Menuju konten utama

Jokowi Mengeluh Impor Bahan Baku Obat Bikin Boros Devisa

Menurut Jokowi 90 persen bahan baku obat Indonesia masih dari luar negeri dan berdampak pada devisa Indonesia.

Jokowi Mengeluh Impor Bahan Baku Obat Bikin Boros Devisa
Presiden Jokowi lagi memberikan pengarahan penanganan Covid-19 dan PEN di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (3/8/2020). Kris/Biro Pers Sekretariat Presiden

tirto.id - Presiden Joko Widodo meminta agar para apoteker Indonesia tidak tergantung dengan bahan baku obat dari luar negeri. Ia mengklaim 90 persen bahan baku obat Indonesia masih dari luar negeri dan imbasnya menggerus devisa Indonesia.

"Padahal negara kita sangat kaya dengan keberagaman hayati, baik di daratan maupun di lautan. Hal ini jelas memboroskan devisa negara, menambah defisit neraca transaksi berjalan dan membuat industri farmasi dalam negeri tidak bisa tumbuh dengan baik," kata Jokowi saat memberikan sambutan Rakernas Ikatan Apoteker Indonesia tahun 2020 secara daring, Kamis (5/11/2020).

Jokowi menegaskan kemandirian Indonesia dalam obat-obatan harus menjadi prioritas. Menurut Jokowi pandemi COVID-19 seharusnya bisa memacu Indonesia untuk melakukan riset, melakukan inovasi dan revitalisasi industri bahan baku obat untuk industri farmasi.

Jokowi beranggapan, kekayaan keragaman hayati Indonesia harus dijadikan modal dasar untuk kebangkitan obat dalam negeri. Keragaman hayati ini perlu difasilitasi dengan uji klinis sehingga menjadi obat yang promotif dan defentif. Kemudian, Jokowi berharap, kemandirian industri obat juga mampu di seluruh sektor serta melibatkan UMKM.

"Kebangkitan industri obat ini akan sekaligus memperkuat perekonomian nasional, baik yang bekerja di hulu industri obat, maupun di hilir industri obat, yang saya harapkan ikut meningkatkan kesejahteraan para petani dan UMKM," kata Jokowi.

Di saat yang sama, Jokowi mengajak seluruh elemen tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, apoteker, dan profesi lain ambil bagian dalam penanganan pandemi, terutama program vaksinasi.

"Saya mengajak peran serta dalam rantai produksi, distribusi dan pelayanan vaksinasi dengan memberikan pelatihan teknis terkait dengan penanganan vaksin, serta bisa berperan menjadi promotor dan memberikan edukasi tentang vaksin," pungkas Jokowi.

Baca juga artikel terkait INDUSTRI OBAT atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Bayu Septianto