Menuju konten utama

JK Ingatkan Pertumbuhan Industri Digital Perlu Ditopang Sektor Riil

Wapres JK menilai pertumbuhan industri digital di Indonesia perlu ditopang oleh sektor ekonomi riil yang kuat. 

JK Ingatkan Pertumbuhan Industri Digital Perlu Ditopang Sektor Riil
Wakil Presiden Jusuf Kalla, saat memberikan pernyataan pers di Kantor Wakil Presiden, di Jakarta, Selasa (12/2 2019). ANTARANews/Fransiska Ninditya

tirto.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla (Wapres JK) menyatakan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, yang ditandai dengan kemunculan sejumlah startup unicorn, perlu diimbangi dengan penguatan sektor riil.

"Saat ini ekspektasi pasar bukan lagi untung, tapi values. Meski sudah canggih, jangan lupa investasi fisiknya," kata JK dalam Seminar Indonesia Economic Outlook 2019 di Hotel Westin, di Java Ballroom Hotel Westin, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (28/2/2019).

JK berpendapat pertumbuhan industri digital yang diiringi dengan penguatan sektor rill akan memberi dampak lebih luas terhadap ekonomi di dalam negeri.

Dia mengingatkan perkembangan startup sekelas unicorn, atau perusahaan rintisan di bidang teknologi digital dengan valuasi lebih dari US$1 miliar, akan terhambat tanpa dukungan sektor ekonomi riil.

"Kan kalau ada perdagangan harus ada konsumennya. Jadi apa pun isu ekonomi, tetap ekonomi riil menjadi dasar semua ekonomi," ujar JK.

Saat ini, Indonesia memiliki empat startup dengan status unicorn, yakni Gojek dengan valuasi USD9,5 miliar, Tokopedia (USD7 miliar), Traveloka (USD4,1 miliar) dan Bukalapak (USD1 miliar).

Gojek adalah startup pertama asal Indonesia yang mendapat status unicorn. GoJek awalnya berangkat dari layanan jasa transportasi berbasis sepeda motor. Namun, perusahaan ini lalu berusaha menuju one-stop service application, yakni pelanggan dapat melakukan pemesanan pelbagai jasa dari satu aplikasi.

Dengan valuasinya saat ini, Gojek menuju status Decacorn. Status Decacorn diberikan kepada startup dengan valuasi lebih dari 10 miliar dolar AS.

Perusahaan-perusahaan decacorn kini masih didominasi startup dari Amerika Serikat dan Cina. Misalnya, Toutiao (Bytedance) dengan valuasi USD75 miliar, Uber (USD72 miliar), Didi Chuxing (USD56 miliar), WeWork (USD47 miliar), Airbnb (USD29,3 miliar), dan juga Grab yang saat ini menjadi satu – satunya perusahaan Asia Tenggara berstatus decacorn dengan valuasi sekitar USD11 miliar.

Baca juga artikel terkait EKONOMI DIGITAL atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom