Menuju konten utama

Jika Terjadi Kecelakaan KRL, Kemenperin Patut Disalahkan

KRL yang usianya sudah tua akan rentan mengalami masalah, mulai dari mogok, keluar jalur hingga terjadi kecelakaan. 

Jika Terjadi Kecelakaan KRL, Kemenperin Patut Disalahkan
Petugas keamanan berjaga di dekat rangkaian kereta rel listrik (KRL) Commuterline KA 5144C yang anjlok dan tertimpa tiang listrik di perlintasan Stasiun Kampung Bandan, Jakarta, Sabtu (26/11/2022). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.

tirto.id - PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI dikabarkan mengalami kesulitan meremajakan gerbong kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek. Pasalnya, izin impor KRL dari Jepang tak direstui oleh Kementerian Perindustrian.

Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio mengungkapkan KRL yang usianya sudah tua akan rentan mengalami masalah, mulai dari mogok, keluar jalur hingga terjadi kecelakaan.

“Jika memang terjadi kecelakaan, yang harusnya disalahkan Kemenperin,” kata Agus ketika dihubungi Tirto, Jakarta, Selasa (28/2/2023).

Dalam aturan undang-undang, lanjut Agus, pihak yang melakukan impor tersebut adalah Kementerian Perdagangan atas permintaan Kementerian Perhubungan. Sedangkan Kemenhub atas permintaan PT KCI selaku pihak pengelola rangkaian KRL.

“Kementerian Perdagangan tidak bisa impor jika belum ada rekomendasi dari Kemenperin. Sehingga jika terjadi persoalan apa– apa, yang tanggung jawab adalah Kemenperin karena sudah melarang impor,” tambahnya.

Mengenai penumpang yang terancam terlantar, Agus menegaskan sudah mewanti- wanti pejabat Kemenperin jika terjadi permasalahan pada KRL Jabodetabek. Jangan sampai ada masalah ke depan, mereka saling lempar tanggung jawab.

Soal pengganti KRL yang masuk masa pensiun, Kemenperin jangan hanya menolak impor saja melainkan memikirkan solusi untuk penumpang.

“Nah, kalau bagaimana caranya ya silahkan ditunggu saja sampai Presiden marah,” ujar Agus.

Sementara itu, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) telah memesan 16 rangkaian kereta rel listrik baru pada PT Industri Kereta Api (INKA) selaku pabrikan kereta pelat merah dengan anggaran Rp4 triliun. Akan tetapi, KRL tersebut baru siap beroperasi pada 2025 atau 2026.

Vice President Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengatakan, pemesanan 16 rangkaian KRL sesuai dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan atau RJPP. Pemesanan kereta baru untuk meningkatkan kapasitas angkut penumpang, mengingat volumenya mulai melonjak setelah PPKM dicabut.

“Sebelum pandemi COVID-19 jumlah penumpang KRL sebanyak 1,1 juta hingga 1,2 juta orang dan saat ini sudah 830 ribu orang per hari. Kami prediksi tahun ini sudah normal lagi sehingga bisa mencapai 1 juta penumpang bahkan lebih,” kata Anne saat ditemui di kantor KCI, Jakarta, Selasa (28/2/2023).

Dia menambahkan, frekuensi perjalanan KRL akan meningkat seiring adanya upaya yang dilakukan pemerintah dalam membangun infrastruktur seperti renovasi stasiun Manggarai. Oleh karena itu, ia memprediksi jumlah penumpang mencapai 2 juta orang per hari pada 2025.

Baca juga artikel terkait KRL ANJLOK atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - News
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Reja Hidayat