Menuju konten utama

Jangan Salahkan Hujan Kalau Terkena Batuk-Pilek

Influenza datang karena hal-hal kecil yang luput kita lakukan.

Jangan Salahkan Hujan Kalau Terkena Batuk-Pilek
Ilustrasi influenza. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - “Melemah dan melemah.. Hujan, hujan jangan marah,” begitu penggalan lirik yang diciptakan oleh Adrian Yunan, Efek Rumah Kaca.

Masyarakat umumnya berpendapat bahwa musim penghujan adalah penyebab batuk pilek. Hujan datang, entah gerimis maupun deras, maka influenza atau infeksi saluran pernafasan atas pun menerpa. Begitu hubungan sebab-akibat yang dibayangkan.

Namun apakah benar pengaruh hujan pada tubuh kita seburuk itu? Bagaimana dengan atlet seperti Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo, yang bermain selama 90 menit di bawah hujan deras, dan keesokan harinya atau beberapa hari kemudian kembali menjalani latihan seperti biasa? Apakah mereka tidak terkena flu semata karena mereka atlet?

Namun, bukan. Hujan memang bukan hal yang mendatangkan virus influenza. Berdasarkan studi epidemiologi yang dilakukan oleh National Institutes of Health’s Fogarty International Center, ada dua tipe influenza yang dipengaruhi musim, yaitu dingin-kering dan lembab-hujan.

Menurut penelitian tersebut kelembaban yang rendah pada musim dingin, membuat daya tahan virus untuk bertahan lebih kuat. Ia juga lebih mudah menular dari satu orang ke lainnya, melalui udara. Kurangnya paparan sinar matahari juga berpengaruh terhadap penurunan daya tahan tubuh.

Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian tersebut dan beberapa penelitian lainnya, daerah tropis seperti Indonesia maupun subtropis, memiliki keragaman pola. Pada beberapa daerah, jumlah penderita influenza meningkat di musim hujan saja, tapi di beberapa daerah, kemunculan influenza konsisten sepanjang tahun.

Berdasarkan data di Puskesmas Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat (2016), kunjungan pasien dengan gejala batuk, pilek atau infeksi saluran pernafasan atas (yang paling umum disebabkan virus influenza) merupakan diagnosis yang terjadi konsisten sepanjang tahun.

Jadi, apa faktor yang berpengaruh pada penularan virus influenza? Ada beberapa cara yang kerap tidak disadari oleh masyarakat umum. Cara menutup hidung ketika bersin dan mulut ketika batuk, bisa menjadi sumber penularan. Ketika bersin atau batuk, penderita influenza kerap menutup dengan telapak tangan—dan setelahnya tidak mencuci tangan—virus Influenza dapat berpindah dari benda-benda yang disentuh seperti railing tangga, keyboard, mouse, atau ketika si penderita salaman dengan orang lain.

Lalu, bagaimana cara menutup hidung ketika bersin dan batuk yang baik? Anda bisa mencontoh pemain bola Paul Pogba. Ia mempopulerkan cara yang sangat baik bagaimana bersin atau batuk sebaiknya ditutup, yakni dengan dabbing: ia menutup mulutnya saat bersin atau batuk dengan bagian dalam siku. Dengan begitu, risiko penularan menjadi lebih rendah, karena sentuhan di daerah tersebut pun relatif jarang.

Baca juga: Paul Pogba Mudik

Infografik Influenza Salah Hujan

Ruang Tertutup Ber-AC

Daerah tropis seperti Jakarta, yang ketika panas suhunya bisa mencapai 32°C, membuat masyarakat lebih sering menghabiskan waktunya di ruang tertutup dengan pendingin ruangan yang aktif sepanjang hari, baik di musim penghujan ataupun kemarau. Orang Jakarta bekerja di dalam kantor, bersosialisasi pun di dalam mal, dst.

Ruangan tertutup dengan pendingin udara tersebut memiliki sirkulasi udara yang tidak baik, sehingga risiko penularan melalui udara, ataupun kontak langsung dengan penderita influenza yang malas mencuci tangan, juga semakin tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health, penggunaan masker wajah dapat menurunkan risiko penularan penyakit infeksi saluran pernafasan.

Jadi, lagi-lagi, bukan hujan yang menimbulkan gejala seperti pilek, batuk, dan panas tinggi. Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan di beberapa negara, untuk negara tertentu, cuaca memang bisa menjadi faktor yang mendukung timbulnya gejala tersebut.

Namun, di daerah tropis yang panas seperti Jakarta, dengan tingkat polusi udara yang tinggi, kebiasaan kitalah yang menjadi faktor penyebabnya. Yakni, menghabiskan waktu di ruangan tertutup dengan sirkulasi udara yang kurang baik dan higienitas yang kurang dijaga. Maka, gejala-gejala influenza pun muncul hampir sepanjang tahun, tak peduli mesim penghujan atau kemarau.

Jadi, sebaiknya kita berhenti menyalahkan hujan. Lebih baik kita menjaga kesehatan dengan lebih rajin mencuci tangan, hal kecil yang relatif mudah terlupakan. Jangan lupa pula menutup mulut dengan tepat ketika batuk ataupun bersin dan menggunakan masker ketika kita sedang sakit.

Hal-hal kecil itulah yang bisa menghindarkan kita dan sekeliling kita dari batuk dan pilek. Jangan menyalahkan hujan, karena, tak seperti isi lirik lagu Efek Rumah Kaca, hujan tak bisa marah.

Baca juga artikel terkait BATUK atau tulisan lainnya dari Reggie Suwandy

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Reggie Suwandy
Penulis: Reggie Suwandy
Editor: Maulida Sri Handayani