Menuju konten utama

Jalur Kereta Cina-Laos Senilai $7 Miliar akan Beroperasi Mulai 2021

Proyek jalur sutra Cina - Laos akan rampung pada 2021.

Jalur Kereta Cina-Laos Senilai $7 Miliar akan Beroperasi Mulai 2021
Kota Vientiane, Laos. FOTO/IStockphoto

tirto.id - Jalur kereta Cina - Laos senilai 7 miliar dolar AS direncanakan beroperasi mulai Desember 2021, menurut Somsana Ratsaphong, CEO Lao Railways, seperti dikutip South China Morning Post.

Jalur sepanjang 414km tersebut akan menghubungkan Kunming, ibu kota Provinsi Yunan, Cina dan ibu kota Laos, Vientiane.

“Kereta api tersebut akan membawa perkembangan baru termasuk industri, Hotel, bisnis turis, dan meningkatkan pendapatan yang lebih besar dari sekedar pembelian tiket,” kata Ratsaphong.

Jalur kereta ini akan memangkas tiga jam waktu perjalanan dari total perjalanan reguler yang mencapai tiga hari. Ini adalah upaya Cina membangun kembali insfrastruktur di jalur sutra kuno yang ingin dibangun kembali oleh Presiden Xi untuk jalur perekonomian.

Jalur kereta Kunming-Vientiane ini juga akan menghubungkan jalur kereta di Bangkok, dan ke selatan, ke semenanjung Malaysia hingga Singapura.

Pemerintah Cina menanggung 70 persen biaya pembangunan dari jalur kereta tersebut sedangkan Laos, yang memperolah pendapatan tertinggi dari hasil pertaniannya, membayar sisa 30 persen dengan meminjam Institusi pendanaan Cina.

Pada 2016, Cina adalah investor luar negeri terbesar bagi Laos, yang telah memiutangi Laos sejak 5,4 miliar dolar AS sejak 1989. Utang jalur kereta tersebut memiliki tenggat waktu 30 tahun tanpa bunga dengan deviden sebesar 2 persen per tahun.

Program piutang Cina ini membuat beberapa negara menjadi waswas terhadap Laos yang bisa saja terjebak utang yang selama ini dilakukan Cina di banyak negara berkembang.

Melansir SCMP, Mahathir Mohamad, Perdana Menteri Malaysia sebelumnya membatalkan kontrak jalur kereta di wilayah pantai Malaysia yang membebani Malaysia 20 miliar dolar AS. Mohamad juga mengkritik peraturan piutang yang diajukan oleh bank Cina.

“Jebakan utang tercipta bukan karena uang dari Cina, [tapi] terutama karena beberapa negara tidak menafsirkan dengan benar [terhadap peraturan pembayaran dan keperluan pelunasan utang],” kata Andrea Giuricin, penasihat Bank Dunia sekaligus profesor honorer China Academy Railway Sciences.

Pembangunan rel kereta menuju Asia Tenggara ini adalah salah satu strategi XI Jinping untuk membangun kembali jalur sutra kuno yang dulu dipakai oleh pedagang Cina untuk berdagang ke seluruh Asia, Eropa, dan Afrika.

Program Xi bertajuk “China’s Belt Road Initiative” atau Yi Dai Yi Lu adalah sebuah jalur sutra abad ke-21 yang merupakan upaya Cina untuk menghubungkan perdagangan dari Asia Tenggara ke Eropa Timur dan Afrika.

Jalur ini mencakup 71 negara yang berkontribusi dalam separuh populasi dunia dan menyumbang seperempat Produk Domestik Bruto (PDB) global.

Melansir The Guardian, proyek ini akan menghabiskan dana sekitar 1 triliun dolar AS, dan Cina menyumbang sebanyak 210 miliar dolar AS, jumlah terbanyak di Asia.

Baca juga artikel terkait JALUR KERETA CINA - LAOS atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Bisnis
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yantina Debora