Menuju konten utama

Janji Prabowo Turunkan Tarif Listrik 100 Hari Dinilai Kontradiktif

Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal mengatakan, ucapan Prabowo soal ingin menurunkan tarif listrik dalam 100 hari kepemimpinan berpotensi berkontradiksi dengan janjinya yang lain seperti menurunkan tarif pajak.

Janji Prabowo Turunkan Tarif Listrik 100 Hari Dinilai Kontradiktif
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan orasi kebangsaan kampanye akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno saat kampanye akbar di Jakarta, Minggu (7/4/2019). tirto.id/Andrey Gromicko

tirto.id - Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto kembali mengumbar janji akan menurunkan tarif listrik dalam 100 hari pertama kepemimpinannya. Ia pun mengklaim rencana ini telah dibahas dan menurut tim pemenangannya memang dapat direalisasikan.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan, ucapan Prabowo itu berpotensi berkontradiksi dengan janjinya yang lain seperti menurunkan tarif pajak.

Faisal berpendapat, penurunan tarif listrik saat ini lebih mungkin dilakukan dengan membebankan biaya subsidi tambahan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebab keuangan PT PLN belum dapat menanggungnya.

Dengan demikian, dalam 100 hari pertama kepemimpinannya, Prabowo akan menghadapi masalah berupa membengkaknya pengeluaran, tetapi penerimaannya justru turun.

“Saya melihat 02 ingin menambah subsidi. Jadi ada penambahan sisi APBN. Tapi dia juga berjanji menurunkan tarif pajak penghasilan kalau betul-betul dijalankan ini berarti penerimaan turun tapi pengeluaran meningkat,” ucap Faisal saat dihubungi reporter Tirto pada Senin (8/4/2019).

Melihat kondisi itu, Faisal menuturkan bila dipaksakan, maka dalam 100 hari pertama, Prabowo perlu memikirkan betul langkah untuk menutup defisit. Hanya saja, upaya menutup defisit saat penerimaan anjlok, solusi yang tersedia mengarah pada utang.

Padahal, dalam kampanye, Prabowo merupakan orang yang getol mengkritik utang.

Alternatif lain, menurut Faisal, Prabowo juga dapat mengurangi belanja APBN untuk pos-pos lainnya. Baik itu berupa pos pegawai maupun belanja modal seperti infrastruktur. Namun, hal ini pun dinilai memiliki konsekuensi menghambat pembangunan yang sedang berjalan.

“Harus ada trade off-nya. Ini keputusan 02 mau mengorbankan yang mana. Soalnya kita harus liat janji kampanye yang lain,” ucap Faisal.

Pernyataan Prabowo tentang penurunan tarif listrik dalam 100 hari pertama ini diucapkan dalam kampanye akbar di Gelora Bung Karno pada Minggu (7/4/2019) lalu. Di hadapan pendukungnya Prabowo menjelaskan telah berdiskusi dengan Ekonom bernama Rizal Ramli.

"Setelah dia (Rizal Ramli) hitung-hitung, dia katakan enggak pak 100 hari pertama (bisa turun). Saya bilang ke dia, eh bung Rizal jangan ngarang kamu, saya mau bicara di Senayan saya mau bicara di depan ratusan ribu rakyat Indonesia jangan sampai saya bohong. (kata dia) Tidak pak, tidak pak ini hitungan pak bisa kita turunkan," jelas dia menirukan ucapan Rizal Ramli di GBK, Minggu (7/4/2019).

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Politik
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno