Menuju konten utama
Rapimnas Partai Demokrat 2018:

Jokowi Ajak Demokrat Jalankan Reformasi Poltik Bersama Pemerintah

Jokowi menyampaikan, proses pemilu yang jujur tidak cukup untuk mewujudkan reformasi politik.

Jokowi Ajak Demokrat Jalankan Reformasi Poltik Bersama Pemerintah
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan dan pidato saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat 2018 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak Partai Demokrat menjalankan reformasi politik bersama pemerintah. Hal itu disampaikannya dalam acara Rapimpas Demokrat di Sentul Bogor, Sabtu (10/3/2018).

"Saya ingin mengajak keluarga besar Partai Demokrat bersama-sama kami menjalankan agenda bersama," kata Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengatakan proses pemilu yang jujur tidak cukup untuk mewujudkan reformasi politik.

"Reformasi politik tidak cukup hanya pada sampai dimensi sistem ketatanegaraan, tidak pula hanya sebatas proses pemilu yang jurdil [jujur dan adil]. Selain di legal formal dan prosedural dalam berpolitik ada dua hal yang saya tekankan di sini," kata Jokowi.

Untuk itu, Jokowi menekankan dua hal agar reformasi di bidang politik bisa terwujud. Pertama, pemerintah dan semua elemen harus membangun kedewasaan berpolitik.

Ia menambahkan, etika dan tata krama dalam berpolitik wajib dilaksanakan dan dibangun bersama.

"Kedua, kita harus membuat demokrasi lebih dirasakan oleh rakyat. Yaitu demokrasi yang lebih menyejahterakan rakyat, yang lebih memakmurkan rakyat," katanya.

Jokowi menegaskan, saling adu ide, program, dan gagasan serta berbeda pendapat itu biasa, “tapi harus saling menjunjung tinggi adab ketimuran kita serta sopan santun.”

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengaku pernah dituding sebagai pemimpin otoriter. Isu itu sempat berkembang viral di media sosial pada Agustus 2017 lalu.

"Di sosial media pada bulan Agustus 2017 lalu disampaikan bahwa saya adalah pemimpin yang otoriter. Saya heran saja, kenapa dibilang pemimpin otoriter," kata dia.

Menurut Jokowi, salah jika orang menilainya sebagai pemimpin otoriter karena ia mengaku selalu mendengarkan pendapat orang lain dan menghargai perbedaan.

"Saya berani bilang saya itu bukan seorang pemimpin otoriter, saya ini seorang demokrat," kata Jokowi seraya disambut tepuk tangan belasan ribu kader Partai Demokrat yang hadir dari seluruh Indonesia.

Jokowi juga menyatakan bahwa pembawaan dan karakter fisiknya sama sekali tidak mencerminkan pemimpin yang otoriter. Dan tidak sangar.

Baca juga artikel terkait RAPIMNAS DEMOKRAT

tirto.id - Politik
Sumber: antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto