Menuju konten utama

Jokowi: Isu Indonesia Kebanjiran Pekerja Cina itu Fitnah

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan isu bahwa pekerja asing ilegal dari Cina sedang membanjiri Indonesia adalah fitnah. Jumlahnya yang mencapai 10-20 juta orang pun "hoax", sebab yang benar hanya 21.000.

Jokowi: Isu Indonesia Kebanjiran Pekerja Cina itu Fitnah
Presiden Joko Widodo (kanan) berdialog dengan peserta magang saat acara deklarasi Gerakan Pemagangan Nasional di kawasan Karawang International Industrial City, Karawang, Jawa Barat, Jumat (23/12). Presiden menegaskan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) harus terus ditingkatkan karena merupakan kunci dalam memenangkan kompetisi, termasuk kemampuan Tenaga Kerja Indonesia agar bisa langsung bekerja setelah lulus dari lembaga pendidikan. ANTARA FOTO/Rusman-Biro Pers Istana.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan isu bahwa pekerja asing ilegal dari Cina sedang membanjiri Indonesia adalah fitnah. Jumlahnya yang ditaksir 10-20 juta orang juga tak boleh dipercaya begitu saja, kata Jokowi, sebab informasi yang ia terima jumlah pekerja asal Cina di Indonesia hanya 21.000. Itupun tak terus-menerus menetap di dalam negeri.

"Saya ingin ingatkan sekali lagi, jangan ada yang percaya dengan sebaran fitnah, dengan tenaga kerja dan investasi yang dibilang sebagai ancaman, kebanjiran tenaga kerja, perlu saya sampaikan tidak," kata Presiden Jokowi saat meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) Lahendong Unit 5 dan 6 serta PLTP Ulubelu Unit 3 Lampung yang acara peresmiannya digelar di Tampaso, Minahasa, Selasa (27/12/2016).

Presiden mencontohkan seperti halnya di PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 serta di PLTP Ulubelu Lampung Unit 3, tenaga kerja asing hanya datang sebentar pada awal-awal proyek dioperasikan. Selanjutnya para pekerja asing tersebut akan membantu mempersiapkan, melakukan setting awal, dan menyiapkan sampai terjadi transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada tenaga kerja di Tanah Air.

"Setelah itu mereka pulang, karena mereka juga lebih senang bekerja di negara sendiri. Dipikir kerja di sini mereka senang? Mereka senang di negara mereka sendiri dekat dengan keluarga dan gaji di sana lebih tinggi," katanya.

Presiden menilai isu yang beredar soal tenaga kerja asing ke Indonesia tidak logis sebab upah bekerja di Indonesia yang masih rata-rata Rp1,5 juta sampai tiga juta rupiah sedangkan di Tiongkok di atas Rp5 juta. Para pekerja itu, kata Jokowi, ada di Indonesia di awal-sebuah proyek saja karena perusahaan dalam negeri belum tahu teknologinya.

"Pengalamannya mengenai itu juga belum ada dan ujungnya yang dapat manfaatnya misalnya di PLTP Lahendong dan Ulubelu adalah masyarakat, adalah kita," katanya sebagaimana dikutip Antara.

Indonesia dinilai siap memakai tenaga kerja sendiri, kata Jokowi. Untuk itu ia bangga sebab PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 berhasil menyerap ribuan tenaga kerja baru. Kurang lebih ada 2.750 orang mendapatkan pekerjaan di proyek tersebut. Angka itu, menurut Presiden, bukan jumlah yang sedikit. Padahal, ia menambahkan, masih banyak sekali pembangkit-pembangkit listrik yang sedang dikerjakan dan akan dikerjakan pada 2017.

Dalam peresmian itu Presiden didampingi oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, Dirut Pertamina Dwi Soetjipto, dan Dirut PLN Sofyan Basir.

Tiga proyek infrastruktur pembangkit listrik tenaga panas bumi PT Pertamina (Persero) tersebut nilai investasinya mencapai 532,07 juta dolar AS atau Rp6,18 triliun dan akan segera beroperasi setelah diresmikan.

Proyek-proyek tersebut meliputi PLTP Lahendong unit 5 dan 6 berkapasitas 2 x 20 MW di Tompaso, Sulawesi Utara. Proyek selanjutnya adalah PLTP Ulubelu unit 3 dengan kapasitas 1 x 55 MW dengan investasi 250 juta dolar AS yang setara dengan Rp2,8 triliun.

Baca juga artikel terkait PLTP atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan