Menuju konten utama

Jenis Banjir dan Penyebabnya: dari Rob, Bandang Sampai Lumpur

Jumlah korban banjir dan longsor di Jakarta dan sekitarnya serta Banten, Jawa Barat per Sabtu (4/1) terdata sebanyak 60 orang meninggal dan dua orang hilang.

Jenis Banjir dan Penyebabnya: dari Rob, Bandang Sampai Lumpur
Warga melintasi banjir di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Kamis (2/1/2020). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.

tirto.id - Banjir di Jabodetabek pada akhir tahun 2019 hingga awal tahun 2020 merupakan bencana besar yang terjadi sepanjang sejarah banjir di Jakarta. Peristiwa ini bahkan menjadi headline di rata-rata media nasional. Banjir ini diduga berasal dari curah hujan yang tinggi.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Sabtu (4/1/2020) pukul 23.00 WIB. Jumlah korban banjir dan longsor di Jakarta dan sekitarnya serta Banten, Jawa Barat terdata sebanyak 60 orang meninggal dan dua orang hilang.

Atas hal itu, tak heran bila banjir tersebut disebut-sebut sebagai yang terbesar dalam sejarah banjir Jakarta. Namun, tahukah bila banjir ternyata memiliki beberapa jenis. Dilansir Ilmu Geografi, jenis banjir antara lain:

1. Banjir Air

Banjir ini sering melanda beberapa daerah di dunia. Disebabkan oleh hujan yang ditambah dengan meluapnya air sungai atau selokan. Sehingga membuat pemukiman atau daratan tergenangi air.

2. Banjir Cileuncang

Banjir jenis ini hampir sama dengan banjir air. Namun yang membedakanya adalah, banjir cileuncang murni disebabkan oleh hujan deras yang menghasilkan debit dan aliran air yang besar.

3. Banjir Rob (Laut Pasang)

Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh air laut yang naik ke daratan saat pasang. Banjir jenis ini terjadi ketika daratan suatu daerah lebih rendah dari air laut.

Banjir rob juga terjadi karena bertemunya air laut dan aliran sungai. Air pasang menahan aliran sungai sehingga meluap, tanggul jebol dan menggenang di daratan.

4. Banjir Bandang

Banjir jenis ini disebabkan karena jebolnya bendungan air. Aliran air yang disebabkan banjir ini sangat berbahaya karena bisa meruntuhkan bangunan dan rumah-rumah.

Banjir bandang juga merupakan banjir yang tidak hanya membawa air saja, tapi membawa material-material lainnya seperti sampah dan lumpur.

5. Banjir Lahar

Banjir lahar adalah banjir akibat lahar gunung berapi yang aktif. Banjir ini terjadi saat gunung mengalami erupsi atau meletus.

6. Banjir Lumpur

Banjir lumpur adalah banjir yang membawa muatan lumpur. Banjir ini terjadi karena keluarnya lumpur dari dalam bumi. Salah satu contoh adalah banjir lumpur Lapindo di Sidoarjo.

Jenis banjir juga dapat dibedakan dari penyebabnya seperti dijelaskan Powodz, yaitu:

1. Banjir akibat transfer air

Banjir terjadi karena mendapatkan kiriman air dari luapan sungai di tempat yang tinggi.

2. Banjir akibat air sungai meluap

Meluapnya air sungai merupakan salah satu faktor yang bisa menyebabkan terjadinya banjir. Hal ini bisa saja disebabkan karena adanya pengendapan di dasar sungai.

Endapan yang terjadi bisa disebabkan karena turunnya hujan dalam waktu cukup lama sehingga sungai kehilangan daya tampung terhadap air tersebut.

Selain itu, bisa juga disebabkan karena adanya penyempitan permukaan aliran sangai sehingga air yang mengalir semakin terbatas.

3. Banjir akibat kerusakan bendungan

Banjir kerap terjadi karena kerusakan infrastruktur bendungan. Hal ini bisa bersifat teknis seperti kegagalan struktur retensi dan tersumbatnya pintu air.

4. Air laut yang meluap

Meluapnya air laut yang menyebabkan banjir biasanya terjadi karena ada beberapa faktor. Contohnya, karena adanya gempa bumi sehingga menyebabkan tsunami, seperti yang terjadi di Aceh, dan berbagai kejadian lainnya, seperti badai.

5. Banjir akibat rusaknya hutan

Hutan merupakan wadah yang berfungsi menyerap air. Saat hujan turun pohon-pohon akan menyerap airnya. Namun jika hutan rusak, maka air akan mengalir ke daratan dan menggenangi rumah-rumah.

6. Banjir akibat iklim dan cuaca ekstrim

Banjir akibat cuaca kadang tak terduga. Banjir jenis ini merupakan bencana alam yang kadang datang bersama badai.

Baca juga artikel terkait BANJIR JAKARTA 2020 atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Febriansyah
Penulis: Febriansyah
Editor: Alexander Haryanto