Menuju konten utama

Jenderal AS Sebut Bisa Tolak Perintah Serangan Nuklir Dari Trump

Panglima tertinggi pengendali senjata nuklir AS, John Hyten mengaku bisa menolak perintah serangan nuklir dari Presiden Trump. Dia siap menolaknya jika perintah itu ilegal.

Jenderal AS Sebut Bisa Tolak Perintah Serangan Nuklir Dari Trump
(Ilustrasi) Efek tes ledakan berbentuk jamur dari 11 megaton termonuklir milik Amerika Serikat pada tahun 1954. FOTO/National Nuclear Security Administration/Nevada Field Office.

tirto.id - Jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) sekaligus komandan Komando Strategis (Stratcom), John Hyten menyatakan akan menolak perintah serangan nuklir dari Presiden Donald Trump jika hal itu ilegal. Panglima tertingi pengendali senjata nuklir AS itu mengatakan hal ini kepada panel Forum Keamanan Internasional Halifax, di Nova Scotia, Kanada, pada Sabtu (18/11/2017).

Dia menegaskan penolakan seperti itu bisa terjadi mengingat dirinya memiliki tanggung jawab untuk memberikan nasihat kepada Trump terkait dengan peluncuran serangan nuklir AS.

"Saya pikir beberapa orang mengira kami bodoh. Kami bukan orang bodoh, kami banyak memikirkan hal ini, kapan Anda memikul tanggung jawab itu. Bagaimana Anda tidak memikirkannya," kata Hyten, seperti dikutip Reuters dan disiarkan ulang Antara.

Sebagai penasihat Trump, Hyten memastikan akan berupaya mengingatkan atasannya itu apabila memberi perintah serangan nuklir yang tidak sah.

"Jika perintahnya tidak sah, tebak apa yang akan terjadi? Saya akan mengatakan, 'Tuan Presiden, itu tidak sah', dan tebak apa yang akan dia lakukan? Dia akan berkata, 'Apa yang mengesahkannya?' dan kami akan menemukan pilihan, gabungan kemampuan untuk menanggapi keadaan apa pun, dan begitulah cara kerjanya, tidak terlalu rumit," kata Hyten.

Menurut Hyten, skenario yang akan dia tempuh ketika Presiden AS, baik Trump maupun penerusnya, memberikan perintah ilegal terkait serangan nuklir itu sebenarnya adalah praktik standar.

"Jika Anda melakukan perintah yang melanggar hukum, Anda akan dipenjara. Anda bisa dipenjara seumur hidup Anda," kata Hyten.

Pernyataan Hyten itu muncul setelah beberapa hari lalu para senator AS mempertanyakan kewenangan Trump memerintahkan peluncuran serangan nuklir terhadap musuh negeri paman sam, khususnya Korea Utara. Beberapa senator menginginkan undang-undang untuk mengubah kewenangan nuklir presiden AS dan komite Senat karena khawatir Trump bisa memerintahkan serangan nuklir secara tak bertanggungjawab.

Wacana ini menghangat sebab Trump berulang kali saling berbalas ancaman dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Trump pernah mengancam akan menghancurkan Korut bila mengancam keamanan AS.

Baca juga artikel terkait KONFLIK KOREA

tirto.id - Politik
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom