Menuju konten utama

Jejak Dugaan Personel TNI AU dalam Penyelundupan Miras di Papua

Miras-miras itu diselundupkan di dalam 32 ember cat dan dikirim berbarengan dengan barang kebutuhan masyarakat lain seperti sembako dan minuman.

Jejak Dugaan Personel TNI AU dalam Penyelundupan Miras di Papua
Hercules TNI AU. ANTARA FOTO/Fadlansyah

tirto.id - Penyelundupan 797 botol minuman keras ke Wamena menggunakan pesawat Hercules TNI Angkatan Udara berhasil diungkap Kepolisian Daerah Papua pada Rabu, 29 November kemarin.

Menurut Kepala Sub Direktorat Penerangan Masyarakat Humas Polda Papua AKBP Suryadi Diaz, miras-miras itu diselundupkan di dalam 32 ember cat dan dikirim berbarengan dengan barang kebutuhan masyarakat lain seperti sembako dan minuman.

“Miras itu ada di dalam ember cat,” ujar Suryadi kepada Tirto, Kamis (30/11). Ia menegaskan penyelundupan terungkap berkat kerja intelijen Kepolisian.

Penyelundupan Miras Bukan Pertama

Menurut Suryadi, pengungkapan penyelundupan minuman keras di wilayah Papua melalui jalur udara bukan kali pertama terjadi. Sepanjang setahun terakhir ini, sudah ribuan botol miras berhasil digagalkan Kepolisian. Kebanyakan, kata Suryadi, penyelundup miras menggunakan pesawat Trigana Air.

“Bisa dibilang, untuk pesawat Hercules ini baru pertama kali terungkap,” ujar Suryadi.

Kini penyelidikan kasus tersebut sudah diserahkan ke TNI Angkatan Udara lantaran penyeludupan menggunakan armada milik TNI AU. Polisi hanya menangkap AS, 38, selaku pemilik miras seludupan ini.

Keterangan Suryadi diamini Pendeta Benny Giay, tokoh masyarakat Papua. Benny mengatakan, penyeludupan minuman keras merupakan hal lumrah yang terjadi di Papua, bahkan, penyeludupan bukan terjadi lewat pesawat saja tapi juga kapal laut.

“Sudah biasa dari dulu. Jadi kapal laut juga biasa [mengangkut miras] dan bersandar malam-malam di Nabire,” kata Benny kepada Tirto.

Benny menyebut, banyaknya penyeludupan ini lantaran Papua dianggap sebagai tanah bebas yang berjarak jauh oleh petinggi NKRI, sehingga banyak petinggi termasuk petinggi militer bermain.

“Siapa yang berani sentuh mereka. Itu [sama saja] berhadapan dengan tembok,” kata Benny.

Terpisah, Kepala Pusat Penerangan TNI AU Marsma Jemi Trisonjaya mengakui soal penyeludupan miras dengan menggunakan pesawat milik matra AU. Menurut Jemi, Pesawat Herkules memang sering dijadikan alat untuk mengirimkan kebutuhan logistik masyarakat.

Kendati penyelundupan dilakukan dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU, ia membantah keterlibatan personel TNI AU dalam usaha penyelundupan itu. Ia malah menuding ada pihak lain yang menyalahgunakan fasilitas pengiriman logistik dengan menjadikan pesawat Hercules untuk mengangkut minuman keras.

“Ada oknum masyarakat yang menyalahgunakan," ungkap Jemi kepada Tirto.

Jemi mengaku, pihaknya kini sedang menyelidiki lebih lanjut bagaimana penyeludupan ini dilakukan. Tak hanya itu, Jemi berjanji menindak anggotanya jika ada yang terlibat.

"Fokusnya sekarang pendalaman dan penyidikan oleh internal TNI AU. Kalau ada yang terlibat tentu akan diberi tindakan tegas," kata Jemi.

Informasi yang berhasil dihimpun Tirto, vodka yang disimpan dalam ember ini tidak diperiksa melalui X-Ray saat dikirim. Pemeriksaan juga tak dilakukan saat barang-barang ini sampai di Bandara Wamena.

Jemi meyakini penyelundupan ini baru yang yang pertama. "Kalau sering, kan, sudah ketahuan dari dulu," kata Jemi menegaskan.

Kasus Penyelundupan 2015

Kendati sangat sedikit yang memberitakan, namun pada 2015 silam pernah muncul kasus yang mirip.

Pada 2015, kasus penyelundupan serupa diungkap Kepolisian Kawasan Bandara Sentani, Jayapura, dan melibatkan dua anggota Paskhas TNI AU Landasan Udara Jayapura. Dua anggota TNI AU ini berinisial W dan S, dan diduga terlibat pengiriman minuman keras ke Kabupaten Tolikara Papua.

Dikutip dari laman Berita Satu, kedua anggota TNI AU itu diduga menjadi beking penyelundupan miras yang melibatkan pegawai Koperasi Pelabuhan Udara (Kopelu) berinisial TH. Saat itu, seperti pengakuan TH, ia bekerja sama dengan W dan S untuk menyelundukan minuman keras melalui pesawat Trigana Air dan dikirim ke Tolikara.

“TH tak hanya sekali melakukan pengiriman miras ke kabupaten di pegunungan Papua, namun sudah sering,” ujar Kepala Kepolisian Kawasan Bandara Sentani, AKP Jubelina Wali. Ia pun menegaskan jika pengiriman itu melibatkan dua anggota TNI AU dari Lanud Jayapura.

“TH juga mengaku bahwa dua anggota TNI AU diduga membantu dalam pengiriman ini.”

Dari hasil pengungkapan polisi saat itu, ditemukan 80 botol minuman keras jenis vodka dan 6 botol Chivas yang akan dikirim menggunakan penerbangan ke Tolikara.

Namun keterlibatan dua anggota TNI itu disanggah Komandan Lanud Jayapura, Kolonel (Pnb) I Made Susila Adyana. Bantahan I Made Susila hampir sama dengan ucapan Jemi Trisonjaya: menengarai ada pihak-pihak yang ingin mendiskreditkan TNI AU.

“Saya sudah bertanya kepada anggota itu, bisa saja ada pihak lain yang tidak senang dengan TNI AU. Tapi nanti saya akan cek langsung ke lapangan,” kata I Made Susila, dikutip dari lama Berita Satu.

Baca juga artikel terkait MIRAS atau tulisan lainnya dari Arbi Sumandoyo

tirto.id - Hukum
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Arbi Sumandoyo
Editor: Mufti Sholih