Menuju konten utama
Dampak Pandemi Corona

Jika COVID-19 Masih Berlanjut, Konsumsi Listrik 2020 Minus 6,25%

Dirjen Ketenagalistrikan Rida Mulyana bilang pertumbuhan konsumsi listrik sampai Desember 2020 akan terkontraksi hingga minus 6,25 persen year on year (yoy).

Sejumlah pekerja mengerjakan perbaikan jaringan listrik sutet tanpa mengenakan alat perlindungan diri (APD) yang lengkap di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (20/7/2020). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/wsj.

tirto.id - Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana menyatakan pertumbuhan konsumsi listrik sampai Desember 2020 akan terkontraksi hingga minus 6,25 persen year on year (yoy). Prediksi ini dibuat oleh PT PLN sebagai skenario terburuk bila pandemi COVID-19 terus berlanjut.

“Turun seperempat persen dari apa yang kita konsumsi di 2019,” ucap Rida dalam konferensi pers virtual, Kamis (30/7/2020).

Rida bilang tren penurunan konsumsi ini sudah terlihat mulai semester I 2020. Ia mencontohkan pelanggan dari golongan sosial sudah terkontraksi dengan minus 1,13 persen terhadap Juni 2019. Konsumsi listrik bisnis juga sudah turun minus 6,68 persen. Industri, kata Rida, lebih parah lagi dengan minus 7,18 persen yoy.

Sementara itu, konsumsi listrik selama semester I 2020 masih ditopang oleh rumah tangga yang naik hingga 10 persen yoy atau tepatnya 9,84 persen. Konsumsi listrik pemerintah tumbuh 1 persen yoy.

Kenaikan tertinggi, kata Rida, terjadi usai disumbang oleh pelanggan traksi curah dan layanan khusus. Ia bilang konsumsi listrik dari sektor itu salah satunya berupa kehadiran LRT baru dan sebagian disumbang Kawasan Energi Khusus (KEK).

“Mereka belinya curah. Kenaikan Juni lalu (2019) hampir 43 persen. Sampai Juni 2020 masih tumbuh 0,96 persen yoy,” ucap Rida.

Sementara per semester I 2020 ini, konsumsi listrik nasional masih tumbuh 5,46 persen yoy. Secara wilayah 1 sistem tumbuh negatif yaitu Bali minus 17,79 persen.

Pertumbuhan konsumsi listrik Juni 2020 dibandingkan Januari 2020 tercatat turun minus 7,06 persen.

Secara wilayah penurunan terbesar adalah Bali minus 32,87 persen, Banten minus 12,82 persen, Jawa Barat minus 10,57 persen, Sumatera Barat minus 7,12 persen, Sulawesi Selatan-Tenggara minus 7,68 persen, Jawa Timur minus 6,32 persen, Jawa Tengah minus 6,28 persen, Jakarta raya-Tangerang minus 5,62 persen.

Baca juga artikel terkait LISTRIK atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz