Menuju konten utama

Jokowi Akui Upayakan Penuhi Kebutuhan Gas untuk Produksi Pupuk

Jokowi mengakui ada kejomplangan antara kebutuhan pupuk dengan produksi pupuk berakibat pada masih kurangnya kebutuhan pupuk di Indonesia.

Jokowi Akui Upayakan Penuhi Kebutuhan Gas untuk Produksi Pupuk
Pekerja mengangkut karung pupuk urea di gudang lini 3 Jatibarang pupuk Kujang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (19/12/2022). ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/aww.

tirto.id - Presiden Joko Widodo mengingatkan kembali salah satu penyebab krisis pangan terjadi karena perubahan iklim dan kelangkaan pupuk. Hal ini karena negara produsen pupuk yaitu Rusia dan Ukraina berperang.

Dalam masalah pupuk, Jokowi mengakui ada kejomplangan antara kebutuhan pupuk dengan produksi pupuk berakibat pada masih kurangnya kebutuhan pupuk di Indonesia.

"Kebutuhan pupuk di Indonesia ini 13,5 juta ton. Terpenuhi 3,5 juta ton dan itu saya rasakan akhir-akhir ini setiap saya ke desa, setiap saya masuk ke sawah ketemu petani selalu yang disampaikan adalah ‘pak pupuk enggak ada, pak pupuk harga tinggi’," kata Jokowi dalam acara peresmian pabrik NPK milik PT Pupuk Iskandar Muda, Aceh, Jumat (10/2/2023).

"Kalau enggak ada, kalau suplainya turun artinya harga pasti naik otomatis, apalagi yang bersubsidi.

Inilah problem besar kita yang harus kita atasi," lanjut Jokowi.

Jokowi juga melihat produksi pupuk pada dua perusahaan di Aceh berhenti sejak 2005. Dua perusahaan itu yakni Aceh Asean Fertilizer dan Pupuk Iskandar Muda (PIM) akibat keberadaan gas. Ia pun tidak tinggal diam atas masalah tersebut.

"Ini sudah sejak 2005 pak. Problemnya gas. Apakah kita kalau enggak cukup gas kita dari dalam negeri, apakah enggak bisa kita impor agar pabriknya ini jalan. Saya enggak tahu, berpuluh tahun, bertahun-tahun kita diamkan aja aset sebesar ini," kata Jokowi.

Jokowi meminta Menteri BUMN Erick Tohir untuk mengaktifkan kembali kedua perusahaan pupuk tersebut.

Akan tetapi, baru PIM yang berjalan. Pemerintah mulai mencari cara untuk memenuhi kebutuhan gas untuk produksi pupuk.

Ia pun mengaku pemerintah menggelontorkan anggaran Rp1,7 triliun untuk kembali menjalankan PIM 1 dan PIM 2. Ia pun sudah mengambil langkah ekspor jika pupuk produksi PIM sulit terserap di Indonesia.

"Yang jelas saya ingin agar kapasitas yang ada di sini 570 ribu ton kali dua, berarti 1,14 juta ton itu betul-betul nanti maksimal bisa keluar sehingga keluhan-keluhan yang ada di petani bisa kita selesaikan," kata Jokowi.

Jokowi berharap komitmen Kementerian BUMN, PT Pupuk Indonesia dan PIM dalam mencari solusi masalah gas. Ia menilai, masalah gas akan membuat output produksi pupuk sesuai ekspektasi setidaknya 500 ribu ton.

"Saya minta betul-betul komitmen kementerian BUMN, komitmen pupuk Indonesia, pupuk di manajemen PIM sendiri betul-betul mencari solusi mencari jalan keluar untuk urusan gas karena kuncinya ada di situ," pungkas Jokowi.

Baca juga artikel terkait STOK PUPUK atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Bisnis
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Bayu Septianto