Menuju konten utama

Jokowi, Lee, dan Kendal

Indonesia dan Singapura mempererat kerja sama lintas bidang termasuk dalam hal meningkatkan investasi. Hubungan kedua negara sempat menghangat soal berbagai isu, tapi persoalan investasi Singapura ke Indonesia tak terpengaruh dan terus naik, antara lain di bidang kawasan industri.

Jokowi, Lee, dan Kendal
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong (kiri) pada pertemuan bilateral di Semarang, Jawa Tengah, Senin (14/11). Indonesia dan Singapura sepakat untuk mengembangkan kerja sama di bidang pariwisata melalui penandatanganan nota kesepahaman antara dua negara. ANTARA FOTO/R. Rekotomo/foc/16.

tirto.id - Wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong terlihat sumringah saat mereka bertemu di Wisma Perdamaian, Semarang dalam rangka peresmian Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah, Senin (14/11). Proyek KIK bernilai Rp7 triliun yang dibangun sejak 2012 itu terasa istimewa karena diresmikan oleh dua kepala pemerintahan.

Padahal, nilai proyek ini lebih kecil dari Tol Cikopo-Palimanan yang didanai investor negeri jiran, Malaysia sebesar Rp13 triliun. Peresmian jalan tol tersebut hanya disaksikan duta besar Malaysia.

Kedatangan PM Lee ke Semarang memang bukan hanya urusan peresmian KIK yang sebagian didanai investor Singapura. Acara seremoni ini bagian dari balutan kegiatan pertemuan tahunan pemimpin kedua negara (leaders retreat) yang sempat diagendakan 25 Agustus tapi tertunda dua bulan lebih, karena masalah kesehatan PM Lee.

KIK merupakan usaha patungan antara Graha Buana Cikarang, anak perusahaan PT Jababeka Tbk dengan perusahaan asal Singapura Sembcorp Development Indonesia Pte. Ltd., anak perusahaan Sembawang Development Ltd, yang merupakan bagian dari jejaring gurita bisnis Temasek.

Hadirnya Singapura di KIK tak hanya sebatas membangun kawasan industri saja. Kawasan ini ditaksir bisa menyerap investasi Rp160-200 triliun dari pabrik-pabrik yang berdiri. Industri yang sudah masuk di KIK berasal dari Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Jepang dengan berbagai sektor seperti industri furnitur, makanan, dan baja, juga industri elektronika, otomotif, dan kimia dasar, yang bakal menyerap 500.000 tenaga kerja..

KIK yang berlokasi di Kecamatan Kaliwungu dan Brangsong, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah ini memiliki total lahan pengembangan tahap pertama seluas 996,4 hektar dari total 2.700 hektar. Di sekitar kawasan telah terintegrasi pelabuhan laut Kendal, Pelabuhan Tanjung Mas dan stasiun kereta api untuk memudahkan arus barang.

Kawasan ini terletak sekitar 21 km dari sebelah barat Semarang, 20 km dari Bandara Internasional Ahmad Yani, dan 25 km ke Pelabuhan Tanjung Emas. Pembangunan KIK di luar dari program pembangunan 14 kawasan industri baru yang digagas pemerintahan Jokowi untuk periode 2015-2019.

KIK menjadi simbol baru hubungan kedua negara. PM Lee juga berkomitmen untuk terus meningkatkan kerja sama di lima bidang yaitu investasi di kawasan Batam, Bintan, Karimun, serta kawasan lain di Indonesia.

Kedua kepala negara juga sepakat bekerja sama di bidang pariwisata antara lain membuka jalur pelayaran kapal pesiar. Indonesia-Singapura juga bekerja sama dengan sektor energi, dalam proyek 35.000 MW. Juga ada penjajakan pembentukan sosiasi bisnis Indonesia-Singapura, demi meningkatkan hubungan bisnis antarkedua negara. Mereka juga sepakat untuk kerja sama di bidang pencegahan terorisme, di luar persoalan investasi.

infografik pemerataan industri

Investasi yang Menyatukan

Kerja sama yang penuh dengan “bunga-bunga” ini memang jadi pemberi aroma di tengah hubungan panas-dingin kedua negara yang sempat diwarnai ketegangan soal isu asap kebakaran hutan hingga terakhir soal kebijakan amnesti pajak.

Sebelum KIK, Singapura sudah masuk ke berbagai lini investasi termasuk pengembangan Pelabuhan Kalibaru, Jakarta Utara. Berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dari realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) 2015 sebesar 29,2 miliar dolar AS, uang yang bersumber dari investor Singapura mencapai 5,9 miliar dolar AS atau hampir 20 persen dengan 3.012 proyek atau investor terbesar di Indonesia. Jumlahnya setiap tahun ada tren naik, dibandingkan 2011 yang masih 5,1 miliar dolar AS.

“Sepanjang Januari-September 2016 jumlah investasi Singapura ke Indonesia mencapai 7,1 miliar dolar AS, mengalami kenaikan 44 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” kata Presiden Jokowi.

Bila dihitung dalam enam tahun terakhir, investasi Singapura ke Indonesia totalnya sudah mencapai 32 miliar dolar AS. Angka ini sudah setara dengan total investasi asing yang masuk Indonesia dalam setahun. Namun, memang uang yang masuk ke Indonesia dari Singapura lewat investasi belum ada apa-apanya bila dikaitkan dengan jumlah uang orang Indonesia yang diparkir di perbankan Singapura. Reuters pernah menulis ada sekitar 200 miliar dolar AS uang orang Indonesia yang disimpan di perbankan negeri singa atau setara 40 persen aset perbankan mereka.

"Saya senang dapat mengunjungi Kawasan Industri Kendal. Kawasan Industri Kendal ini merupakan ikon baru kerja sama bilateral antara Republik Indonesia dengan Singapura," kata Jokowi dilansir dari Antara.

Pernyataan Jokowi ini, tentu menyejukan bagi Singapura. PM Lee juga secara tersurat dengan bahasa diplomatisnya ingin mendorong kemajuan Indonesia dengan berbagai kontribusi investasi lebih besar lagi dari negaranya.

“Ekonomi kita begitu terjalin erat. Jika kondisi Indonesia baik, Singapura juga akan ikut baik. Inilah mengapa Singapura ingin Indonesia sukses,” kata PM Lee dikutip dari channelnewsasia.com.

Ucapan-ucapan diplomatis Jokowi dan Lee seakan menghapus masalah amnesti pajak yang belum lama ini mencuat. Investasi telah menjadi perekat kedua negeri jiran, karena kepentingan keduanya saling membutuhkan.

Barangkali investasi Singapura yang masuk ke Indonesia bisa menutup apa yang selama ini diincar Indonesia melalui repatriasi pajak yang masih minim dari Singapura untuk tujuan pembangunan. Dengan investasi di Kendal di Jawa Tengah, Singapura melalui PM Lee seolah sedang mengambil hati dengan diplomasi investasi ala Singapura.

Baca juga artikel terkait KENDAL atau tulisan lainnya dari Suhendra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Suhendra
Penulis: Suhendra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti