Menuju konten utama

Jejak Kaki Dinosaurus Terbesar Ditemukan Ilmuwan Australia

Ilmuwan Australia menemukan jejak kaki dinosaurus berukuran hampir 1,7 meter, bisa jadi yang terbesar yang pernah ditemukan, di bagian pedalaman pantai barat laut Australia.

Jejak Kaki Dinosaurus Terbesar Ditemukan Ilmuwan Australia
Seorang seniman melukis dinosaurus karnivora murusraptor barrosaensis ditemukan dalam penggalian di argentina, yang hidup 80 juta tahun lalu selama periode cretaceous, dengan tinggi sekitar 6,5 meter di sekitar patagonia, meskipun fosil satu familinya juga ditemukan di australia dan jepang. Antara foto/courtesy jan sovak/handout via reuters/djo/16

tirto.id - Jejak kaki dinosaurus berukuran hampir 1,7 meter, bisa jadi yang terbesar yang pernah ditemukan, di bagian pedalaman pantai barat laut Australia ditemukan oleh ilmuwan Australia.

Jejak kaki dinosaurus sauropoda raksasa itu ada di antara 21 jenis tapak yang ditemukan di Semenanjung Dampier di Australia Barat, 130 kilometer dari kota resor pantai Broome.

"Mereka lebih besar dari apa pun yang pernah dicatat di mana pun di dunia," kata Steve Salisbury, penulis utama dari hasil studi gabungan yang dilakukan oleh University of Queensland dan James Cook University itu, seperti dikutip Antara.

Sauropoda adalah pemakan tumbuhan berkaki empat yang memiliki ekor dan leher panjang, kaki-kaki seperti pilar dan tubuh sangat besar. Jejak kaki Sauropoda berukuran 1,2 meter ditemukan di Jerman tahun 2015.

Bebatuan tempat jejak itu berada di Dampier usianya 127 juta sampai 144 juta tahun, lebih tua daripada fosil dinosaurus yang sebelumnya ditemukan di Australia menurut Salisbury.

"Kebanyakan fosil dinosaurus kita berasal dari pantai timur, atau timur Australia, dan mereka antara 115 juta dan 90 juta tahun lalu," kata Salisbury.

Para ilmuwan juga menemukan jejak dari enam jenis dinosaurus pemakan daging dan bukti pertama stegosaurus lapis baja.

Studi itu diinisiasi oleh masyarakat adat Goolarabooloo, yang sudah mengetahui jejak-jejak itu dari generasi ke generasi dan khawatir jejak kaki di James Price Point akan hilang setelah dipilih menjadi tempat potensial untuk proyek LNG, dikatakan Salisbury.

Para ilmuwan menggunakan drone dan pesawat ringan untuk memotret jejak-jejak dinosaurus di semenanjung itu, yang dikenal dengan medan, cuaca, dan gelombang yang sulit.

"Yang membuatnya sungguh rumit adalah bahwa bebatuan tempat jejak-jejak itu hanya berada di zona pasang surut," kata Salisbury.

"Mereka ada di bawah air separuh waktu dan ada gelombang harian yang tingginya sampai 10 meter," katanya sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.

Baca juga artikel terkait FOSIL atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri