Menuju konten utama

#JokowiBohongLagi dan #02GagapUnicorn Trending Topic Usai Debat

Beberapa top tweet dua tagar itu mencuitkan soal Jokowi yang menyebut kebakaran lahan dan Prabowo yang tak paham unicorn.

#JokowiBohongLagi dan #02GagapUnicorn Trending Topic Usai Debat
Capres nomor urut 01 Joko Widodo dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto berjabat tangan seusai mengikuti debat capres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Tanda pagar #JokowiBohongLagi menjadi trending topic nomor satu di Twitter Indonesia. Hingga pukul 09.40 WIB, Minggu (17/2/2019) #JokowiBohongLagi telah mencapai 66 ribu cuitan.

Sementara tagar #02GagapUnicorn menduduki peringkat trending topic kedua dan telah dipakai di 23 ribu cuitan hingga pukul 09.40 WIB hari ini.

Beberapa top tweet dengan tagar #JokowiBohongLagi salah satunya mengenai pernyataan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo saat debat Pilpres 2019 yang menyebut dalam tiga tahun tidak terjadi kebakaran lahan hutan dan gambut.

Faktanya, pada 2016 terjadi kebakaran hutan dan lahan di Indonesia dengan data sebagai berikut, yang diperoleh dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK):

Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia:

  • 2016: 14.604,84 Ha
  • 2017: 11.127,49 Ha
  • 2018: 4.666,39 Ha
Kebakaran gambut di Indonesia:

  • 2016: 97.787 Ha
  • 2017: 13.555 Ha
  • 2018: 125.340 Ha
Selain itu, sejumlah cuitan juga membahas "kebohongan Jokowi" soal konflik agraria, dana desa, proyek infrastruktur yang dianggap tak membantu masyarakat, dan impor jagung.

Sementara #02GagapUnicorn memenuhi linimasa dengan cuitan soal calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang tidak paham unicorn saat ditanya Jokowi dalam debat.

Pada segmen lima sesi tanya jawab antara dua capres, Jokowi bertanya infrastruktur apa yang akan dibangun untuk mendukung pengembangan unicorn-unicorn Indonesia.

Prabowo sempat bingung dan bertanya balik pada Jokowi sebelum akhirnya menanggapi pertanyaan dari Jokowi tersebut.

"Yang bapak maksud unicorn, maksudnya yang online-online itu?"tanya Prabowo.

Dalam tanggapannya Prabowo mengatakan, dirinya akan mengurangi regulasi dan memberikan kemudahan untuk perkembangan unicorn yang ada di Indonesia.

Cuitan dan meme dengan tema "yang online-online" ramai di Twitter sejak pagi tadi. Beberapa orang menilai Prabowo akan kehilangan suara dari kaum milenial karena ketahuan tidak paham unicorn.

Indonesia diketahui telah memiliki empat startup bergelar "unicorn". Unicorn merupakan gelar yang diberikan pada suatu startup yang memiliki nilai valuasi (nilai dari suatu startup, bukan sekedar pendanaan yang diraih dari investor) lebih dari $1 miliar. Keempat startup itu ialah Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.

Gojek merupakan startup pertama asal Indonesia yang mendapat gelar unicorn. Gojek, memantapkan diri sebagai unicorn tepat pada 4 Agustus 2016 lalu selepas menerima pendanaan senilai $550 juta dari konsorsium 8 investor yang digawangi oleh Sequoia Capital dan Warbrug.

Jika menilik tanggal kelahirannya, Gojek menyandang status unicorn setelah sekitar 6 tahun berdiri.

Startup kedua asal Indonesia yang menjadi unicorn ialah Tokopedia. Data yang dijabarkan dari Crunchbase mengungkapkan, layanan online market place tersebut, kini secara keseluruhan telah memperoleh pendanaan senilai $1,347 miliar.

Startup Indonesia ketiga yang menjadi unicorn ialah Traveloka. Layanan penjualan tiket online itu, menyandang gelar unicorn selepas Expedia, layanan sejenis yang populer di luar negeri, mengucurkan dana senilai $350 juta pada 27 Juli 2017 lalu.

Prestasi tiga startup itu kemudian disusul Bukalapak. Chief Executive Officer Bukalapak, Achmad Zaky, mengklaim perusahaan yang didirikannya telah sukses meraih gelar "Unicorn" menyusul tiga startup Indonesia lain. Ia mengungkapkan bahwa Bukalapak telah menerima pendanaan, dengan total valuasi lebih dari $1 miliar.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Maya Saputri