Menuju konten utama

Jatam Khawatir Pengusaha Tambang "Bermain" di Pilpres 2019

Jatam khawatir Pilpres 2019 menjadi ajang transaksi politik yang melibatkan para pengusaha tambang.

Jatam Khawatir Pengusaha Tambang
(Ilustrasi) Warga yang tergabung dalam Aliansi Peduli Tambang melakukan aksi tolak tambang di depan Polsek Panji, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (7/11/2018). ANTARA FOTO/Seno

tirto.id - Kepala Kampanye Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Melky Nahar mengkhawatirkan keberadaan para pengusaha tambang di kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun Prabowo-Sandiaga. Apalagi, ia menilai di dua kubu kandidat pada Pilpres 2019 itu para pengusaha tambang memiliki peran penting.

"Itu kan ada di jajaran tim kampaye, bukan hanya di jajaran tim kampanye Joko Widodo dan Ma'ruf. Tapi ada juga di jajaran Prabowo dan Sandiaga," kata Melky, pada Minggu (11/11/2018).

Menurut dia, hal ini bisa menambah polemik yang terjadi akibat sengkarut praktik politik tambang di Indonesia.

Melky menjelaskan Jatam sudah berfokus menyoroti isu transaksi politik terkait dengan sektor industri tambang sejak Pilkada 2017 lalu. Transaksi seperti itu, kata dia, kerap terjadi di ruang yang tidak bisa dipantau publik dan melibatkan korporasi serta politikus.

Dia menjelaskan transaksi mungkin terjadi di tengah politik elektoral karena di saat para politikus ingin mendapatkan kekuasaan, banyak korporasi memiliki kepentingan untuk mengamankan aktivitas bisnisnya di banyak daerah, termasuk di sektor pertambangan.

Melky berpendapat transaksi politik demikian bisa terjadi pada semua level pemilihan, baik pilkada, pileg hingga pilpres.

"Ini menjadi satu kecemasan publik,” kata Melky. “Dan korbannya kemudian tetap rakyat, termasuk alam itu sendiri."

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Politik
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Addi M Idhom