Menuju konten utama

Jokowi Sebut Ada Tiga Kandidat Lokasi Ibu Kota Baru

Jokowi menyatakan pemerintah sudah mengantongi tiga kandidat lokasi ibu kota baru. Ketiga lokasi itu masih dikaji kelayakannya. 

Jokowi Sebut Ada Tiga Kandidat Lokasi Ibu Kota Baru
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil (kiri) dan Ketua Ikatan Notaris Indonesia (INI) Yualita Widyadhari (kanan) berjalan menuju lokasi acara peresmian pembukaan Kongres INI di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/4/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/wsj.

tirto.id - Presiden Joko Widodo menyatakan pemerintah masih mempertimbangkan tiga kandidat lokasi ibu kota baru. Menurut Jokowi, ketiga lokasi itu masih akan dikaji kelayakannya sebagai lokasi ibu kota negara, yang salah satu syaratnya berada di tengah-tengah wilayah Indonesia.

“Bisa di Sumatera, tapi kok nanti yang timur jauh. Di Sulawesi, agak tengah, tapi juga yang di barat kurang,” kata Jokowi saat menjawab pertanyaan wartawan, seperti dilansir laman Setkab.

Sementara saat ditanya wartawan mengenai kemungkinan lokasi ibu kota baru di Kalimantan, Jokowi menjawab, “Kalimantan kok di tengah-tengah.”

Dia menyatakan hal ini saat menemui wartawan usai makan siang bersama buruh di pabrik sepatu PT KMK Global Sports, Talagasari, Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (30/4/2019).

“Tapi ini ada 3 kandidat tapi memang belum diputuskan. Kita harus cek dong secara detail meskipun tiga tahun ini kita bekerja ke sana. Bagaimana mengenai lingkungan, daya dukung lingkungan, airnya seperti apa, mengenai kebencanaan, banjir, gempa bumi seperti apa,” Jokowi menambahkan.

Perhitungan yang lainnya dalam menilai kelayakan calon lokasi ibu kota baru adalah potensi wilayah untuk dikembangkan ketika sudah menjadi ibu kota.

Dia menegaskan kalkulasi mengenai kelayakan calon lokasi ibu kota baru akan dituntaskan terlebih dahulu sebelum dirinya mengambil keputusan.

“Tetapi ini nanti tetap harus dikonsultasikan ke DPR,” kata dia.

Selain itu, kata Jokowi, keputusan pemindahan ibu kota negara juga akan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan para tokoh politik dan masyarakat dan disertai kajian dari segi regulasi, hukum, sosial, politik dan lainnya.

Sebelumnya, Jokowi menyatakan rencana pemindahan ibu kota diputuskan dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang.

“Kita tahu di Jawa ini kepadatan penduduknya, kita memiliki 17.000 pulau tapi di Jawa sendiri penduduknya 57% dari total penduduk di Indonesia. Kurang lebih 149 juta. Sehingga daya dukung baik terhadap air, baik lingkungan, baik lalu lintas semuanya memang ke depan sudah tidak memungkinkan lagi. Sehingga kemarin saya putuskan di luar Jawa, pindah,” kata Jokowi.

Dalam rapat terbatas yang digelar di Kantor Presiden, Jakarta, Senin kemarin, dia sempat menyebut bahwa rencana pemindahan ibu kota sebenarnya sudah lama muncul, bahkan sejak era Presiden RI pertama, Soekarno. Namun, wacana ini kemudian timbul tenggelam karena tidak pernah diputuskan dan dijalankan secara terencana dan matang.

Kementerian PPN/Bappenas memperkirakan pemindahan lokasi ibu kota negara di luar Jawa membutuhkan biaya sekitar Rp323 – Rp466 triliun.

Baca juga artikel terkait PEMINDAHAN IBU KOTA

tirto.id - Politik
Sumber: Siaran Pers
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Abdul Aziz