Menuju konten utama

Jokowi Minta Semua Peka Hadapi Ancaman Global hingga Perang

Presiden Joko Widodo meminta seluruh jajarannya pekan dan tetap waspada dalam situasi ekonomi hingga politik global masih bergejolak.

Jokowi Minta Semua Peka Hadapi Ancaman Global hingga Perang
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato saat memimpin Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (14/6/2022). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan situasi ekonomi hingga politik global masih bergejolak dan belum ada tanda-tanda pemulihan. Setelah diterpa pandemi COVID-19 muncul perang Rusia dan Ukraina yang berdampak pada berbagai sektor.

"Situasi ekonomi dan politik global yang tengah bergejolak, belum pulih dari dampak pandemi COVID-19, kemudian kita dikejutkan lagi dengan perang di Ukraina sehingga ganggu supply chain (rantai pasok) yang dampak ekonominya ke mana-mana," kata Jokowi saat menerima Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LHP LKPP) Tahun 2021 di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, dikutip dari Antara, Kamis (23/6/2022).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menuturkan krisis pangan dan energi dipicu perang Ukraina dan Rusia terjadi di sejumlah negara. Sebab itu, dia meminta seluruh jajarannya untuk peka dan tetap waspada.

"Situasi ini harus menjadi pemahaman kita bersama agar kita memiliki kepekaan yang sama, memiliki perasaan yang sama, menyikapi, menyiapkan respon dan kebijakan yang tepat di seluruh tataran lembaga negara di seluruh jajaran baik pusat dan daerah," bebernya.

Jokowi mendorong agar jajaranya bisa meningkat belanja produk dalam negeri. Hal itu bisa berdampak pada perputaran uang. Dia merinci saat ini pemerintah pusat memiliki anggaran Rp526 triliun, pemerintah daerah Rp535 triliun dan BUMN Rp 420 triliun.

"Kita harus memaksimalkan kekuatan kita sendiri, terutama kekuatan belanja dalam negeri, kita tahu di pusat ada Rp526 triliun, di daerah Rp535 triliun plus dan BUMN Rp420 triliun, sebuah jumlah yang tak sedikit, yang jika dibelanjakan untuk barang produksi dalam negeri, selalu saya sampaikan berulang kali, akan memberikan dampak signifikan, mempercepat upaya pemulihan yang kita lakukan," bebernya.

Selain itu, Jokowi juga mendorong jajarannya untuk bekerja keras untuk menciptakan nilai tambah ekonomi dengan hilirisasi industri mulai dari sektor tambang hingga pangan. Dia ingin tanah air bisa membangun industri pengolahan dari bahan mentah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi.

"Bangun industri pengolahan dari barang mentah jadi barang setengah jadi, atau kalau bisa menjadi barang jadi, menciptakan efek berganda (multiplier effect) yang berlipat, bukan hanya pada nilainya tapi juga pada lapangan kerja," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait ANCAMAN GLOBAL

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin