Menuju konten utama
Dampak COVID-19

Jokowi Sebut Pertumbuhan Ekonomi Q-3 2021 Pasti Lebih Rendah

Jokowi berharap ekonomi Indonesia Q-3 2021 masih tumbuh meski lebih rendah dibandingkan kuartal kedua.

Jokowi Sebut Pertumbuhan Ekonomi Q-3 2021 Pasti Lebih Rendah
Presiden Joko Widodo (kanan) memberikan keterangan pers terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jakarta, Senin (23/8/2021). ANTARA FOTO/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden/aww.

tirto.id - Presiden Joko Widodo pesimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ketiga (Q-3) 2021 akan lebih tinggi daripada kuartal II 2021. Namun Jokowi berharap pertumbuhan ekonomi Q-3 2021 masih tumbuh meski lebih rendah dibandingkan kuartal kedua.

"Kita tahu kemarin kuartal II, kita berada di angka 7,07% dan inflasi berada di angka 1,5%. Yang kita harapkan ini juga bisa berlanjut di kuartal III meskipun kami pastikan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal III pasti akan lebih rendah dari kuartal II," kata Jokowi dari Istana Negara, Jakarta, Kamis (26/8/2021) sebagaimana ditayangkan akun Youtube Indef.

Jokowi tidak merinci alasan pesimistisnya itu. Akan tetapi, Jokowi meyakini peningkatan kasus COVID-19 mempengaruhi pertumbuhan ekonomi masyarakat. Ia mencontohkan ketika kasus Indonesia mulai turun pada 14 Mei di angka 2.633 melonjak naik hingga 56 ribu pada 15 Juli 2021. Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang menantang karena COVID menimbulkan ketidakpastian.

"Semua yang berkaitan dengan COVID itu berimbas kepada ekonomi. Berimbas kepada ekonomi dan kita berharap dengan penanganan kasus yang turun, turun, turun, kita harapkan juga ekonomi akan kembali tahap demi tahap naik kembali," kata Jokowi.

Jokowi menyampaikan 3 strategi besar pemerintah dalam kegiatan ekonomi. Pertama, pemerintah mengedepankan hilirisasi industri. Hal tersebut sudah dilakukan dengan menghentikan ekspor bahan mentah seperti nikel.

Kebijakan hilirisasi telah memberikan nilai positif. Di ekspor besi baja, Indonesia meraup 10,5 miliar dolar AS dalam setengah tahun terakhir. Ke depan, kata Jokowi, pemerintah mulai menghentikan bauksit, emas hingga tembaga.

"Sebanyak mungkin turunan-turunan dari bahan-bahan mentah itu bisa menjadi barang minimal setengah jadi syukur-syukur bisa menjadi barang jadi," Kata Jokowi.

Kedua, pemerintah mendorong digitalisasi UMKM. Saat ini, 15,5 juta UMKM telah masuk ke platform e-commerce. Transformasi ini akan terus didorong karena Indonesia memiliki kurang lebih 60 juta UMKM. Para UMKM ini akan didorong ke platform nasional dan global.

Ketiga, penerapan ekonomi hijau. Pemerintah melihat produk-produk hijau akan menjanjikan di masa depan. Oleh karena itu, pemerintah mulai menggerakkan teknologi hijau seperti pembangunan green industrial park pada Oktober 2021. Produk-produk yang dihasilkan adalah produk hijau, energi hijau dan energi terbarukan.

"Kita harapkan kita memiliki sebuah kekuatan besar ke depan yaitu produk hijau yang dihasilkan dari ekonomi hijau yang akan mulai kita bangun tahun ini," kata Jokowi.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz