Menuju konten utama

Jokowi Minta Masyarakat Tak Saling Menghujat dan Memfitnah

"Berikanlah pernyataan-pernyataan yang baik dan santun karena itulah karakter bangsa kita, jangan kehilangan jati diri dan karakter kita,” kata Jokowi.

Jokowi Minta Masyarakat Tak Saling Menghujat dan Memfitnah
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan pada pembukaan Kongres ke-19 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (16/5). ANTARAFOTO/Basri Marzuki

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau seluruh elemen bangsa untuk menghentikan perbuatan saling menghujat, saling menjelekkan, saling memfitnah, saling menolak dan saling mendemo. Hal ini dipaparkan dalam pembukaan Kongres XIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Masjid Agung Darussalam Palu, Selasa (16/5/2017).

"Saya titip ini, jangan lupa jaga persatuan kita, karena kita ini semuanya bersaudara. Habis energi kita untuk mengurus dema-demo dema-demo dema demo," kata Presiden Jokowi.

Untuk para elite, Jokowi menjelaskan di depan 6.000 kader PMII yang menghadiri kongres ini, berilah contoh dan tauladan dengan kata-kata dan kalimat-kalimat yang baik.

"Berikanlah pernyataan-pernyataan yang baik dan santun karena itulah karakter bangsa kita, jangan kehilangan jati diri dan karakter kita karena bangsa kita dikenal sebagai bangsa yang ramah, santun, dan sopan," pinta Jokowi pada acara yang dihadiri Menko PMK Puan Maharani, Menristek Dikti, Ketua DPD RI dan Gubernur Sulteng Longki Djanggola itu.

Ia mengaku sedih melihat setiap hari ratusan orang berdemo, ribuan, bahkan ratusan ribu. "Energi kita habis hanya untuk itu, belum lagi antarkita yang saling menghujat, menjelekkan, memfitnah, menolak," kata Jokowi sebagaimana dikutip dari Antara.

"Kita lupa kita ini bersaudara. Jangan saling menjelekkan dan menfitnah, karena kita ini saudara, baik sesama Muslim, baik sebagai saudara sebangsa dan setanah air, ini betul-betul tidak produktif, habis energi untuk urus hal-hal seperti itu."

"Coba tanya Kapolri, berapa ratus miliar dana yang sudah dihabiskan untuk mengerahkan pasukan mengamankan demo-demo tersebut," ujar Kepala Negara di depan hadirin yang juga ada Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian itu.

Jokowi menjelaskan, perbedaan, dan keragaman justru harus menjadi kekuatan bangsa Indonesia. “Bangsa ini besar, 17.000 pulau, 500 lebih kabupaten kota, 33 provinsi, 714 suku, 1.100 bahasa lokal. Bangsa mana seberagam itu. Ini takdir Allah yang diberikan untuk dirawat dan dijaga."

Kepada para kader PMII, Presiden Joko Widodo berpesan agar jangan hanya bermimpi untuk menjadi politisi, tetapi bermimpilah jadi wiraswasta, karena baru 1,6 persen entrepreneur di negara ini, yang normalnya di atas 5 persen.

"Jadilah pengusaha dengan gagasan-gagasan yang besar, jadilah developer software, aplikasi, animasi, games-games. Anak-anak muda bertarungnya di situ, karena pasar nanti bukan di pasar nyata lagi tapi di e-commerce, online strore, dan negara-negara tetangga kita semua sudah lewati itu, kita masih tertinggal," ujarnya lagi.

Kongres XIX PMII bertema Membangun Konsensus Bernegara Untuk Indonesia Berkeadilan dan Berkeadaban ini akan berlangsung hingga 19 Mei 2017 dengan agenda pokok pemilihan pengurus baru periode empat tahun mendatang.

Ketua Umum PMII Aminuddin Maruf dalam sambutannya menegaskan bahwa PMII tidak ingin menjadi kelompok yang menambah berat beban bangsa tetapi menjadi pembuat solusi dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi untuk tegaknya NKRI dan sejahteranya bangsa Indonesia.

Baca juga artikel terkait PRESIDEN JOKOWI atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari