Menuju konten utama

Japelidi Edukasi Warga Cegah Virus Corona dalam 42 Bahasa Daerah

Lawan hoaks COVID-19, Japelidi kampanye cegah virus corona dalam 42 bahasa daerah.

Japelidi Edukasi Warga Cegah Virus Corona dalam 42 Bahasa Daerah
Cara Menjaga dari Virus Corona. foto/japelidi

tirto.id - Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) menyarikan dan memproduksi beragam informasi akurat terkait virus corona ke dalam bentuk video dan poster edukatif untuk melawan hoaks yang menyesatkan masyarakat selama pandemi COVID-19.

"Untuk mengimbangi banjir hoaks yang menyesatkan warga di saat pandemi ini, kami membuat beragam konten digital ‘Jaga diri dan Jaga Keluarga’ di dalam 42 bahasa daerah," kata Novi Kurnia, Koordinator Japelidi, melalui keterangan tertulis yang diterima Tirto, Rabu (25/3/2020).

Untuk menyebarkan konten berbahasa daerah itu, Japelidi bekerja sama dengan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI), dan Komunitas “Berbeda Itu Biasa”.

"[Konten itu] juga tersedia dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin, supaya bisa lebih dekat dengan keseharian masyarakat kita yang majemuk," kata Novi yang juga merupakan Ketua Program Magister Ilmu Komunikasi Fisipol UGM itu.

Mengenai penyebaran konten ‘Jaga diri dan Jaga Keluarga’ dilakukan melalui akun Instagram dan Twitter Japelidi.

Selain itu, kata Novi, juga dilakukan melalui akun media sosial dan grup WhatsApp para anggota Japelidi yang berjumlah 163 orang, dengan membagikan poster digital, seperti “Jaga diri dan Jaga Keluarga”, “Perlindungan Data Pribadi”, dan “Sumber Informasi Terpercaya”, serta videografik tips menemani anak belajar di rumah.

Novi mengatakan, tanggapan warganet sangat positif atas konten tersebut. Banyak orang atau komunitas meminta file untuk mereka cetak sendiri lalu membagikannya kepada warga berusia lanjut di sekitar mereka.

"Bahkan ada yang membuatnya menjadi spanduk. Memang banyak orang tidak mengakses jejaring sosial, sehingga akses informasi mereka pun terbatas," kata Novi Kurnia.

Sementara, Japelidi juga melakukan kampanye luring dengan membagikan sabun dan hand sanitizer bagi warga yang masih harus bekerja di luar rumah seperti pengendara ojek dan pedagang pasar. Dana untuk ini berasal dari urun daya donasi anggota Japelidi.

Kegiatan luring dilakukan oleh tim Japelidi dan warga dengan membagikan selebaran, poster, dan spanduk di tempat-tempat strategis di banyak daerah, di antaranya ialah Jakarta, Yogyakarta, Bali, Salatiga, Semarang, Lamongan, Malang, Bandung, Ponorogo, Depok, hingga Surabaya.

"Kami tidak menyangka dukungan dari warga akan sebesar ini. Kampanye kesehatan juga harus dilakukan melalui darat di banyak tempat. Banyak ruang yang belum terjangkau," kata Lestari Nurhajati, dosen LSPR yang menjadi Koordinator Kampanye Japelidi Lawan Hoaks COVID-19.

Japelidi adalah komunitas yang terdiri dari akademisi dan pegiat literasi digital yang sebagian besar anggotanya adalah dosen dari 78 perguruan tinggi di 30 kota di Indonesia.

Baca juga artikel terkait WABAH VIRUS CORONA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Siaran Pers
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Agung DH