Menuju konten utama
Pertemuan Bilateral di KTT G20

Jokowi Bertemu PM Australia: Bahas Komitmen 10,5 Juta Vaksin COVID

Presiden Jokowi bertemu dengan PM Australia, Scott Morrison membahas soal rencana komitmen 
10,5 juta dosis vaksin kepada pemerintah Indonesia.

Jokowi Bertemu PM Australia: Bahas Komitmen 10,5 Juta Vaksin COVID
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bertolak ke tiga negara dalam rangka kunjungan kerja di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (29/10/2021). ANTARA FOTO/BPMI-Kris.

tirto.id - Pemerintah Australia berencana memberikan 10,5 juta dosis vaksin kepada pemerintah Indonesia. Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Australia, Scott Morrison dalam kunjungan kerja menghadiri pertemuan G20 di Roma, Italia, Sabtu (30/10/2021) waktu setempat.

"Untuk hubungan bilateral saya senang melihat kemajuan yang terus terjadi. Pertama, saya sampaikan apresiasi atas dukungan vaksin Australia untuk Indonesia, 1,2 juta dosis vaksin telah tiba minggu lalu dan kami sambut baik rencana kedatangan 10,5 juta dosis vaksin," ujar Presiden Jokowi dalam keterangan pers yang diterima dari Biro Pers dan Media Istana, Sabtu (30/10/2021).

Jokowi mengatakan, penanganan COVID-19 Indonesia sudah membaik. Saat ini, positivity rate Indonesia di bawah 1 persen dengan total injeksi vaksin mencapai 185 juta dosis. Pemerintah pun tetap menjaga pelaksanaan protokol kesehatan meski kasus Indonesia turun.

Tren penanganan COVID-19 yang telah membaik tersebut, kata Jokowi, membuka ruang bagi kedua negara untuk mulai memikirkan pemulihan ekonomi, termasuk di sektor pariwisata. Ia pun mendorong pembentukan vaccinated travel lane (VTL) Indonesia dan Australia dan kerja sama saling pengakuan sertifikat vaksin.

"Saya paham dua Menteri Luar Negeri sudah mulai mengomunikasikan kemungkinan kerja sama itu. Mudah-mudahan VTL dan pengakuan sertifikat vaksin dapat segera diselesaikan. Saya yakin ini akan mendorong percepatan pemulihan ekonomi, tentu dengan aman," jelasnya.

Selain itu, mantan Wali Kota Surakarta ini juga ingin agar Indonesia-Australia dapat terus melakukan kerja sama pembangunan ekonomi hijau dan transisi energi. Jokowi beralasan, isu teknologi dengan harga terjangkau dan investasi memegang peran penting bagi keberhasilan transformasi ekonomi.

"Oleh karena itu, saya sambut baik Joint Statement on Cooperation on the Green Economy and Energy Transition. Kerja sama yang termuat dalam joint statement ini sejalan dengan semangat presidensi G20 Indonesia di tahun 2022," kata suami Iriana Widodo itu.

Jokowi pun mengaku, kepemimpinan G20 di tangan Indonesia akan mendorong sejumlah langkah konkret seperti kerja sama bidang digital, transisi energi, dan inklusi keuangan. Di sektor digital, Presiden Jokowi ingin memastikan transisi digital yang inklusif bagi pertumbuhan dan pembangunan.

Di sektor transisi energi, G20 harus dapat memastikan ketersediaan teknologi rendah karbon dengan harga terjangkau sehingga transisi energi dapat dilakukan oleh semua negara. Sementara di sektor inklusi keuangan, secara khusus Presiden menekankan soal UMKM dan perempuan.

"Saya harap dukungan kuat Australia bagi ketiga usulan Indonesia tersebut. Saya juga berharap untuk dapat menyambut Yang Mulia secara pribadi tahun depan saat KTT kami di Bali, tanggal 30-31 Oktober 2022," tutur Jokowi.

Baca juga artikel terkait KTT G20 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri