Menuju konten utama

Jokowi: Banjir Sintang karena Kerusakan Lingkungan Puluhan Tahun

Presiden Jokowi mengatakan banjir di Sintang karena kerusakan daerah tangkapan hujan yang sudah berpuluh-puluh tahun.

Jokowi: Banjir Sintang karena Kerusakan Lingkungan Puluhan Tahun
Sejumlah warga melintasi Jalan Lintas Melawi yang terdampak banjir di Ladang, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Jumat (12/11/2021). NTARA FOTO/Abraham Mudito/app/aww.

tirto.id - Presiden Joko Widodo mengatakan banjir yang terjadi di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, karena kerusakan lingkungan yang terjadi puluhan tahun. Hal itu mengakibatkan Sungai Kapuas meluap ke wilayah tersebut saat hujan lebat.

"Ya, itu memang karena kerusakan catchment area, daerah tangkapan hujan yang sudah berpuluh-puluh tahun. Itu yang harus kita hentikan, karena memang masalah utamanya ada di situ," kata Jokowi usai peresmian jalan tol di Serang, Banten, Selasa (16/11/2021).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berjanji akan memperbaiki daerah tangkapan hujan di sekitar Sungai Kapuas. Pemerintah berencana memperbaiki itu mulai tahun depan.

Jokowi ingin daerah tangkapan hujan di Sintang dapat berfungsi kembali secara normal.

"Sehingga ada penghijauan kembali di daerah-daerah hulu, di daerah-daerah tangkapan hujan, di catchment area. Kami perbaiki karena memang kerusakannya ada di situ," kata dia.

"Dan kedua memang ada hujan yang lebih ekstrem dari biasanya," tambahnya.

Banjir di Sintang terjadi sejak 21 Oktober 2021 lalu. Banjir melanda setelah hujan ekstrem mengguyur sehingga debit air Sungai Kapuas dan Melawi meluap. Tak hanya itu, pada bagian hilir, pasang laut terjadi sehingga aliran sungai terhambat dan banjir bertahan hingga kini.

Jumlah warga terdampak mencapai 35.807 kepala keluarga (KK) atau 124.497 jiwa. Sementara warga yang mengungsi berjumlah 7.545 KK atau 25.884 jiwa. Warga yang mengungsi tersebar di 32 pos pengungsian.

Baca juga artikel terkait BANJIR SINTANG atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Gilang Ramadhan