Menuju konten utama

Jokowi Minta Indonesia Tak Banjir Impor Meski Ekonomi "Terbuka"

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Indonesia tidak boleh diserbu oleh barang impor meski sistem ekonomi yang dianut memang terbuka.

Jokowi Minta Indonesia Tak Banjir Impor Meski Ekonomi
Presiden Joko Widodo berpidato di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/12/2019). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Indonesia tidak boleh diserbu oleh barang impor. Jokowi bilang pasar domestik Indonesia memang besar sehingga tak bisa dipungkiri akan menarik minat perusahaan dan negara dunia.

Namun, Jokowi memastikan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan hal itu terjadi begitu saja.

“Kita tahu pasar domestik kita besar dan saya tidak mau pasar kita dibanjiri produk impor. Enggak mau,” ucap Jokowi di Senayan JCC, Jumat (20/12/2019).

Jokowi menegaskan akan mencegah Indonesia dari banjirnya barang impor memang menjadi tantangan. Ia bilang Indonesia saat ini menganut sistem ekonomi terbuka sehingga barang impor tidak bisa ditolak sepenuhnya.

Ia mengatakan dalam situasi serba salah ini, produk UMKM harus memiliki daya saing. Hanya dengan cara demikian, produk dalam negeri tak terpinggirkan saat produk impor yang masuk.

“Tapi memang bukan hal mudah dalam ekonomi terbuka [kalau] kita menutup diri. Tidak bisa. Caranya satu bagaimana kita bisa berkompetisi dengan produk impor itu,” ucap Jokowi.

Pesan lainnya, Jokowi juga menyinggung ekspor Indonesia sebagai salah satu penyebab masuknya barang impor. Ia meminta agar pengusaha juga tak melupakan pasar domestik dan alih-alih memilih melakukan ekspor.

Ia bilang jangan sampai absennya produk dalam negeri karena ekspor malah membuka pintu serbuan barang impor. Ia meminta agar pasar dalam negeri bisa dicukupi dulu.

“Artinya jangan sampai kita meninggalkan pasar domestik terlalu konsentrasi ke ekspor sehingga yang dalam negeri diserbu barang luar,” ucap Jokowi.

Baca juga artikel terkait IMPOR atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri