Menuju konten utama

Jokowi Akui Senang Nonton Yowis Ben Karena Pakai Bahasa Jawa

“Ini film anak muda, saya kira wajib ditonton bagi yang merasa muda. Filmnya bagus sekali, banyak lucunya, banyak gerrr-nya,” ungkap Jokowi.

Jokowi Akui Senang Nonton Yowis Ben Karena Pakai Bahasa Jawa
Presiden Joko Widodo. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut menyaksikan film Yowis Ben di bioskop Cinemaxx kota Malang, pada Rabu (28/3/2018) sekitar pukul 20.30 WIB.

Kegiatan ini dilakukan bersama Seskab Pramono Anung, Mendikbud Muhadjir Effendy, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf seusai membagikan sertifikat tanah.

Setelah kurang lebih 1 jam 30 menit, Jokowi kepada wartawan mengaku senang dengan film Yowis Ben yang menggunakan bahasa daerah Jawa Timur.

Bayu berkali-kali menegaskan lewat media sosialnya bahwa ia ingin menjunjung kebudayaan Jawa melalui Yowis Ben. Oleh sebab itu, 80-90 persen dialog di film yang dibuat oleh rumah produksi Starvision Plus itu memakai Bahasa Jawa.

Yowis Ben berkisah tentang Bayu (Bayu Skak) dan keinginanya untuk mendapatkan hati Susan (Cut Meyriska), teman perempuannya di sebuah sekolah menengah di Malang. Namun, Bayu hanya anak seorang penjual pecel dengan julukan “Pecel Boy”, berkulit sawo matang, berasal dari kalangan ekonomi pas-pasan, juga tidak populer. Sementara Susan adalah anak orang berada, cantik, dan jadi kembang sekolah.

“Ini film anak muda, saya kira wajib ditonton bagi yang merasa muda. Filmnya bagus sekali, banyak lucunya, banyak gerrr-nya dan alur ceritanya sangat bagus,” ujar Jokowi, seperti dilansir dari laman Sekretariat Kabinet.

Jokowi menuturkan, mendapat informasi bahwa dalam dua tahun terakhir ini penambahan gedung bioskop di Indonesia telah mencapai 50 persen. Kondisi ini dibarengi dengan jumlah pembuatan film nasional yang meningkat hingga 40 persen.

“Saya kira loncatan-loncatan yang sangat bagus dalam dua tahun ini, sehingga saya mendapatkan kabar bahwa pembuatan film ini kekurangan kru. Ini sesuatu yang bagus tetapi harus segera kita isi kekurangannya,” ucap Jokowi.

Ia menerangkan, Indonesia saat ini memiliki seratusan lebih Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan perfilman. Namun yang baru diperbaiki dan direvitalisasi baru 18 sehingga masih perlu perbaikan sarana dan prasarana, serta mengupgrade guru-guru yang ada.

“Kekurangan kru pembuatan film bisa kita isi secepatnya. Tadi saya sudah sampaikan pada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar itu segera diselesaikan,” kata Jokowi.

Presiden Jokowi meyakini dengan semakin banyak ruang-ruang bioskop dapat memberikan peluang pembuat film di Indonesia untuk semakin tumbuh dengan baik. Sebab, jumlah penonton yang banyak juga akan membuat film untung.

Baca juga artikel terkait FILM INDONESIA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Film
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari