Menuju konten utama
Kualifikasi Piala Eropa 2020

Jelang Lawan Italia, Pelatih Liechtenstein Mengaku Suporter Parma

Jelang laga Italia vs Liechtensetin pada (26/3) di Ennio Tardini, pelatih timnas Liechtenstein, Higel Koldvisson, mengaku sebagai penggemar Italia sekaligus Parma.

Jelang Lawan Italia, Pelatih Liechtenstein Mengaku Suporter Parma
Para pendukung Parma merayakan di akhir leg kedua playoff degradasi antara Bologna dan Parma di Bologna, Sabtu, 18 Juni 2005. Parma mengalahkan Bologna 2-0 dan menang agregat 2-1 untuk tetap di Serie A musim depan Italia berikutnya . AP PHOTO / Renato Ferrini

tirto.id - Pelatih Liechtenstein, Helgi Koldvisson, mengaku sebagai suporter Parma, klub klub Liga Italia Serie A. Kodvisson sendiri akan memimpin anak asuhanya melawan Italia pada Rabu (26/3) di Ennio Tardini, markas Parma dalam laga lanjutan Grup J Kualifikasi Euro 2020.

"Saya harus mengaku, saya mendukung Parma dan telah berada di sini [Ennio Tardini] lima kali, paling baru ketika klub masih berada di Serie C. Saya telah menjadi penggemar Parma sejak lama,” aku pelatih Liechtenstein itu dilansir football-italia.

"Saya juga penggemar Italia. Saya menganggap mereka di antara 10 sisi teratas di dunia, sedangkan ambisi kami adalah masuk ke 100 besar," lanjut Koldvisson.

Untuk sementara, Leichtenstein memang berada jauh sekali di bawah Italia, baik secara materi pemain maupun peringkat FIFA. Jika Italia menempati posisi 18 FIFA per 7 Februari 2019, Liechtenstein menempat peringkat 181 atau terendah nomor empat di zona UEFA. Hanya ada Gibraltar, San Marino dan Malta yang memiliki peringkat lebih rendah daripada Liechtenstein.

Sang pelatih juga merasa terhormat bisa menghadapi tim nasional sekelas Italia. Dia menggambarkan dirinya hanya bisa berdebar-debar menghadapi empat kali juara dunia seperti Italia.

Alih-alih menargetkan hasil menang atau imbang, Koldvisson mengaku tidak peduli timnya mampu mencetak skor atau tidak. Target timnya di babak grup kualifikasi ini hanya meraih beberapa poin.

"Merupakan suatu kehormatan bagi kami untuk menghadapi tim pemenang seperti Azzurri. Jika laga seperti ini tidak membuat jantung berdetak lebih cepat, berhadapan dengan empat kali juara Piala Dunia, lalu apa yang bisa saya lakukan?," sebutnya.

"Tujuan utama dalam grup kualifikasi ini adalah untuk mengambil beberapa poin, tidak masalah apakah kita mencetak gol atau tidak."

Jika menengok rekor pertemuan dengan Italia, Liechtenstein kalah dua kali dalam total dua pertemuan. Pertama dengan skor 0-4, kedua dengan skor 0-5. Keduanya terjadi dalam ajang kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa. Dan yang menarik, Italia tidak mampu lolos ke Piala Dunia 2018.

Baca juga artikel terkait KUALIFIKASI EURO 2020 atau tulisan lainnya dari Gilang Ramadhan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Fitra Firdaus