Menuju konten utama

Jorjoran Iklan Meikarta di Tengah Kinerja Melorot Lippo Cikarang

Belanja iklan yang dihabiskan Lippo Cikarang untuk Meikarta sangat besar. Apa dampaknya terhadap kinerja Lippo Cikarang 2017?

Jorjoran Iklan Meikarta di Tengah Kinerja Melorot Lippo Cikarang
Pembangunan kawasan Meikarta, Lippo Cikarang, Jawa Barat. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - “Wah, saya tahu betul itu Meikarta. Hunian mewah yang lokasinya itu dekat dengan tol kan? di sekitar Cikarang [Bekasi]”

Nama Meikarta sangat melekat di kepala Arya, pria berumur 42 tahun, seorang pedagang kaki lima di Jakarta Selatan ini hampir saban hari melihat iklan Meikarta di TV. Iklan Meikarta memang begitu masif sejak medio tahun lalu mengisi layar-layar kaca, surat kabar, billboard, radio, media sosial dan segala media promo lainnya. Singkat kata, iklan Meikarta sudah tak asing di berbagai kalangan.

Promosi proyek Meikarta yang menjadi proyek properti andalan Lippo Group ini memang fenomenal. Nilai yang dihabiskan pun tidak sedikit. Nielsen mencatat belanja iklan yang dihabiskan untuk Meikarta sebesar Rp1,5 triliun, atau paling tinggi ketimbang merek-merek lainnya sepanjang 2017.

“Untuk sektor properti, belanja iklan dari Meikarta ini memang belum pernah kita lihat sebelumnya,” ujar Hellen Katherina, Executive Director Head of Media Business, Nielsen Indonesia.

Informasi belanja iklan diambil dari data Ad Intel yang memonitor aktivitas periklanan Indonesia. Monitoring iklan pada 2017 mencakup 15 stasiun TV nasional, 99 surat kabar dan 120 majalah dan tabloid. Angka belanja iklan didasarkan pada gross rate card, tanpa menghitung diskon, bonus, promo, harga paket dan lain-lain.

Jorjoran iklan yang dilakukan Lippo Group melalui PT Lippo Cikarang Tbk. bukan tanpa sebab. Hal itu karena nilai investasi untuk membangun kawasan Meikarta diperkirakan mencapai Rp278 triliun.

Total luas kawasan Meikarta yang diklaim Lippo hingga mencapai 500 hektare. Lokasi Meikarta di Kabupaten Bekasi ini memang sangat strategis karena dikelilingi beberapa kawasan industri dan proyek-proyek infrastruktur pemerintah.

Lippo berencana membangun 100 gedung bertingkat, di mana setiap gedung memiliki 35-46 lantai. Mereka mengklaim konstruksinya sudah dimulai sejak Januari 2016. Sebanyak 50 bangunan siap diisi pada Desember 2018.

Selain hunian, Lippo juga akan mengembangkan area komersial, membangun hotel, kampus, hingga perkantoran dan segala kelengkapan kota lain. Lippo menargetkan Meikarta menjadi kota yang paling penting di Indonesia. Untuk itu, iklan besar-besaran untuk proyek ini sangat beralasan.

Belanja iklan yang sangat besar tentunya memberikan beban yang besar pula terhadap kinerja keuangan Lippo Group, terutama bagi PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK), selaku pengembang dari proyek Meikarta melalui anak usahanya PT Mahkota Sentosa Utama.

Untuk mengetahuinya bisa dilihat dari laporan keuangan perseroan, tapi untuk tahun ini, pengumuman laporan keuangan Lippo Cikarang untuk tahun sebelum cukup alot, baru muncul pada April, sedangkan untuk tahun-tahun sebelumnya pada Februari sudah dirilis.

Sepanjang 2017, Lippo Cikarang membukukan pendapatan senilai Rp1,50 triliun, atau turun 3 persen dari pendapatan 2016 sebesar Rp1,54 triliun. Dari total pendapatan itu, sebanyak 75 persen atau sebesar Rp1,13 triliun berasal dari penjualan rumah dan apartemen. Sayangnya, perseroan tidak merinci seberapa besar kontribusi Meikarta terhadap pendapatan Lippo Cikarang.

“Tunggu RUPS [Rapat Umum Pemegang Saham],” kata Danang Kemayan Jati, Direktur Komunikasi Publik Lippo Group kepada Tirto.

Namun, jika ditelisik lebih dalam, Meikarta sudah menyumbang penjualan. Hal itu bisa dilihat dari uang muka pelanggan (PDF)—di bagian liabilitas—sebesar Rp2,57 triliun yang terdiri dari penjualan unit hunian, apartemen dan uang titipan unit Meikarta.

Uang muka pelanggan merupakan pembayaran di muka atau di awal sebelum barang atau jasa diberikan. Selama barang atau jasa yang diinginkan konsumen belum diberikan, maka uang muka tersebut termasuk utang lancar.

Infografik Kinerja keuangan PT lippo cikarang tbk

Laba Bersih Anjlok

Selain pendapatan, keuntungan Lippo Cikarang juga mengalami penurunan. Keuntungan tercatat Rp368,44 miliar, atau turun 32 persen dari laba bersih yang diraup pada 2016 sebesar Rp539,79 miliar. Penurunan kinerja ini dibarengi dengan tren pergerakan harga saham Lippo Cikarang sepanjang tahun lalu yang juga melemah.

Pengumuman proyek Meikarta pada awal Mei 2017 lalu memang sukses mendongkrak saham perseroan, hingga puncaknya pada Agustus 2017. Saat terjadi kontroversi proyek ini makin masif jadi pemberitaan, saham Lippo Cikarang dalam tren menurun dari sempat menembus Rp4.700, turun menjadi hanya Rp2.900 saat ini.

Di mana posisi beban iklan Meikarta?

Beban pemasaran dan iklan yang tercatat di Laporan Laba Rugi Lippo Cikarang tercatat membengkak, hanya saja nilainya tidak sampai triliunan rupiah seperti yang dilaporkan Nielsen. Beban pemasaran dan iklan perseroan mencapai Rp126,44 miliar, naik 177 persen dari Rp45,58 miliar.

Sementara biaya iklan yang sudah dibayar perseroan tetapi belum dibukukan di Laporan Laba Rugi dicatatkan menjadi aset lancar Lippo Cikarang, yakni sebagai beban dibayar di muka senilai Rp552,16 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan Lippo Cikarang, beban dibayar di muka iklan dan pemasaran baru akan dibebankan ke laba rugi saat penerimaan barang dan jasa selesai dilakukan sesuai dengan kontrak.

Selain itu, ada juga biaya iklan yang menjadi aset tidak lancar, yakni sebagai biaya iklan yang ditangguhkan sebesar Rp660,46 miliar. Adapun, biaya iklan yang ditangguhkan baru dapat dibebankan saat pengakuan pendapatan.

“Dari sisi akuntansi, memang bisa dilakukan. Jadi tidak semua belanja iklan jadi beban usaha. Bisa berdarah-darah laporan keuangannya. Ada proporsinya,” jelas David Sutyanto, analis First Asia Capital kepada Tirto.

Seiring dengan berjalannya proyek Meikarta, aset Lippo Cikarang, termasuk liabilitas dan ekuitas juga naik tajam. Pada 2017, aset perseroan naik 118 persen menjadi Rp12,37 triliun dari Rp5,65 triliun.

Sementara itu, liabilitas tercatat senilai Rp4,65 triliun, naik 229 persen dari Rp1,41 triliun. Adapun, untuk nilai ekuitas naik 82 persen menjadi Rp7,72 triliun dari sebelumnya Rp4,24 triliun.

Dengan demikian, bisa dibilang biaya iklan Lippo Cikarang khususnya Meikarta tidak terlalu menekan kinerja laba rugi perseroan sepanjang 2017. Namun, biaya iklan tersebut akan dirasakan perseroan untuk laporan keuangan tahun-tahun berikutnya. Penjualan Lippo Cikarang berpotensi bakal tumbuh tinggi pada tahun-tahun mendatang bila proyek Meikarta sesuai target.

Baca juga artikel terkait MEIKARTA atau tulisan lainnya dari Ringkang Gumiwang

tirto.id - Bisnis
Reporter: Ringkang Gumiwang
Penulis: Ringkang Gumiwang
Editor: Suhendra