Menuju konten utama

Jokowi akan Bentuk Dua Menteri Baru untuk Genjot Pendapatan Negara

Presiden Joko Widodo berencana membentuk dua menteri baru, yakni Menteri Investasi dan Menteri Ekspor untuk menggenjot pendapatan negara.

Jokowi akan Bentuk Dua Menteri Baru untuk Genjot Pendapatan Negara
Presiden Joko Widodo. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

tirto.id - Presiden Joko Widodo punya strategi baru untuk menggenjot pendapatan negara. Strategi yang dilakukan yaitu membentuk dua menteri baru yaitu Menteri Investasi dan Menteri Ekspor.

"Saya rasa ini tanggung jawab kita semua. Saya sampaikan pekan lalu dalam forum rapat kabinet, apakah perlu dalam situasi-situasi ini, perlu menteri investasi dan ekspor. Wong penyakit kita di situ. Negara lain juga sama, di Eropa juga ada menteri investasi dan khusus ekspor. Mungkin dari sisi kelembagaan harus miliki dua menteri itu," kata dia dalam Rapat Koordinasi Nasional Investasi, Tangerang, Selasa (12/3/2019).

Jokowi menjelaskan, pergerakan investasi RI ke Amerika Serikat (AS) masih di bawah Vietnam. Secara rinci ia menjelaskan, ekspor RI ke AS hanya 3 persen berbeda dengan Vietnam menguasai 16 persen ekspornya ke AS.

"Ekspor (furnitur) kita ke Amerika itu menguasai hanya 3 persen. Vietnam bisa 16 persen. Coba, kita miliki raw material yang melimpah, rotan, kayu. Ini harus jadi koreksi untuk kita semua. Ini baru satu produk barang yang kita cerita. Produk lain kurang lebih sama. Artinya kita kalah rebutan. Kalah rebut investasi, kalah rebut pasar," jelas dia.

Realisasi penerimaan negara dalam APBN 2018 melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah.

Hingga tutup tahun, realisasi pendapatan negara mencapai Rp1.942,3 triliun atau lebih tinggi dari target di APBN 2018, yakni Rp1.894,7 triliun. Artinya, realisasi pendapatan negara setara dengan 100,2 persen dari target.

Dari total pendapatan tersebut, realisasi penerimaan dalam negeri mencapai Rp1.928,4 triliun atau 101,8 persen dari target yang sebesar Rp1.893,5 triliun.

Penerimaan dalam negeri ini juga termasuk pajak dan hasil ekspor. RI memiliki komoditas unggulan untuk diekspor. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik ada 10 komoditas ekspor terbanyak sepanjang tahun 2018 yaitu, bahan bakar mineral 24,588 miliar dolar atau sekitar 15,12 persen dari total keseluruhan ekspor.

Lemak dan minyak hewan atau nabati -20,350 miliar dolar AS atau sekitar 12,51 persen dari total keseluruhan ekspor.

Kendaraan dan bagiannya -7,552 miliar dolar AS atau 4,64 persen dari total keseluruhan ekspor.

Besi dan baja 5,751 miliar dolar AS atau 3,54 perse dari total keseluruhan ekspor.

Perhiasan atau permata - US$ 5,605 miliar atau 3,45 persen dari total keseluruhan ekspor.

Bijih, kerak, dan abu logam 5,254 miliar dolar AS atau 3,23 persen dari total keseluruhan ekspor. Pakaian jadi bukan rajutan 4,495 miliar dolar AS atau 2,76 persen dari total keseluruhan ekspor.

Barang-barang rajutan 4,074 miliar dolar AS atau 2,51 persen dari total keseluruhan ekspor. Kemudian bubur kayu atau pulp 2,649 miliar dolar AS atau 1,63 persen dari total keseluruhan ekspor.

Timah 1,550 miliar dolar AS atau 0,95 persen dari total keseluruhan ekspor.

Baca juga artikel terkait PROGRAM JOKOWI atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno