Menuju konten utama

JK Harap Indonesia Damai dan Tak Seperti Irak atau Suriah

Wapres JK menjelaskan, Islam masuk ke Indonesia dengan damai melalui ulama dan para pedagang. Karenanya, ia berharap kedamaian tetap berjalan, tidak seperti di Irak atau Suriah.

JK Harap Indonesia Damai dan Tak Seperti Irak atau Suriah
Wakil Presiden Jusuf Kalla (tengah) didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (ketiga kiri) dan Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi (kedua kiri) melambaikan tangan saat melepas keberangkatan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud yang akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Brunei Darussalam. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.

tirto.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menggarisbawahi bahwa umat Muslim harus ingat bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan damai melalui ulama dan para pedagang, tidak seperti di Timur Tengah. Untuk itu, perdamaian yang telah dibawa masuk Indonesia itu, menurut JK, harus dijaga selamanya.

"Kita di Indonesia, mayoritas Islam, Muslim, tapi berbicara tourism yang paling dikenal Bali, Borobudur, Hindu dan Budha. Kalau di Timur Tengah saya kira sudah lebur itu, tapi di sini tidak, nah semangat ini yang harus kita pertahankan sendiri," kata Wapres JK saat berceramah usai Salat Tarawih di Masjid Indonesia Tokyo, Meguro, Tokyo, Jepang, Minggu (4/6/2017) malam.

"Kita tidak ingin seperti Irak, Suriah, Iran yang bertengkar terus dengan Arab Saudi, sehingga yang sering saya katakan Rasulullah hijrah ke Madinah supaya lebih damai, sekarang terbalik, orang-orang Arab hijrah ke Eropa untuk mencari kedamaian," kata JK melanjutkan.

Karena itu, Wapres JK pun meminta masyarakat Indonesia untuk membedakan masalah iman dan kehidupan berbangsa-negara dengan prinsip saling menghormati dan menghargai.

"Agama apapun akan dianggap paling benar oleh pemeluknya, sebagaimana juga umat Islam, Muslim, agama Islam yang paling sempurna. Tapi kalau berbicara tentang bangsa dan negara, harus kita bedakan, ada prinsip lakum diinukum waliyadii," ujarnya seperti dikutip dari Antara.

Menurut Wapres, ayat Alquran Surat Alkafirun Ayat 6, lakum diinukum waliyadiin yang berarti "bagimu agamamu, bagiku agamaku" tersebut harus menjadi dasar semua umat Islam untuk menghormati pemeluk agama lain.

"Itu sudah jelas, di samping kita meningkatkan keimanan kita dengan beribadah kepada Allah SWT, kita juga harus menghormati pemeluk agama lain sebagai bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagai datu saudara, Bangsa Indonesia," kata dia menjelaskan.

Wapres RI tersebut hadir di Masjid Indonesia Tokyo bersama Ibu Mufidah Jusuf Kalla beserta rombongan, antara lain Duta Besar RI untuk Jepang Arifin Tasrif, Kepala Sekretariat Kantor Wakil Presiden Mohammad Oemar, Utusan Khusus Presiden Bidang Investasi Jepang Rahmat Gobel, dan Juru Bicara Wapres Husein Abdullah.

Terletak di dalam kompleks Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT), Meguro, Tokyo, Masjid Indonesia Tokyo memiliki dua lantai dengan biaya Rp22,6 miliar yang berasal dari donasi masyarakat Indonesia, termasuk Wapres Jusuf Kalla.

Baca juga artikel terkait PERDAMAIAN INDONESIA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari