Menuju konten utama

Jokowi Minta Alat PCR, Tes Cepat dan Ventilator Segera Diproduksi

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia telah berhasil membuat alat PCR, alat diagnosa non-PCR dan ventilator mobile dan minta segera diproduksi massal.

Jokowi Minta Alat PCR, Tes Cepat dan Ventilator Segera Diproduksi
Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (30/4/2020). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Presiden Jokowi mengatakan Indonesia telah berhasil membuat alat polymerase chair reaction (PCR), alat diagnosa non-PCR dan ventilator mobile. Hal tersebut berdasarkan laporan Kementerian Ristek dan BRIN kepada Presiden Jokowi. Ia pun memerintahkan agar inovasi tersebut mulai diproduksi di Indonesia.

"Saya minta ini agar inovasi-inovasi yang telah dilakukan ini mulai kita bisa produksi secara massal," kata Jokowi dalam rapat terbatas yang digelar secara teleconference, Senin (11/5/2020).

Jokowi meminta produksi massal dilakukan sesegera mungkin. Hal tersebut dilakukan agar Indonesia tidak tergantung dengan negara lain.

"Kita harapkan nanti paling tidak akhir Mei atau awal Juni ini sudah bisa kita produksi," tegas Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo itu juga menyoroti kesuksesan Indonesia dalam penelitian gnome sequencing. Menurut Jokowi, tahapan tersebut penting agar Indonesia bisa menemukan vaksin yang sesuai khusus untuk kasus COVID-19 di Indonesia.

Oleh karena itu, Jokowi memerintahkan agar hasil riset digunakan dan disambung dengan industri terkait yang berhubungan dengan COVID-19. Ia juga minta ada kemudahan dari segi perizinan terkait penemuan tersebut.

"Saya minta tadi seluruh hasil riset dan inovasi ini didukung penuh proses-proses perizinannya dilakukan cepat dan juga disambungkan dengan industri baik itu BUMN dan swasta," kata Jokowi.

Presiden Jokowi menyebut pemerintah baru bisa melaksanakan tes polymerase chain reaction (PCR) sebanyak 4 ribu hingga 5 ribu tes per hari. Jumlah tersebut masih jauh dari target Jokowi yakni 10 ribu tes per hari.

Ia pun menuturkan, pemerintah mempunyai 104 jaringan laboratorium rujukan, tetapi hanya 53 lab yang beroperasional optimal. Saat memberikan kata pengantar secara daring tentang percepatan penanganan Covid-19 dari Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/5/2020), Presiden meminta ada perbaikan total dalam pengujian spesimen PCR.

Sebab, jumlah tes PCR masih di bawah target dari yang ditetapkannya sejak April 2020 lalu.

"Saya baru mendapatkan laporan bahwa kemampuan pengujian spesimen untuk PCR sekarang ini sudah mencapai 4 ribu sampai 5 ribu sampel per hari. Saya kira ini masih jauh dari target yang saya berikan yang lalu yaitu 10 ribu spesimen per hari," kata Jokowi, Senin (11/5/2020).

Baca juga artikel terkait PANDEMI CORONA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri