Menuju konten utama

Jasa Marga Sebut Pergeseran di Jembatan Cisomang Masih Aman

PT Jasa Marga Tbk menyatakan Jembatan Cisomang aman untuk dilalui kendaraan golongan I atau kendaraan kecil selain bus.

Jasa Marga Sebut Pergeseran di Jembatan Cisomang Masih Aman
Pekerja menyelesaikan perbaikan Jembatan Cisomang jalan Tol Pubaleunyi KM 100 yang mengalami pergeseran di Purwakarta, Kamis (29/12). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A.

tirto.id - PT Jasa Marga Tbk menyatakan pergerakan dan pergeseran Jembatan Cisomang pada KM 100+700 Jalan Tol Purbaleunyi, yang terus terjadi sampai sekarang, masih dalam batas toleransi sehingga kendaraan golongan I, atau kendaraan kecil selain bus, tetap aman melintas di sana.

"Hasil pengamatan 10 hari terakhir, masih ada pergerakan dan pergeseran dari angka 55 cm selama ini, plus minus bertambah sekitar tiga milimeter," kata Vice President Maintenance PT Jasa Marga, Reza Febriano kepada pers di Jakarta, pada Kamis (12/1/2017) sebagaimana dikutip Antara.

Penjelasan Reza itu mengklarifikasi informasi di media sosial mengenai pergeseran Jembatan Cisomoang yang terus bergerak sekian sentimeter setiap hari.

Dia menjamin laju pergeseran masih dalam kondisi aman karena belum menyentuh angka toleransi 71 cm sebagaimana disampaikan para pakar dan Komisi Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan (KKJTJ), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Menurut Reza, apabila dalam pengukuran ulang pada Jumlat (13/1/2017) besok, ada kenaikan atau penurunan tingkat pergeseran berarti ada faktor koreksi yang disebabkan oleh toleransi pembacaan alat, tukang ukur atau juga cuaca.

"Proses monitoring menggunakan alat robotic total station. Selain itu, dipasang alat instrumen pengukuran pergerakan inklinometer, tiltmeter, piezometer dan crackmeter. Bilamana nanti terjadi ada hasil pengukuruan yang signifikan, maka petugas lapangan diberi kewenangan menutup jembatan," kata Reza.

Dia juga menyatakan eteksi dini dan peringatan awal sudah ada dalam sistem monitoring itu.

"Saat ini tim inspeksi sedang bekerja memonitor 24 jam dan ada petugas khusus yang memonitor dan memiliki kewenangan khusus untuk menutup jembatan jika pergeseran menyentuh ke angka 65 cm misalnya," katanya.

Sementara itu, dari sisi penanganan terhadap jembatan itu, Reza menjelaskan, setelah kondisi aksi darurat sudah dilakukan beberapa waktu lalu, kini tahapan sudah memasuki masa perbaikan dan penguatan konstruksi jembatan yang akan berlangsung hingga akhir Maret 2017. Tapi, dia mengaku belum bisa menaksir anggaran untuk perbaikan Jembatan Cisomang karena masih menunggu perhitungan final.

"Selama proses ini, kami di bawah koordinasi dan supervisi Badan Pengatur Jalan Tol dan Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ)," katanya.

AVP Corporate Communication PT Jasa Marga Tbk, Dwimawan Heru menambahkan lalu lintas harian Tol Cipularang telah turun untuk golongan II hingga V. Tetapi lalu lintas di golongan I naik sebesar empat persen.

"Secara agregat memang ada penurunan tetapi tidak signifikan," kata Heru.

Heru menyebutkan, lalu lintas harian untuk Jakarta-Bandung dilewati 37.600 kendaraan. Sedangkan untuk lalu lintas Jakarta-Bandung, dilalui oleh 32.600 kendaraan dengan proporsi 85 persen adalah kendaraan golongan I.

Akhir Desember 2016 lalu, Badan Geologi, Kementerian ESDM, mengimbau masyarakat waspada saat melintasi Jembatan Cisomang di Tol Purbaleunyi, yang pilar jembatannya saat itu telah bergeser 53 centimeter, ketika setelah turun hujan lebat.

Kepala Badan Geologi, Ego Syahrial merilis laporan pada akhir 2016 lalu yang menyebutkan pergeseran tanah yang menjadi penyebab deformasi atau retakan pada pilar dan tubuh jembatan Cisomang karena adanya peningkatan keairan setelah turun hujan selama musim hujan.

Air hujan maupun air sungai diduga meresap masuk menjenuhi tanah lapukan maupun langsung masuk melalui kontak antara batu lempung pada bagian bawah dan batuan vulkanik di atasnya. Hal tersebut menyebabkan bobot masa batuan dan tanah lapukan meningkat sehingga bergerak melalui bidang gelincir batu lempung napalan secara perlahan.

Sementara aliran sungai Cisomang, menurut Ego, berperan terhadap bergesernya bronjong sungai penahan erosi sekaligus penahan pilar jembatan.

"Masyarakat pengguna jalan Tol Cipularang di sekitar lokasi tersebut agar selalu meningkatkan kewaspadaan terutama pada saat dan setelah hujan lebat yang berlangsung lama dan mengikuti arahan pihak Jasa Marga maupun pemerintah daerah setempat," kata Ego.

Baca juga artikel terkait JEMBATAN CISOMANG atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Hard news
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom