Menuju konten utama

Jejak Juan Guaido & Leopoldo Lopez, Sosok di Balik Kudeta Venezuela

Leopoldo Lopez adalah mentor Juan Guaido yang pada Selasa lalu melancarkan aksi kudeta militer terhadap pemerintah Venezuela pimpinan Maduro.

Jejak Juan Guaido & Leopoldo Lopez, Sosok di Balik Kudeta Venezuela
Juan Guaido (memegang megafon) dan pemimpin oposisi Leopoldo Lopez (kanan atas) berdiri di hadapan pendukung di Altamira Plaza di Caracas, Venezuela, Selasa (30/4/2019). AP Photo/Fernando Llano

tirto.id - Nama Juan Guaido menjadi sorotan dunia usai mengumumkan upaya pemberontakan guna menggulingkan presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Guaido menjadi pemimpin oposisi dalam pemerintahan Maduro. Sejak Januari lalu, pria kelahiran La Guaira tahun 1983 ini kerap menyampaikan upaya untuk menggulingkan Maduro.

Politikus Venezuela itu sempat menyatakan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela pada 23 Januari 2019. Ia mengklaim bahwa konstitusi membenarkan tindakannya karena dugaan penipuan pemilihan 2018 dan Nicolas Maduro telah meninggalkan negara itu tanpa presiden.

Dikutip dari Britannica, Guaido lahir dan dibesarkan di La Guaira, sebuah kota pelabuhan kecil di pantai Karibia, sekitar 20 mil (30 km) barat laut Caracas.

Ia dibesarkan dalam keluarga Katolik Roma kelas menengah. Ayahnya, seorang pilot pesawat komersial, dan ibunya seorang guru. Sayangnya, orang tua guaido bercerai.

Pada Desember 1999, ketika masih remaja, Guaido dan keluarganya adalah korban tanah longsor yang merenggut lebih dari 10.000 jiwa di negara bagian Vargas dan daerah lain di bagian utara Venezuela.

Guaido meraih gelar sarjana teknik industri tahun 2007 dari Universidad Catolica Andres Bello (UCAB) di Caracas.

Kemudian ia berpartisipasi dalam program sarjana non-gelar dalam Manajemen Politik dan Pemerintahan di UCAB dalam kemitraan dengan George Washington University.

Dia juga belajar administrasi publik di Instituto de Estudios Superiores de Administracion (IESA) di Caracas.

Di era Presiden Huga Chavez, Guaido menjadi salah satu mahasiswa yang melakukan protes karena presiden menyensor sejumlah tayangan televisi termasuk milik Radio Caracas Televisión (RCTV). Menurut Chavez, RCTV melakukan pelanggaran undang-undang penyiaran.

Sebagai bagian dari apa yang disebut Generasi 2007, ia adalah anggota pendiri dan sekretaris eksekutif nasional Youth for Social Democracy.

Dia juga pendiri organisasi Quiero Paz, dan pada 2009 dia membantu mendirikan partai Popular Will (Voluntad Popular), yang berjanji untuk "membangun negara yang lebih aman, bersatu dan makmur serta memperhatikan hak setiap warga.

Dalam memperjuangkan demokrasi itu, ia semakin dekat dengan Leopoldo Lopez yang menjadi salah satu pemimpin oposisi yang paling menonjol di negara itu.

Lopez yang berusia 12 tahun lebih tua itu yang mendorong Guaido untuk memimpin koalisi partai Popular Will.

Dikutip dari Guardian, Leopoldo Lopez dihukum sebagai tahanan rumah pada 2015 dan dilarang menjadi pejabat politik sejak 2014.

Lopez dihukum 14 tahun tahanan rumah karena memimpin protes jalanan terhadap rezim yang berkuasa tahun sebelumnya.

Pada tahun 2011, ketika Popular Will menjadi sebuah partai yang diakui secara resmi, Guaido memulai masa jabatannya (2011–2015) sebagai wakil alternatif untuk negara bagian Vargas di Majelis Nasional.

Pada 2015 ia bergabung dengan beberapa anggota parlemen lainnya melakukan aksi mogok makan yang bertujuan mendorong pemilihan legislatif baru. Tahun berikutnya, ia menjadi perwakilan penuh untuk Vargas di Majelis.

Upaya penggulingan Maduro yang dilakukan Guaido pada Selasa bukanlah yang pertama kali ia lakukan.

Usai Chavez meninggal pada 2013 dan kepemimpinan beralih ke tangan Maduro, upaya untuk menggulingkan sang presiden kerap dilancarkan pihak oposisi.

Namun, penggulingan Maduro kerap digagalkan oleh para loyalis Maduro. Upaya referendum pernah dicoba tetapi dihadang oleh para loyalis di pengadilan dan komisi pemilihan umum.

Tak mampu dengan referendum, oposisi memilih turun ke jalan dan melakukan demonstrasi. Gauido selalu berada di garis depan memprotes pemerintah Maduro.

Pada 2017, Guiado bahkan terluka karena terkena peluru karet dan tangannya patah akibat bentrok dengan polisi saat unjuk rasa.

"Guaido adalah pejuang dan optimis abadi ... dia rendah hati dan tulus," kata Freddy Guevara, seorang pemimpin oposisi dan teman Guaido, dalam panggilan telepon dari kediaman duta besar Chili di Caracas, tempat ia mencari suaka.

"Dia bergaul dengan semua orang dan tidak memiliki profil khas seorang politikus."

Sebagai anak didik Lopez yang dikenal salah satu pemimpin oposisi paling radikal dan konfrontatif, hanya sedikit yang mengharapkan Guaido untuk "melawan" Maduro.

"Dia [Guaido] sangat berani dan sekarang menghadapi risiko bahwa dia akan dipenjara, disiksa atau perlu pergi ke pengasingan," kata David Smolansky, seorang pemimpin oposisi, yang juga dipaksa untuk melarikan diri dari Venezuela dan sekarang tinggal di AS.

“Namun, dia memutuskan untuk melanjutkan. Dia adalah bagian dari generasiku; generasi pemberani yang tumbuh di bawah kediktatoran."

Ketika Guaido turun ke jalan pada Selasa menyerukan kepada warga dan militer untuk memperjuangkan kebebasan venezuela, Leopoldo Lopez berdiri di sampingnya.

"Saya ingin memberi tahu orang-orang Venezuela: Ini adalah momen untuk turun ke jalan dan menemani para prajurit patriotik ini," kata Lopez, dikutip AP News.

Mentor Guaido, Leopoldo Lopez

Terlahir dengan nama Leopoldo Eduardo Lopez Mendoza pada tahun 1971, ia adalah cicit dari presiden pertama Venezuela, Cristobal Mendoza. Lopez juga merupakan keturunan pejuang Amerika Selatan Simon Bolívar.

pada 1996, ia lulus program magister public policy di Harvard University. Sebelum menamatkan diri dari Harvard, Lopez telah masuk menjadi asisten penasihat ekonomi untuk Petroleos de Venezuela.

Dikutip dari CNN, ia sempat terpilih sebagai walikota Chacao dalam dua periode dengan 81 persen suara (2000-2008). Namun apda 2008, Presiden Hugo Chavez melarang Lopez mencalonkan diri untuk jabatan publik.

Lopez dituduh melakukan korupsi dan penyalahgunaan dana publik. Pemerintah Chavez melarang ratusan politisi lainnya - banyak dari mereka berasal dari partai yang menentang Chavez.

Pengadilan HAM sempat mengeluarkan keputusan bahwa hak Lopez dianggar karena dilarang mencalonkan diri untuk jabatan publik.

Namun Mahkamah Agung Venezuela menolak keputusan pengadilan tersebut. Meski Lopez sempat bersumpah akan tetap mencalonkan diri sebagai presiden walaupun dilarang, pada akhirnya di tahun 2012, Lopez menarik diri dan mendukung kandidat oposisi Henrique Capriles Radonski.

Usai dinyatakan sebagai tahanan rumah, keluarga Lopez tetap berusaha untuk membebaskannya. Pada 2 September 2017 , istri Lopez, Lilian Tintori, mengatakan dia dicegah meninggalkan negara itu ke Eropa oleh petugas imigrasi.

Tintori mengatakan dia akan ke Eropa untuk bertemu dengan para pemimpin Eropa untuk berbicara tentang krisis di Venezuela.

Meski dicegah, pada 8 September 2017, ibu Lopez, Antonieta de Lopez, bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May sebagai pengganti Tintori untuk membahas soal Venezuela.

Baca juga artikel terkait KRISIS VENEZUELA atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Politik
Penulis: Yantina Debora
Editor: Agung DH