Menuju konten utama

Kabareskrim Minta Cek Blackout PLN soal Dugaan Serangan Siber

Idham mengatakan, kejahatan siber yang menyerang kelistrikan sebuah kota pernah juga terjadi di Caracas, New York dan London.

Kabareskrim Minta Cek Blackout PLN soal Dugaan Serangan Siber
Kabareskrim Irjen Pol Idham Azis bersama Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono dan Kapendam Jaya Kolonel Inf Kristomei Sianturi. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id - Kabareskrim Irjen Pol Idham Azis meminta jajaran Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri mengusut dugaan kejahatan siber saat pemadaman listrik massal atau blackout di sebagian Pulau Jawa.

"Teroris sudah mengarah ke siber, penipuan, narkoba bahkan mungkin blackout kemarin. Saya bilang ke beliau (Direktur Siber Bareskrim) dan jajaran, tolong diselidiki apakah ini hanya blackout biasa di Jakarta atau ada hubungannya dengan kejahatan siber," kata Idham di Bareskrim Polri, Rabu (14/8/2019).

Ia mencontohkan, kejahatan siber yang menyerang kelistrikan sebuah kota pernah juga terjadi di Caracas, New York dan London. Sehingga, ia menduga ada kemungkinan juga blackout di Indonesia karena serangan siber.

Peristiwa padamnya aliran listrik di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) yang terjadi Minggu (4/8/2019) kemarin mulai pukul 11.48 WIB merupakan salah satu contoh buruknya sistem desain dan distribusi listrik di Indonesia saat ini.

Pasalnya, kerusakan penyebab blackout, kata PLN, adalah gangguan transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV yang ada di Ungaran dan Pemalang, namun dampak besarnya justru terjadi di wilayah Jabodetabek.

Pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) awalnya mengatakan, penyebab listrik padam adalah karena gangguan pada gas turbin 1 sampai 6 di Pembangkit Listrik Tenaga Uap Cilegon, Banten dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin di Cilegon.

Namun pernyataan ini diralat. Penyebab blackout, kata PLN, adalah gangguan transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV Ungaran dan Pemalang.

Direktur Pengadaan Strategis 2 Djoko Raharjo Abumanan mengatakan, gangguan transmisi terjadi karena ada kelebihan beban listrik khususnya di Jakarta, Bekasi, dan Banten. Logikanya sama seperti listrik 'jetrek' di rumah.

Selama ini pasokan listrik di Jawa bagian barat berasal dari tiga pembangkit, yakni pembangkit di Suralaya, Cilegon, dan Muara Karang, plus dari pembangkit di timur Jawa. SUTET Ungaran-Pemalang mengaliri listrik dari pembangkit dari timur Jawa Itu.

Gangguan pada SUTET di dua tempat itu menyebabkan transfer listrik dari timur ke barat Pulau Jawa mengalami kegagalan. Kegagalan ini pada akhirnya menyebabkan gangguan di seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Pulau Jawa.

Baca juga artikel terkait MATI LISTRIK atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Alexander Haryanto