Menuju konten utama

Jelang Lebaran, Densus Tangkap Dokter di Blitar Terkait Terorisme

NH berprofesi sebagai dokter umum yang membuka praktik pengobatan di rumah kontrakannya.

Jelang Lebaran, Densus Tangkap Dokter di Blitar Terkait Terorisme
(Ilustrasi) Petugas kepolisian melakukan penjagaan saat dilakukan penggeledahan di salah satu rumah terduga teroris di Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (4/6/2018). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

tirto.id - Tim Densus 88 mengamankan lima orang terkait dengan dugaan keterlibatan dalam jaringan terorisme di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, salah satunya berprofesi sebagai dokter.

"Tadi malam di Kabupaten Blitar telah dilakukan penangkapan lima orang terduga terkait jaringan terorisme," kata Kapolres Blitar AKBP Anisullah M. Ridha di Blitar, Kamis (14/6/2018).

Anisullah mengatakan, kelima orang tersebut sudah dibawa ke Surabaya untuk diperiksa dan pendalaman oleh tim penyidik Mabes Polri.

Dia menjelaskan, kelima orang tersebut ditangkap di tiga lokasi berbeda. Tiga orang di Kelurahan/Kecamatan Talun, satu orang di Kecamatan Gandusari dan satu lagi di Kecamatan Wlingi. Semuanya ditangkap pada Rabu (13/6) malam.

Tiga orang yang ditangkap di Kecamatan Talun berinisial NH, SZ dan An. NH berprofesi sebagai dokter umum yang membuka praktik pengobatan di rumah kontrakannya.

Anisullah menjelaskan, dari hasil penggeledahan di Kecamatan Talun, Densus menyita sejumlah barang bukti berupa satu pucuk senjata api dari pabrik dengan delapan butir peluru, serta beberapa buku yang terkait dengan seruan jihad dan pemahaman radikal.

Sementara di dua lokasi lainnya, Densus belum menemukan barang bukti, mereka hanya melakukan penangkapan.

Menurut Anisullah, aktivitas para terduga teroris tersebut sudah lama diintai petugas. Bahkan, kegiatan mereka sudah sering diikuti petugas. Namun, polisi masih menunggu alat bukti untuk menindak mereka.

"Ini sudah observasi lama. Densus sudah bolak-balik mengikuti mereka, jadi tidak kurang informasi. Namun, harus ada alat bukti jika melakukan penindakan," tutur Anisullah.

Kendati demikian, kata dia, polisi masih belum tahu apakah kelimanya satu jaringan dengan Syamsul Arifin (37) asal Desa Jatinom, Kabupaten Blitar.

Syamsul ditangkap Tim Densus 88 Mabes Polri pada awal Mei 2018, terkait dengan teror bom di Surabaya. Selain itu, Syamsul adalah Ketua Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa Timur, yang dikenal dengan Abu Umar alias AU.

"Yang jelas ini jaringan, tapi kami belum tahu ketua, perekrut, ini masih pemeriksaan. Dari keterangan awal adalah jaringan kelompok JAD," ujar Anisullah.

Baca juga artikel terkait TERORISME

tirto.id - Hukum
Sumber: antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto