Menuju konten utama

Jokowi Resmikan Bandara Komodo: Apa yang Kurang dari Labuan Bajo?

Jokowi sebut pemerintah akan terus memperbaiki fasilitas Labuan Bajo. Ia mencontohkan akan memperlebar terminal bila diperlukan.

Jokowi Resmikan Bandara Komodo: Apa yang Kurang dari Labuan Bajo?
Presiden Joko Widodo saat mengumumkan kebijakan pemerintah untuk membuka kembali ekspor minyak goreng dan bahan bakunya mulai 23 Mei 2022, di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/5/2022). ANTARA FOTO/HO-Biro Pers Setpres/tom.

tirto.id - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menilai Labuan Bajo telah menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia. Ia menilai sudah tidak ada kekurangan bagi Labuan Bajo menjadi destinasi wisata besar saat ini.

“Apa sih yang masih kurang dari Labuan Bajo?" tanya Jokowi saat meresmikan pelebaran Bandara Labuan Bajo di Labuan Bajo, NTT, Kamis (21/7/2022).

Jokowi menuturkan, pemerintah sudah melebarkan dan memanjangkan jalan di Labuan Bajo. Kemudian, pemerintah sudah memindahkan pelabuhan ke lokasi baru. Pemerintah juga sudah mempercantik Labuan Bajo sehingga menjadi tempat wisata berdaya saing.

“Labuan Bajo ini komplit. Budaya ada, pemandangan sangat bagus, pantainya cantik dan di dunia yang enggak ada, enggak ada di tempat lain itu ada yaitu komodo yang ada di Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Kekuatan Inilah yang harus kita pakai untuk mensejahterakan rakyat kita di sini," kata Jokowi.

Jokowi pun mengaku, pemerintah akan terus memperbaiki fasilitas Labuan Bajo. Ia mencontohkan, pemerintah akan memperlebar terminal jika diperlukan. Kemudian, pemerintah akan memperluas bandara bila memang diperlukan sebagaimana laporan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

“Tadi menteri perhubungan menyampaikan runaway-nya masih kurang. Kalau ditambah 100 M sudah wide body bisa masuk, ya tambah kalau enggak bisa tahun ini maksimal tahun depan harus selesai sehingga pesawat-pesawat dengan penerbangan langsung dari mancanegara bisa langsung turun di Labuan Bajo," tutur Jokowi.

Jokowi berharap, segala pembangunan yang ada di Labuan Bajo bisa menarik minat turis. Di sisi lain, ia berharap masyarakat Nusa Tenggara Timur bisa sejahtera karena pengembangan Labuan Bajo.

"Kita harapkan dengan tambahnya turis baik dari mancanegara maupun wisatawan Nusantara, Labuan Bajo menjadi semakin dikenal dan yang paling penting bisa mensejahterakan masyarakat kita utamanya khususnya masyarakat Nusa Tenggara Timur," kata Jokowi.

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi sebelumnya melaporkan kepada presiden bahwa pengembangan Bandara Komodo menempati lahan 115 hektar. Ia mengatakan, Bandara Komodo sudah bisa melayani pesawat jet narrow body sebagaimana tindak lanjut arahan Presiden Jokowi dalam mengembangkan 10 destinasi wisata baru.

Ia mengaku, Bandara Komodo bisa berkembang lebih baik jika runaway diperpanjang 100 meter lagi.

Runaway saat ini sepanjang 2.600 meter dan jika ditambah 100 meter akan dimungkinkan mencapai penerbangan 10 jam berarti bisa digunakan pesawat wide body yang bisa menjangkau banyak daerah internasional," tutur Budi di lokasi yang sama.

Budi juga melaporkan pekerjaan perluasan dan beautifikasi yang secara konsisten dilakukan jajaran di lahan seluas 15 ribu meter persegi. Metode beautifikasi yang dilakukan adalah dengan menggabungkan konsep tradisional dan sentuhan modern dengan motif sonke mata manuk atau mata ayam.

Budi mengucapkan terima kasih pada semua jajaran pemerintah provinsi, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam pengembangan bandara. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada beberapa tokoh masyarakat yang mau membantu pengembangan bandara karena berkaitan dengan pembebasan lahan.

Di sat yang sama, Budi mengaku, pengembangan bandara masih menggunakan APBN. Ia berharap ada pihak lain yang terlibat dalam pengembangan bandara.

“Pengembangan ini memang masih menggunakan APBN. Tentu kita mengharapkan investor lain untuk mengembangkan agar bandara ini lebih baik dn lebih kompetitif," kata Budi.

Baca juga artikel terkait LABUAN BAJO atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz