 34 nama tersebut, rerata usia mereka tercatat 52,38 tahun.

Menteri tertua yaitu Nila Djuwita Anfasa Moeloek yang menjabat Menteri Kesehatan. Saat diumumkan, Nila tercatat berusia 65 tahun. Puan Maharani dan Imam Nahrawi tercatat sebagai menteri termuda. Puan yang menjabat Menko PMK dan Imam yang menjabat Menpora sama-sama berusia 41 tahun saat diumumkan.

Berdasarkan kelompok umur, mayoritas menteri Kabinet Kerja berusia 51-60 tahun. Pada kategori tersebut, setidaknya ada 18 menteri yang menjabat. Menteri dengan usia 41-50 tahun sebanyak 11 orang, dan yang berusia 61-70 tahun sebanyak lima orang.

Menariknya, tidak ada menteri Jokowi yang berusia 40 tahun kebawah. Setelah dilakukan reshuffle, nama-nama yang masuk tidak ada yang lebih muda dibandingkan Puan dan Imam Nahrawi.

Komposisi usia menteri Jokowi di Kabinet Indonesia Maju terlihat sedikit berbeda. Rerata usia 34 menteri tersebut yaitu 57,91 tahun, lebih tua dibandingkan periode sebelumnya.

Menteri tertua yaitu Letjen (purn) Fachrul Razi yang menjabat Menteri Agama dan Luhut Binsar Pandjaitan yang menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Saat diumumkan, Fachrul dan Luhut tercatat berusia 72 tahun.

Mantan CEO Gojek Nadiem Makarim menjadi menteri termuda. Nadiem yang menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan berusia 35 tahun saat diumumkan.

Masuknya Nadiem memang sesuai dengan janji Jokowi terkait menteri muda saat pencarian anggota kabinet. Namun, Nadiem menjadi satu-satunya menteri yang masuk kelompok usia 31-40 tahun.

Mayoritas menteri Jokowi periode II berusia 61-70 tahun. Pada kategori usia tersebut, setidaknya ada 13 menteri yang menjabat. Menteri dengan usia 51-60 tahun sebanyak 10 orang, yang berusia 41-50 tahun sebanyak tujuh orang, serta yang berusia 70 tahun ke atas sebanyak dua orang.

Didominasi Profesional

Medio Agustus lalu, Jokowi mengaku sudah merampungkan susunan menteri dalam kabinetnya di periode II. Menurutnya, kalangan profesional akan lebih banyak mengisi kabinet ketimbang perwakilan partai politik. Porsinya, 55 persen profesional dan 45 persen partai politik.

"Ya profesional 55, 45 dari partai politik," kata Jokowi usai menghadiri perayaan HUT Pramuka ke-58 di Cibubur, Jakarta, Rabu (14/8/2019).

Hasilnya, dari 34 nama yang diumumkan Jokowi pada Rabu (23/10/2019) pagi, 18 nama atau 53 persen berasal dari kalangan profesional. Perwakilan partai politik sebanyak 16 nama atau 47 persen.

PDIP menempatkan kadernya sebanyak empat orang. Sementara itu, Golkar, NasDem, dan PKB menempatkan sebanyak tiga kader. Gerindra menempatkan dua kader. Terakhir, satu kader dari PPP.

Dari 34 menteri tersebut, 29 menteri merupakan laki-laki dan lima menteri adalah perempuan.

Gobel dan Prabowo Terkaya

Komposisi menteri Jokowi berasal dari berbagai kalangan, mulai pengurus partai politik, birokrat, hingga pengusaha. Tentunya, para menteri tersebut juga wajib melaporkan harta kekayaan ketika telah ditetapkan menjadi menteri.

Dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan para menteri kabinet periode I (Indonesia Kerja) beberapa waktu setelah menjabat, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel tercatat paling kaya. Dalam LHKPN yang dilaporkan pada 2014, Gobel tercatat memiliki harta sebesar Rp338,42 miliar.

Jika turut menghitung menteri yang masuk setelah reshuffle, Luhut Binsar Pandjaitan menjadi yang terkaya. Luhut yang pertama kali masuk kabinet sebagai Menko Polhukam tercatat memiliki kekayaan Rp588,97 miliar pada 2015.

Pada Kabinet periode II (Indonesia Maju), berdasarkan LHKPN yang dilaporkan, Prabowo Subianto yang menjabat Menteri Pertahanan tercatat sebagai yang terkaya. Dalam LHKPN yang dilaporkan pada 2018, Prabowo tercatat memiliki harta sebesar Rp1,95 triliun.

Namun, ada catatan penting. Beberapa menteri terpilih diketahui belum pernah melaporkan LHKPN karena belum pernah menjadi pejabat negara. Nama-nama tersebut ditaksir memiliki harta kekayaan lebih banyak, termasuk diantaranya Erick Thohir dan Wishnutama.

Baca juga artikel terkait PERIKSA DATA atau tulisan lainnya dari Hanif Gusman

tirto.id - Politik
Penulis: Hanif Gusman
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara