Menuju konten utama

JIIPE Akan Gunakan Tiga Pembangkit Listrik Utama

Kawasan industri terintegrasi di Gresik, Jawa Timur, yaitu Java Integrated Industrial Port and Estate (JIIPE) akan mendapat pasokan energi utama dari tiga pembangkit listrik yang dijadwalkan akan beroperasi mulai dari awal tahun 2017 secara bertahap.

JIIPE Akan Gunakan Tiga Pembangkit Listrik Utama
Presiden Joko Widodo saat meninjau Pelabuhan JIIPE, Gresik, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

tirto.id - Kawasan industri terintegrasi di Gresik, Jawa Timur, yaitu Java Integrated Industrial Port and Estate (JIIPE) akan mendapat pasokan energi utama dari tiga pembangkit listrik yang dijadwalkan akan beroperasi mulai dari awal tahun 2017 secara bertahap.

Kawasan Industri JIIPE, yang merupakan hasil kerjasama antara PT Pelindo III dan PT AKR, akan membangun dua PLTG, masing-masing dengan kapasitas 15 MW dan 500 MW, yang akan mulai beroperasi pada kuartal I 2017 dan kuartal IV 2018 secara berurutan, dan sebuah PLTB dengan kapasitas 660 MW yang akan beroperasi pada kuartal IV 2020.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan pada hari Minggu (14/2/2016) bahwa saat ini lahan untuk pembangunan pembangkit 15 MW dan 500 MW telah siap dan sedang menunggu surat rekomendasi dari Gubernur Jawa Timur untuk mengurus perizinan pengajuan wilayah usaha listrik di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Saleh mengatakan bahwa pemerintah akan terus berkomitmen mendorong percepatan pembangunan JIIPE. “Ini sejalan dengan program pemerintah yang harus kami dorong,” kata Saleh di atas dermaga yang terintegrasi dengan kawasan JIIPE yang memiliki luas hingga 2,933 Ha dengan total investasi diperkirakan mencapai Rp 50 Triliun.

Ia menambahkan bahwa pembangunan kawasan industri yang menggunakan konsep infrastruktur yang terintegrasi akan secara efektif meningkatkan efisiensi dan memangkas biaya logistik hingga 20 persen.

Di dalam kawasan tersebut terdapat berbagai fasilitas, antara lain pelabuhan seluas 406,1 hektare, lahan industri 1.761,4 hektare dan perumahan 765,77 hektare. Saat ini sekitar 1.400 hektare lahan telah dibebaskan.

"Jadi, tidak perlu kemana-mana, semua sudah tersedia di sini. Investor tinggal masuk," ujar Saleh.

Sementara itu, Presiden Direktur PT AKR Haryanto Adikoesoemo mengatakan bahwa industri yang akan dikembangkan di kawasan tersebut meliputi industri berat, menengah, ringan, industri berbasis CPO, hingga industri otomotif.

"Sekarang sudah ada dua industri yang membangun konstruksi pabrik di sini, Clariant yaitu perusahaan kimia asal Jerman dan Unichem di bidang garam serta ada dua lagi akan masuk di tahun ini. Pelabuhan juga sudah digunakan untuk bongkar muat pupuk," terangnya.

Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Imam Haryono menambahkan bahwa dua perusahaan tersebut diyakini akan menarik investor asing yang lain untuk masuk dan membangun pabrik mereka di kawasan tersebut.

Baca juga artikel terkait CLARIANT atau tulisan lainnya

Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara