Menuju konten utama

John "Calico Jack" Rackham, Inspirator Kisah Bajak Laut Kontemporer

John "Calico Jack" Rackham bukan bajak laut terkuat, tersukses, atau paling ditakuti. Namun ia seolah wajib direplikasi dalam cerita kontemporer.

John "Calico Jack" Rackham. (FOTO/A General History of the Robberies and Murders of the Most Notorious Pyrates", published 1725)

tirto.id - "Ketika pertama kali datang ke sini, aku tak punya apa-apa selain nama dan kecerdikan," ujar Jack Rackham. Dihina, diremehkan, dan diabaikan seolah jadi perlakuan biasa bagi mereka yang datang ke pulau-pulau di Karibia pada masa keemasan bajak laut --dikenal dengan golden age of piracy--yang menyebar di Karibia, Britania Raya, Samudra Hindia, hingga barat Afrika.

Sebelum membangun reputasi sebagai bajak laut yang disegani berkat kecerdikannya, Rackham adalah quartermaster dalam kru bajak laut pimpinan Kapten Charles Vane yang keji. Alih-alih ditakuti, pada masa itu Rackham lebih sering dihajar di jalanan, dikencingi begundal-begundal lain.

Itu semua adalah potongan adegan dari Black Sails, serial televisi yang meromantisasi masa keemasan pembajakan laut yang berlangsung sejak 1650-an (sebagian sumber menyebut 1701) hingga 1730-an. Karakter Jack Rackham diperankan dengan luwes oleh aktor Australia, Toby Schmitz.

Dalam serial yang didistribusikan oleh Starz itu para penonton disuguhkan John "Calico Jack" Rackham, asal Inggris yang beroperasi di kawasan kepulauan Bahama dan Kuba, sebagai sosok yang tak begitu andal bertarung tetapi cerdas, licin, dan mahir menemukan jalan keluar dalam banyak situasi.

Lantas bagaimana kiprah Jack Rackham di dunia nyata?

Ranger, Kapten, Anne Bonny

John Rackham lahir di Kerajaan Inggris pada 26 Desember 1682. Rackham dijuluki "Calico Jack" lantaran kegemarannya mengenakan calico, bahan tekstil dari India, alih-alih sutra yang biasa dikenakan kapten bajak laut.

Tak banyak yang diketahui dari sepak terjang Rackham sebelum menjadi quartermaster untuk Ranger, kapal brigantine yang dipimpin Charles Vane pada 1718 yang beroperasi di kepulauan New Providence di Bahama, yang saat itu dikenal luas sebagai Republik Bajak Laut.

Seperti yang dirangkum Sons of Pirate dalam "The True Story of Jack Rackham aka Calico Jack", Charles Vane bukanlah kapten yang baik. Ia kerap menyiksa musuh-musuhnya walaupun mereka sudah menyatakan menyerah. Kapten Vane juga bukan orang yang adil dalam membagi harta rampasan kepada para kru.

Pada 1718, setelah suatu pengejaran panjang, Ranger harus berhadapan dengan kapal perang Prancis yang berukuran dua kali lebih besar. Kapten Vane memutuskan melarikan diri dan menyebabkan perselisihan di antara kru. Sebanyak 15 awak setuju dengan keputusan Vane, tapi 75 sisanya berpendapat bahwa Vane membuat keputusan keliru. Mengalahkan kapal Prancis tidak hanya akan memberi kekayaan tetapi juga memungkinkan mereka menjadi awak bajak laut dengan salah satu kapal terbesar dan paling lengkap di Karibia

Di tengah friksi itulah Rackham mencuat. Ia menyebut Kapten Vane pengecut. Pada 24 November 1718, Rackham melakukan pemungutan suara. Hasilnya, kru Ranger memilih bajak laut flamboyan itu sebagai kapten baru. Sementara Vane dan para pendukungnya yang tersisa dipersilakan pergi menggunakan perahu yang telah dilengkapi persediaan makanan dan amunisi.

Sebagai kapten Ranger, Rackham menyadari dirinya kini adalah buron pemerintah. Maka siasat dia untuk bertahan hidup dengan profesinya itu adalah dengan memburu kapal-kapal kecil atau kapal nelayan saja di sekitar Jamaika dan Kuba. Strategi itu sukses. Kapal-kapal sasaran tak memberikan perlawanan berarti.

Pencapaian terbesarnya adalah ketika berhasil merampas Kingston, kapal layar bertipe brig yang membawa banyak harta.

Kabar kesuksesan Rackham segera tersebar luas dan para pedagang di Jamaika mengirimkan bounty hunter untuk memburu sang kapten.

Para bounty hunter sukses menyudutkan awak Ranger. Rackham dan krunya terpaksa meninggalkan kapal dan harta mereka. Namun, berkat kecerdikannya--atau kelicikannya--Rackham berhasil mencuri kapal layar Inggris bernama Revenge dari tangan Spanyol, yang saat itu menguasai kawasan Karibia.

Rackham kembali ke New Providence dan meminta pengampunan dari Gubernur Bahama Woodes Rogers. Dalihnya, ia dipaksa Kapten Vane untuk menjadi bajak laut.

Semasa menunggu pengampunan itu Rackham berkeliaran dari satu bar ke bar lain. Di sanalah ia bertemu Anne Bonny. Bonny kelak menjelma salah satu bajak laut perempuan paling terkenal, reputasi yang tak lain berawal dari pertemuannya dengan John "Calico Jack" Rackham.

Hanya beberapa saat usai mendapatkan pengampunan, Rackham dan Bonny berangkat menuju lautan lagi-lagi sebagai perompak, dengan kapal curian lain beserta sejumlah perompak pengangguran yang direkrut dari New Providence.

Bonny saat itu berstatus istri seorang pelaut di bawah pimpinan Gubernur Woodes Rogers. Main serong di masa itu merupakan pelanggaran hukum serius. Maka Rackham pun sudah menambah panjang daftar dakwaannya: perebut pasangan orang dan bajak laut kambuhan.

Akhir & Legasi Calico Jack

Dua bulan lamanya Rackham dan Bonny mengarungi Laut Karibia dan membajak kapal-kapal. Mereka kemudian singgah ke Kuba lantaran Bonny bakal segera melahirkan anak mereka. Lantaran kekurangan uang, anak itu ditinggalkan di Kuba, di bawah asuhan teman Bonny (sumber lain menyebutkan bayi itu dirawat keluarga bajak laut). Mereka sendiri berangkat kembali menuju lautan.

Di kapal, Anne Bonny berpakaian seperti laki-laki dan memperkenalkan diri sebagai Adam Bonny. Kru Rackham juga bertambah dengan kehadiran Mark Read, yang kelak diketahui ternyata juga perempuan yang bernama asli Mary Read. Selama berbulan-bulan mereka meneror laut di sekitar Kuba dan Jamaika, menyerang baik nelayan maupun marinir. Mereka memperoleh harta terbanyak usai merompak kapal keluarga kaya Spanyol yang gentar dan segera menyerah kala bendera hitam khas bajak laut berkibar di kapal milik Rackham.

Simbol yang digunakan Rackham pada jolly roger (bendera bajak laut) dia adalah tengkorak dengan dua pedang bersilang di bawahnya. Jolly Roger ini kelak diadaptasi dalam waralaba bajak laut populer milik Disney, Pirates of the Caribbean, bahkan klub american football Tampa Bay Buccaneers. Hingga saat ini, ia menjadi salah satu jolly roger paling terkenal selain tengkorak dengan tulang bersilang milik perompak terkaya sekaligus salah satu wajah masa keemasan bajak laut, Samuel Bellamy.

Infografik John Calico Jack Rackham

Infografik John 'Calico Jack' Rackham. tirto.id/Quita

Petualangan kedua Rackham sebagai perompak tak berlangsung lama usai gubernur Jamaika, Richard Lawes, mengirimkan seorang pemburu perompak bernama Jonathan Barnet. Pada Oktober 1720, Barnet berhasil menyudutkan kapal milik Rackham, membombardirnya, dan menangkap seluruh krunya.

Rackham diadili dan akhirnya dieksekusi pada 18 November 1720 dalam usia 37 tahun. Sementara Anne Bonny dan Mary Read hanya ditahan lantaran keduanya mengklaim sedang mengandung.

Rackham bukanlah pula bajak laut terkuat, tersukses, atau paling ditakuti. Reputasinya melambung "hanya" karena ada dua perempuan di kapalnya dan kelicinan serta gaya berpakaiannya yang unik dibandingkan kapten-kapten lain. Kendati demikian, Calico Jack merupakan salah satu figur dari golden age of piracy yang ramai dijadikan subjek biografi.

Ia juga seolah wajib direplikasi dalam cerita-cerita bajak laut kontemporer. Selain dalam seri Black Sails dan Pirates of the Caribbean, Calico Jack juga masih "hidup" dan beraksi dalam gim video seperti Assassin's Creed IV: Black Flag, juga komik The Adventures of Tintin. Sementara, kebiasaan berpakaiannya juga diterapkan pada seri manga dan anime terbesar saat ini, One Piece, dalam karakter bernama "Calico" Yorki, kapten Rumbar Pirates.

Baca juga artikel terkait BAJAK LAUT atau tulisan lainnya dari R. A. Benjamin

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: R. A. Benjamin
Editor: Rio Apinino
-->